Widi Bertekad Kibarkan Merah Putih
Saya berharap di pertandingan nanti bisa lebih baik dari sebelumnya agar memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Semoga bendera Merah Putih dapat saya kibarkan.
JAKARTA, NusaBali
Atlet para angkat berat asal Ni Nengah Widiasih (Widi) bertekad mengibarkan bendera Merah Putih di Paralimpiade Tokyo 2020. Untuk itu, Widi pun menargetkan prestasinya meningkat dibanding Paralimpade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Saat itu, Widi meraih medali perunggu di kelas 41 kg.
"Saya berharap di pertandingan nanti bisa lebih baik dari sebelumnya agar memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Semoga bendera Merah Putih dapat saya kibarkan,” kata Widi, Jumat (20/8).
Widi akan bertanding di Tokyo International Forum pada 26 Agustus. Anak kedua dari empat bersaudara itu sudah mendarat di Tokyo, Kamis (19/8), pukul 16.30 waktu setempat. Widi bertolak ke Tokyo bersama dua ofisial dengan pesawat ANA dengan nomor penerbangan NH836. Meski melewati perjalanan jauh nan melelahkan, Widi bersyukur perjalanannya lancar sehingga sampai di Tokyo dengan selamat.
“Sekarang sudah di Tokyo. Prosedurnya ketat banget. Tiba di bandara, banyak form yang harus kami isi. Banyaknya proses di bandara memakan waktu cukup lama. Kami baru bisa keluar bandara pukul 20.30, setelah tiba pukul 16.30 waktu setempat,” kata anak dari pasangan Ni Luh Bingin dan I Gede Gambar ini.
Sehari setelah tiba di Tokyo, Widi belum ada kegiatan, karena latihan baru dilaksanakan pada Sabtu (21/8). Waktu lowong sehari dimanfaatkan Widi beristirahat dan mengembalikan kebugaran tubuh usai melewati pernerbangan jauh. Selain itu, dia juga menyempatkan keliling perkampungan atlet.
"Tadi saya sudah keluar ke dining hall, sarapan. Saya juga sempat berkeliling perkampungan atlet menggunakan mobil yang disediakan panitia. Setelah itu, balik ke kamar lagi untuk istirahat karena tidak berani keluar terlalu lama di masa pandemi ini," kata Widi.
Widi berharap pada kesempatan keduanya dalam Paralimpiade dapay memberikan hasil lebih baik dari prestasi pada Paralimpiade Rio de Janeiro 2016. Saat itu, Widi jadi wakil Indonesia satu-satunya yang menyumbang medali setelah meraih perunggu dari nomor 41kg putri. Saat itu, Widi membuat angkatan 95kg. Sedangkan emas diraih wakil Turki Nazmiye Muratlı dengan 104kg dan perak diraih Zhe Chui asal China dengan 102kg.
Sementara itu, cabang olahraga para-atletik dan tim Chef de Mission (CdM) menuju Paralimpiade Tokyo menggunakan pesawat bernomor penerbangan NH 872, Jumat (20/8) pagi Wita. Rombongan besar itu mendarat di Bandar Udara Haneda International pukul 16.25 waktu setempat.
Total kontingen Indonesia yang sudah berangkat berjumlah 17 orang, termasuk enam atlet dan tiga pelatih. Sedangkan satu atlet para-atletik Setiyo Budi Hartanto baru berangkat ke Tokyo pada 23 Agustus 2021 dan akan berlomba mulai 27 Agustus-4 Septermber. *k22
"Saya berharap di pertandingan nanti bisa lebih baik dari sebelumnya agar memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Semoga bendera Merah Putih dapat saya kibarkan,” kata Widi, Jumat (20/8).
Widi akan bertanding di Tokyo International Forum pada 26 Agustus. Anak kedua dari empat bersaudara itu sudah mendarat di Tokyo, Kamis (19/8), pukul 16.30 waktu setempat. Widi bertolak ke Tokyo bersama dua ofisial dengan pesawat ANA dengan nomor penerbangan NH836. Meski melewati perjalanan jauh nan melelahkan, Widi bersyukur perjalanannya lancar sehingga sampai di Tokyo dengan selamat.
“Sekarang sudah di Tokyo. Prosedurnya ketat banget. Tiba di bandara, banyak form yang harus kami isi. Banyaknya proses di bandara memakan waktu cukup lama. Kami baru bisa keluar bandara pukul 20.30, setelah tiba pukul 16.30 waktu setempat,” kata anak dari pasangan Ni Luh Bingin dan I Gede Gambar ini.
Sehari setelah tiba di Tokyo, Widi belum ada kegiatan, karena latihan baru dilaksanakan pada Sabtu (21/8). Waktu lowong sehari dimanfaatkan Widi beristirahat dan mengembalikan kebugaran tubuh usai melewati pernerbangan jauh. Selain itu, dia juga menyempatkan keliling perkampungan atlet.
"Tadi saya sudah keluar ke dining hall, sarapan. Saya juga sempat berkeliling perkampungan atlet menggunakan mobil yang disediakan panitia. Setelah itu, balik ke kamar lagi untuk istirahat karena tidak berani keluar terlalu lama di masa pandemi ini," kata Widi.
Widi berharap pada kesempatan keduanya dalam Paralimpiade dapay memberikan hasil lebih baik dari prestasi pada Paralimpiade Rio de Janeiro 2016. Saat itu, Widi jadi wakil Indonesia satu-satunya yang menyumbang medali setelah meraih perunggu dari nomor 41kg putri. Saat itu, Widi membuat angkatan 95kg. Sedangkan emas diraih wakil Turki Nazmiye Muratlı dengan 104kg dan perak diraih Zhe Chui asal China dengan 102kg.
Sementara itu, cabang olahraga para-atletik dan tim Chef de Mission (CdM) menuju Paralimpiade Tokyo menggunakan pesawat bernomor penerbangan NH 872, Jumat (20/8) pagi Wita. Rombongan besar itu mendarat di Bandar Udara Haneda International pukul 16.25 waktu setempat.
Total kontingen Indonesia yang sudah berangkat berjumlah 17 orang, termasuk enam atlet dan tiga pelatih. Sedangkan satu atlet para-atletik Setiyo Budi Hartanto baru berangkat ke Tokyo pada 23 Agustus 2021 dan akan berlomba mulai 27 Agustus-4 Septermber. *k22
Komentar