Positif Corona di Bali Tembus 100.708 Kasus
86,70 % Sembuh, 2,99 % Meninggal, 10,31 % Lagi Masih dalam Perawatan
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Bali tembus total kumulatif 100.708 kasus, di mana 87.315 orang di antaranya berhasil sembuh dan 3.006 orang meninggal dunia.
Ini setelah per 20 Agustus 2021 kembali muncul 1.039 kasus baru, bersamaan dengan 1.244 pasien sembuh dan 73 pasien meninggal. Satu catatan, 73 pasien meninggal kemarin merupakan rekor harian tertinggi selama hampir 1,5 tahun pandemi sejak Maret 2020 lalu.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 1.039 kasus baru per Jumat (20/8), 4 orang di antaranya merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 186 orang pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN), dan sisanya 849 orang meru-pakan transmisi lokal. Seluruh 4 PPLN tersebut semuanya berada di Kabupaten Badung. Sedangkan dari 186 orang PPLN, 93 orang di an-taranya berada di Kota Denpasar.
Tambahan kasus Covid-19 per Jumat kemarin terbanyak muncul di Den-pasar mencapai 298 kasus baru, disusul Badung (dengan 188 kasus baru), Tabanan (126 kasus baru), Gianyar (125 kasus baru), Buleleng (83 kasus baru), Jembrana (73 kasus baru), Karangasem (58 kasus baru), Bangli (42 kasus baru), dan Klungkung (41 kasus baru), selain juga tambahan 5 kasus baru dari luar darerah Bali.
Dengan tambahan 1.039 kasus baru kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi Maret 2020 hingga kini mencapai 100.708 orang. Ini untuk kali pertama pandemi di Bali tembus angka 100.000 ke atas. Dari jumlah itu, 741 orang atau 0,73 persen di antaranya merupakan PPLN, 12.168 orang atau 12,08 persen PPDN, dan 87.809 orang atau 87,19 persen merupakan transmisi lokal.
Jumlah kasus terbanyak masih berada di Denpasar mencapai 34.014 kasus, disusul Badung (18.181 kasus), Tabanan (10.075 kasus), Gianyar (9.823 kasus), Buleleng (9.532 kasus), Jembrana (5.275 kasus), Bangli (4.278 kasus), Karangasem (3.549 asus), dan Klungkung paling steril (3.483 kasus). Selain itu, juga ada 2.193 kasus dari luar daerah Bali dan 305 kasus dari WNA.
Hingga Jumat kemarin, jumlah kasus aktif (pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit dan tempat karantina serta isolasi mandiri) di Bali mencapai 10.387 orang atau 10,31 persen dari total 100.708 kasus positif. Ini turun drastis sekitar 278 orang atau 0,39 persen dibanding sehari sebelumnya.
Kasus aktif terbanyak saat ini masih berada di Denpasar mencapai 3.384 orang, disusul Badung (1.806 orang), Tabanan (1.280 orang), Gianyar (982 orang), Buleleng (758 orang), Karangasem (620 orang), Bangli (569 orang), Jembrana (478 orang), dan Klungkung (431 orang). Selain itu, ada 79 pasien dari luar daerah Bali yang masih dalam perawatan.
Yang menggembirakan, pada hari yang sama Jumat kemarin, di Bali terdapat 1.244 pasien Covid-19 yang berhasil sembuh. Dari 1.244 pasien sembuh itu, terbanyak berada di Denpasar mencapai 574 orang, disusul Badung (220 pasien sembuh), Buleleng (143 pasien sembuh), Tabanan (85 pasien sembuh), Gianyar (73 pasien sembuh), Jembrana (48 pasien sembuh), Karangasem (48 pasien sembuh), Bangli (36 pasien sembuh), dan Klungkung (14 pasien sembuh).
Walhasil, jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 87.315 orang. Tingkat kesembuhan Covid-19 di Bali pun terus merangkak jadi 86,70 persen dari total 100.708 kasus positif atau naik sekitar 0,34 persen dibanding sehari sebelumnya. Hanya saja, ini masih jauh dari rekor angka sembuhan tertinggi sepanjang pandemi yang mencapai hampir 96,00 persen.
Sayangnya, angka kematian pasien Covid-19 di Bali justru melonjak tajam. Jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia hingga saat ini tembus 3.006 orang atau 2,99 persen dari total 98.637 kasus positif atau naik 0,05 persen dibanding sehari sebelumnya. Ini se-telah per Kamis kemarin kembali terdapat 73 pasien meninggal dunia. Inilah rekor harian tertinggi jumlah pasien meninggal di Bali selama hampir 1,5 tahun pandemi Covid-19. Rekor tertinggi sebelumnya adalah 66 pasien meninggal per 18 Agustus 2021, disusul 62 pasien meninggal per 19 Agustus 2021.
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 73 pasien meninggal per 20 Agustus 2021 kemarin, terbanyak berada di Denpasar mencapai 33 orang---naik sekitar 8 orang dibanding sehari sebelumnya. Disusul kemudian di Gianyar dengan 13 pasien meninggal, di Badung (9 pasien meninggal), di Buleleng (7 pasien meninggal), di Tabanan (4 pasien meninggal), di Bangli (3 pasien meni-nggal), di Jembrana (2 pasien meninggal), dan di Karangasem (2 pasien meninggal).
Perlu dicatat, dari total 3.006 pasien meninggal selama hampir 1,5 tahun pandemi Covid-19, terbanyak berada di Denpasar mencapai 711 orang, disusul di Badung (492 orang), Tabanan (433 orang), Buleleng (417 orang), Karangasem (239 orang), Gianyar (203 orang), Bangli (178 orang), Jembrana (175 orang), dan Klungkung 122 orang), selain juga dari luar daerah Bali (30 orang), dan WNA (6 orang).
Sementara itu, Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan 90 persen dari pasien Covid-19 yang meninggal belum divaksin. Menurut Suarjaya, ada beberapa faktor penyebab pasien meninggal. Pertama, karena penyakit penyerta (komorbid) yang diderita pasien. Kedua, karena rata-rata berusia lanjut. Ketiga, yang meninggal rata-rata belum divaksin.
"Hasil pengecekan kita, yang menjadi pemicu tingginya kasus pasien meninggal dunia, 90 persen belum divaksin. Sisanya, ya karena penyakit bawaan dan ada juga usianya sudah lanjut," ujar Suarjaya saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Jumat kemarin.
Suarjaya selalu mengingatkan masyarakat Bali supaya vaksinasi. Sebab, dengan vaksinasi, risiko kematian bisa dihindari. “Karena orang yang divaksin, ketika terpapar Covid-19, tidak sampai bergejala berat,” tandas birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Namun demikian, kata Suarjaya, masyarakat juga tentunya harus tetap disiplin menjaga protokol kesehatan (Prokes). Masalahnya, orang yang sudah divaksin tidaklah kebal virus. "Vaksinasi bukan berarti kebal virus, namun mengurangi risiko gejala berat. Maka, Prokes paling penting untuk menghindari terpapar Covid-19," kata Suarjaya.
Menurut Suarjaya, Pemprov Bali terus menggenjot program vaksinasi untuk mempercepat terwujudnya kekebalan komunal. "Untuk vaksinasi, kita memiliki cadangan vaksin yang banyak. Pusat juga memberikan vaksin dengan lancar. Kita optimis target vaksinasi untik kedua bisa tuntas Desember 2021 mendatang," terang alumni Fakultas Kedokteran Unud angkatan 1980 ini. *nat,nar
1
Komentar