Batalyon Pesat Gatra Bagi Sembako di TPA Suwung
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor. Termasuk berpengaruh terhadap penghasilan pemulung yang hanya berharap dari hasil jualan barang rongsokan. Akibat pandemi Covid-19 harga barang rongsokan turun.
Sementara kebutuhan hidup sehari-hari tidak berkurang. Hal itulah yang dikeluhkan oleh seorang pemulung TPA Suwung, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan bernama Agus Salim, 42 saat menerima bantuan dari alumni Akpol Angkatan 1993 Pesat Gatra, Senin (23/8) pagi. Dia mengaku pemasukannya selama pandemi Covid-19 melanda menurun drastis. Sebelumnya dia bisa mendapatkan uang sampai Rp 3 juta sebulan. Kini syukur kalau bisa dapat Rp 2 juta sebulan.
"Pandemi Covid-19 ini membuat kami pemulung ini susah. Harga barang rongsokan turun. Mau pulang kampung sama saja. Nanti di kampung tak ada pekerjaan malah tambah susah. Apalagi saat ini mau pulang harus orang yang sudah vaksin. Saya belum vaksin," ungkap pemulung asal Bojonegoro, Jawa Timur ini.
Agus Salim mengaku di tengah situasi sulit seperti saat ini ada bantuan sembako dari berbagai pihak. Dia mengaku selama ini sudah tiga kali mendapatkan bantuan sembako termasuk yang dibagikan oleh alumni Akpol Pesat Gatra pagi kemarin.
Menurut Agus Salim meski sembako yang didapatnya tidak menutupi kebutuhan pokoknya sebulan namun tetap membantunya. Sembako bantuan ini untuk sangat membantu kebutuhan pokonya seorang diri. Uang hasil mulung bisa disisihkan lebih untuk keluarga di kampung.
"Penghasilan bersih saya kalau irit bisa sampai Rp 2 juta sebulan. Saya hidup sendiri sebulan saja tak cukup dengan uang Rp 500.000. Belum untuk keluarga di kampung. Saya bersyukur ada yang baik hati untuk dapat sembako," tutur Agus Salim.
Selain bantuan dalam bentuk sembako ungkap Agus Salim ada juga bantuan dalam bentuk uang. Bantuan uang itu dari pengusaha yang baik hati. "Pernah sekali kami pemulung di sini dikasih bantuan uang. Saya tidak tahu siapa pengusaha yang baik hati itu. Sayangnya saat pembagian tidak diatur sehingga terjadi rebutan uang," ungkap Agus Salim.
Pembagian sembako untuk pemulung di TPA Suwung kemarin pagi dipimpin langsung oleh Direktur Polairud Polda Bali, Kombes Pol Toni Ariadi Efendi yang merupakan salah satu alumni Akpol angkatan 1993. Di sana dibagikan 100 paket sembako. 100 paket sembako tersebut dibagikan kepada Pemulung, pengepul, dan sopir di tempat pembuangan akhir sampah tersebut.
"Ini adalah wujud tali kasih dari Bataliyon Pesat Gatra Alumni Akpol 93. Semoga dapat dimanfaatkan dalam musim pandemi. Hari ini kami membagikan 100 paket sembako. Kami sadar paket sembako ini tidak cukup tetapi setidaknya bisa membantu meringankan beban saudara-saudara kita di TPA Suwung ini," tandas Kombes Toni Ariadi.
Selain menyasar masyarakat di TPA Suwung pembagian sembako juga dilakukan di enam dusun di Desa Lembongan, Klungkung. Di enam dusun itu ada 100 orang yang diberikan paket sembako. "Khusus di Bali ada 2.000 paket sembako. Ribuan paket sembako ini tersebar di seluruh Bali. Sebelumnya kita bagikan di Kampung Bugis, Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan. Semoga bermanfaat bagi penerima," tandas Kombes Effendi. *pol
1
Komentar