Harga Pasang Instalasi Internet Mencekik Leher
Naik dari Rp 150.000 Jadi Rp 550.000
JAKARTA, NusaBali
Masyarakat Bali keluhkan tarif pemasangan internet (WiFi) oleh Indonesia Digital Home (Indihome), yang merupakan salah satu produk layanan PT Telkom Indonesia.
Kenaikan tarif di tengah pandemi Covid-19 ini dirasa mencekik leher, karena harganya melambung dari semula hanya Rp 150.000 menjadi Rp 550.000. Salah satu krama Bali mengadukan tingginya tarif pasang baru Indihome ini melalui percakapan WhatsApp (WA) kepada anggota Komisi VI DPR RI (yang membidangi BUMN, I Nyoman Parta, Minggu (22/8). Dalam percakapan dengan Nyoman Parta, ter-ungkap krama asal Gianyar tersebut keberatan harga pemasangan instalasi baru WiFi yang awalnya Rp 150.000 naik hampir 4 kali lipat menjadi Rp 550.000. Padahal, pemerintah sejak awal menyampaikan tidak boleh ada kebijakan yang memberatkan masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Atas pengaduan ini, Nyoman Parta mengaku prihatin dengan kebijakan BUMN urusan telekomunikasi, yang menaikkan sedemikian besar pemasangan instalasi WiFi tersebut. "Akses internet mestinya bisa dijangkau semua kalangan masyarakat, bukan hanya yang berkantong tebal saja. Ini saya kira menyalahi cita-cita kita soal kemerdekaan akses digital yang digaungkan pemerintah," ungkap Nyoman Parta kepada NusaBali.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini sangat menyesalkan naiknya harga pemasangan instalasi WiFi yang dilakukan Telkom di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, kenaikannya sampai nyaris 4 kali lipat.
"Rakyat lagi susah. Bagaimana dengan orangtua yang anaknya perlu akses internet untuk belajar (karena tak ada lagi sistem pembelajaran tatap muka, Red), tapi kemampuan ekonominya terbatas? Mestinya PT Telkom selaku BUMN yang dibiayai uang rakyat, turut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya dengan meringankan biaya internet," kritik politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Parta pun berjanji akan mempertanyakan persoalan melambungnya tarif pemasangan internet tersebut kepada pihak terkait, khususnta PT Telkom. Masalahnya, rakyat kini dalam keadaan susah, kok masih dibebani naiknya biaya pemasangan internet.
“Saya kira ini perlu dijelaskan, agar siswa yang orangtuanya dalam keadaan ekonomi terbatas, tetap bisa belajar dan meraih cita-citanya tanpa harus dipusingkan oleh beban semacam itu," tandas Parta.
Parta juga mengingatkan PT Telkom agar dalam menjalankan bisnisnya, harus tetap memperhatikan asas keadilan bagi semua. "Harusnya PT Telkom memberikan discount agar proses belajar menjadi lancar. Jangan sebaliknya, semena-mena menaikkan harga sambungan dari semula hanya Rp 150.000 menjadi Rp 550.000. Lebih-lebih, Bali sekarang sedang sangat terpuruk. Saya meminta agar Telkom meninjau lagi kebijakan ini," pinta mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali 2014-2019 ini.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali (yang membidangi telekomunikasi), I Nyoman Adnyana, mengatakan kalau memang benar tarif pasang baru sambungan internet naik sedemikian besar di masa pandemi Covid-19, hal ini sangat disayangkan. "Harus ditinjau ulang, ini kondisi pandemi Covid-19," tegas Adnyana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.
Menurut Adnyana, pihaknya berharap pemerintah daerah bisa membantu mencarikan solusi, supaya tarif pasang baru sambungan internet ada keringanan. "Bila perlu, tarif jasa pasang instalasi WiFi digratiskan. Kondisi pandemi Covid-19 sudah sangat membebani masyarakat, terutama orangtua siswa yang anak-anaknya sekolah secara daring," papar politisi senior PDIP asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.
Sayangnya, pihak PT Telkom hingga tadi malam belum berhasil dikonfirmasi terkait kebijakan menaikkan tarif pasang baru instalasi internet ini. *nat
Komentar