Terkait PTM, Disdikpora Bali Tunggu PPKM Dicabut
Denpasar Ujicoba PTM Mulai Oktober, Tiap Kecamatan Diwakili Satu Sekolah
DENPASAR, NusaBali
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali belum pastikan kapan sistem pembelajaran tatap muka (PTM) bagi siswa sekolah akan diberlakukan.
Kebijakan terkait PTM ini masih tunggu keputusan pemerintah pusat mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 Covid-19. Sementara, Disdikpora Kota Denpasar berencana lakukan ujicoba PTM siswa SMP mulai Oktober 2021 mendatang.
Kepala Disdikpora Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan vaksinasi untuk siswa SMA/SMK yang berada di bawah pengelolaan Pemprov Bali saat ini sudah tuntas 100 persen. Hanya tinggal menuntaskan vaksinasi untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), yang masuk dalam kategori penyandang disabilitas. Sedangkan untuk vaksinasi siswa SMP, yang berada di bawah pengelolaan Pemkab/Pem-kot se-Baoi, saat ini juga sudah menuntaskan vaksinasi Covid-19.
"Meski vaksinasi sudah tuntas, kita di provinsi belum putuskan untuk segera melaksanakan PTM bagi siswa SMA/SMK dan SLB. Masalahnya, PPKM Level 4 hingga saat ini belum dicabut. Kami harus melaksanakan PTM dengan berbagai prinsip kehati-hatian. Sebab, ini menyangkut kesehatan dan keselamatan anak-anak," ujar Ngurah Boy saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Senin (23/8).
Ngurah Boy menegaskan, selain pertimbangan masih situasi PPKM, pihaknya juga akan menunggu perkembangan keputusan pemerintah pusat, dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) para menteri terkait, untuk melaksanakan PTM. "Bisa saja ada SKB Menteri, karena ini menyangkut pendidikan dan kesehatan. SKB ini juga kami tunggu," terang Ngurah Boy.
Menurut Ngurah Boy, dari sisi kesiapan PTM, sebenarnya Bali sudah sangat siap. Mulai dari kesiapan protokol kesehatan, vaksinasi untuk tenaga pendidik, hingga vaksinasi tenaga sekolah yang sudah tuntas. Total ada 18.200 tenaga sekolah, mulai guru, pegawai tata usaha, sampai penjaga sekolah yang sudah divaksin.
"Cuma, masalahnya ya itu tadi, PPKM belum dicabut. Jangankan PTM di sektor pendidikan, upacara adat saja kan masih dibatasi dalam aturan PPKM, karena dikhawatirkan bisa terjadi klaster baru penularan Covid-19," tegas birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng yang mantan Sekretaris Inspektorat Provinsi Bali ini.
Sampai saat ini, kata Ngurah Boy, belum ada sekolah di kabupaten/kota khususnya untuk SMP yang mengajukan untuk PTM. "Pemikiran mereka di kabupaten/kota pasti sama, menunggu PPKM dicabut pemerintah pusat. Dasar aturannya kan memang itu, nggak berani melanggar kita," katanya.
Kalau nanti PPKM sudah dicabut, menurut Ngurah Boy, bisa saja dibuka total PTM atau dilakukan ujicoba dulu. Tergantung juga dengan situasi dan kondisi pandemi Covid-19 di kabupaten/kota. Kalau di wilayah tersebut tingkat penyebaran Covid-19 masih tinggi, tentu PTM tidak dibuka.
“Sebaliknya, kalau sudah aman tingkat penularan virusnya di wilayah tertentu, PTM bisa dibuka dengan tetap disiplin penerapan protokol keseharan. Pokoknya, tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan, tentu berbeda penerapannya dengan Jembrana, Buleleng, Bangli, Karangasem, dan Klungkung," papar Ngurah Boy. Ditambahkannya, untuk keputusan PTM juga akan tetap di bawah koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali dan Gubernur Bali.
Dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan dari sisi kesehatan, kalau situasi kondisi belum benar-benar pulih dari Covid-19, maka aktivitas masyarakat masih dibatasi, termasuk PTM di sektor pendidikan. Saat ini, kata Suarjaya, tingkat positivity rate Covid-19 (perbandingan yang positif dengan testing yang dilakukan, Red) di Bali masih tinggi. Pada angka positivity rate Covid-19 di bawah 5 persen saja, belum berani membuka aktivitas masyarakat.
"Sebelumnya, Bali sempat 7 persen positivity rate-nya, dengan kasus positif sekitar 20 orang per hari. Untuk ukuran kategori aman kan di bawah 2 persen. Itu pun, tidak berani membuka aktivitas masyarakat secara bebas. Jadi, sangat hati-hati kita," terang Suarjaya.
Suarjaya mengatakan, capaian vaksinasi Covid-19 di Bali untuk suntikan tahap I saat ini sudah melebihi 100 persen. Sedangkan vaksinisasi tahap II sudah mendekati 64 persen. Namun, bukan hanya capaian vaksinasi saja yang dijadikan rujukan untuk membuka aktivitas masyarakat.
"Tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, itu paling penting. Makanya, pemerintah sering cerewet kepada masyarakat supaya mereka taat Prokes," tandas birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Sementara itu, Disdikpora Kota Denpasar berencana melakukan ujicoba PTM PTM bagi siswa SMP, Oktober-Desember 2021 mendatang. Dalam ujicoba tersebut, akan diambil sekolah perwakilan dari masing-masing kecamatan.
Kabid Pendidikan SMP Disdikpora Denpasar, AA Gede Wiratama, mengatakan optimistis bisa segera melakukan ujicoba PTM. "Kalau dsari sisi persiapan, sebagian besar sekolah di Denpasar sudah siap. Tetapi, kendalanya sekarang Denpasar masih kena PPKM Level 4. Jadi, kami hanya bisa menunggu," jelas Gung Wiratama di Denpasar, Senin kemarin.
Gung Wiratama mengatakan, wacana yang dilontarkan Presiden Jokowi adalah PTM bisa digelar setelah vaksinasi tahap II tuntas 100 persen. Mengacu arahan Presiden Jokowi, kata dia, kemungkinan Denpasar sudah bisa menggelar ujicoba PTM Oktober atau November 2021 depan.
Menurut Gung Wiratama, dari segi Prokes sampai kesiapan pelaksanaan, semua sekolah di Denpasar sudah siap, baik SMP Negeri maupun SMP swasta. Namun, dalam ujicoba PTM ini tidak akan melibatkan banyak sekolah. Yang dilibatkan nantinya hanya 4 sekolah yang akan mewakili masing-masing kecamatan di Denpasar.
Hal itu dilakukan untuk melihat perkembangan tahapan PTM. Jika dalam perkembangannya penerapan PTM tidak ada kendala, maka akan dilanjutkan kembali untuk penerapan di semua sekolah. "Paling awal hanya 4 sekolah dulu dilibatkan dalam ujicoba PTM, takutnya nanti terjadi klaster baru penyebaran Covid-19,” katanya.
Hingga Senin kemarin, anak-anak usia 12-17 tahun di Denpasar yang sudah vaksinasi tahap I seebanyak 72.829 orang atau 106,8 persen dari target. Sedangkan untuk vaksinasi tahap II (dosis kedua), sudah mencapai 51.789 orang atau 76,0 persen dari target. *nat,mis
1
Komentar