Layanan Sampah ke TPA Mandung Ditutup
Penutupan dilakukan karena satu unit alat berat alami korsleting listrik. Sampah terpaksa ditempatkan di truk kemudian disemprot eco enzyme untuk mengurangi bau dan lalat.
TABANAN, NusaBali
Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung di Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, memprihatinkan. Sejak Jumat (20/8) lalu, alat berat yang dioperasionalkan untuk menarik sampah, mengalami korsleting listrik. Imbasnya layanan TPA sempat ditutup selama empat hari pada Jumat (20/8) hingga Senin (23/8).
Korsleting listrik alat berat mengakibatkan timbulnya percikan api. Kondisi ini menghambat layanan di TPA Mandung. Sehingga sampah yang dihasilkan terpaksa ditampung dalam truk, kemudian diparkir di halaman kantor Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tabanan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan I Made Subagia membenarkan TPA Mandung sempat tutup layanan sampah terhitung dari Jumat (20/8) sampai Senin (23/8). Penyebabnya karena satu alat berat mengalami korsleting listrik. “Alat beratnya rusak sejak Jumat sehingga tidak bisa dioperasionalkan,” ujar Subagia, Selasa (24/8).
Dampak dari rusaknya satu alat berat ini membuat Dinas LH menghentikan sementara layanan sampah ke TPA Mandung. Sampah yang diambil tiap hari, hanya diangkut ke dalam truk, kemudian truk diparkir di halaman kantor Dinas LH atau depan Taman Makam Pahlawan Pancaka Tirta. “Kita lakukan skema itu agar sampah tak menumpuk banyak di TPA meskipun kondisi TPA memang sudah overloaded,” tegas Subagia.
Menurutnya selama sampah diparkir di halaman kantor Dinas LH, sampah disemprot menggunakan eco enzyme guna menghilangkan bau sekaligus menghambat datangnya lalat hijau.
Namun pada Selasa kemarin layanan TPA Mandung sudah dibuka kembali. Sebab alat berat yang mengalami korsleting listrik telah diperbaiki. Alat berat mengalami korsleting listrik tersebut karena kondisinya sudah tua.
Meskipun layanan telah dibuka, namun pengiriman sampah tetap diperlambat agar tidak sampah sampai membeludak di TPA. Di samping itu untuk mengantisipasi alat berat yang bekerja tidak kembali rusak karena barus selesai perbaikan. “Sekarang kondisi sampah sudah bersih, yang parkir di truk sudah diangkut ke TPA,” ucap Subagia.
Lantaran kondisi TPA Mandung sudah overloaded, solusinya adalah masyarakat harus sadar, teredukasi, dan tergerak untuk melakukan pengolahan sampah berbasis sumber. Gerakan ini sangat bisa dilakukan karena caranya sangat sederhana, sebab sudah disampaikan secara berulang-ulang kepada masyarakat.
“Sekarang hanya persiapan mental saja, mau tidak masyarakat bijak mengolah. Jadi masyarakat harus tersentak, tidak bisa seperti dulu, buang sampah sembarangan. Jadi harus sama-sama ini bergerak,” pinta Subagia. *des
Korsleting listrik alat berat mengakibatkan timbulnya percikan api. Kondisi ini menghambat layanan di TPA Mandung. Sehingga sampah yang dihasilkan terpaksa ditampung dalam truk, kemudian diparkir di halaman kantor Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tabanan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan I Made Subagia membenarkan TPA Mandung sempat tutup layanan sampah terhitung dari Jumat (20/8) sampai Senin (23/8). Penyebabnya karena satu alat berat mengalami korsleting listrik. “Alat beratnya rusak sejak Jumat sehingga tidak bisa dioperasionalkan,” ujar Subagia, Selasa (24/8).
Dampak dari rusaknya satu alat berat ini membuat Dinas LH menghentikan sementara layanan sampah ke TPA Mandung. Sampah yang diambil tiap hari, hanya diangkut ke dalam truk, kemudian truk diparkir di halaman kantor Dinas LH atau depan Taman Makam Pahlawan Pancaka Tirta. “Kita lakukan skema itu agar sampah tak menumpuk banyak di TPA meskipun kondisi TPA memang sudah overloaded,” tegas Subagia.
Menurutnya selama sampah diparkir di halaman kantor Dinas LH, sampah disemprot menggunakan eco enzyme guna menghilangkan bau sekaligus menghambat datangnya lalat hijau.
Namun pada Selasa kemarin layanan TPA Mandung sudah dibuka kembali. Sebab alat berat yang mengalami korsleting listrik telah diperbaiki. Alat berat mengalami korsleting listrik tersebut karena kondisinya sudah tua.
Meskipun layanan telah dibuka, namun pengiriman sampah tetap diperlambat agar tidak sampah sampai membeludak di TPA. Di samping itu untuk mengantisipasi alat berat yang bekerja tidak kembali rusak karena barus selesai perbaikan. “Sekarang kondisi sampah sudah bersih, yang parkir di truk sudah diangkut ke TPA,” ucap Subagia.
Lantaran kondisi TPA Mandung sudah overloaded, solusinya adalah masyarakat harus sadar, teredukasi, dan tergerak untuk melakukan pengolahan sampah berbasis sumber. Gerakan ini sangat bisa dilakukan karena caranya sangat sederhana, sebab sudah disampaikan secara berulang-ulang kepada masyarakat.
“Sekarang hanya persiapan mental saja, mau tidak masyarakat bijak mengolah. Jadi masyarakat harus tersentak, tidak bisa seperti dulu, buang sampah sembarangan. Jadi harus sama-sama ini bergerak,” pinta Subagia. *des
Komentar