Air Terjun Tibumana Bangli, Air Terjun yang Dulu Hanya Terdengar Gemericiknya
BANGLI, NusaBali.com – Berawal dari belusukan sejumlah pemuda pada tahun 2016, keindahan Air Terjun Tibumana yang berlokasi di Kabupaten Bangli ini viral.
Air terjun ini pun langsung menjadi destinasi menarik di Bangli. Apalagi lokasinya di Banjar Bangun Lemah Kawan, Desa Apuan, Kecamatan Susut, berada di area persawahan, sehingga menjadikan Air Terjun Tibumana memiliki atmosfer alami dengan udara sejuknya.
“Awalnya ada sekelompok pemuda desa yang mengambil foto Air Terjun Tibumana, lalu diunggah melalui media sosial. Setelah itu, mulai ada kunjungan dari masyarakat lokal,” kisah Bendesa Adat Bangun Lemah Kawan, I Ketut Sinah, Selasa (24/8/20221).
Sebelum-sebelumnya untuk menjangkau Air Terjun Tibumana memang tidak terlalu mudah. Sehingga warga desa bergotong royong membuat akses masuk air terjun, seperti tangga dan jembatan yang berbahan kayu. “Kunjungan saat itu sedang ramai-ramainya, sehingga warga untuk sementara membuat akses masuk Air Terjun Tibumana menggunakan kayu,” tutur Ketut Sinah.
Keberadaan Air Terjun Tibumana sendiri sejatinya tidak disadari oleh para pendahulu Desa Adat Bangun Lemah Kawan. Sehingga warga desa memberi nama Air Terjun Tibu Tan Hana. ‘Tibu’ berarti sebuah kubangan air yang besar, sedangkan ‘Tan Hana’ berarti tidak terlihat. “Karena dulu kawasan air terjun ditutupi oleh pepohonan, dan warga desa hanya mendengarkan suara air terjun saja tanpa dapat melihatnya secara langsung,” cerita Ketut Sinah.
I Ketut Sinah kemudian menyatakan bahwa Air Terjun Tibumana merupakan lokasi yang tenget (angker), dan warga sangat menghormati kawasan tersebut, dan menjaga sikap serta ucapan jika sedang berada di kawasan air terjun.
Dirinya pun menyatakan beberapa pantangan dalam berkunjung ke Air Terjun Tibumana, salah satunya seperti perempuan yang ‘cuntaka’, dan pantang berkata kasar.
“Seingat saya dulu ada sekelompok grup yang memohon izin pada saya untuk syuting film di sekitar air terjun. Saya sudah izinkan, dan grup tersebut juga sudah melakukan upacara permohonan izin sesuai arahan saya. Dan mungkin pada saat syuting berlangsung, ada kata-kata dan perilaku yang tidak sesuai, yang menyebabkan tiga orang dalam grup tersebut kesurupan,” ujar Ketut Sinah.
Atas keberadaan wisata Air Terjun Tibumana, I Ketut Sinah menambahkan, bahwa warga Desa Adat Bangun Lemah Kawan telah merasakan manfaat dari objek wisata tersebut. “Manfaatnya sangat terasa, seperti warga desa tidak perlu membayar ‘peturunan’ untuk upacara di Desa,” ungkapnya.
Air Terjun Tibumana pun memiliki fasilitas seperti tempat parkir kendaraan, 4 kamar mandi, 1 ruang ganti dan 12 locker bagi para pengunjung. “Kami di sini memang sengaja membiarkan Air Terjun Tibumana bersifat alami, tanpa sentuhan buatan. Maka dari itu tiket masuk hanya berupa donasi pada awalnya, namun kini kami kenakan per motor Rp 5.000, dan kendaraan mobil Rp 10.000 saja,” ujarnya.
Adapun antusias kunjungan wisatawan domestik maupun asing sebelum pandemi melanda, bisa dikatakan baik. Karena dalam satu hari, sekitar 100 orang yang berkunjung. Sedangkan pada saat akhir pekan, jumlah kunjungan bisa mencapai 200 orang per harinya.
Air Terjun Tibumana sempat terbengkalai saat awal pandemi Covid-19, sehingga selama enam bulan tidak terawat. “Maret hingga September 2020 terbengkalai. Setelah itu, kami warga desa kembali secara berkala merawat, dan membersihkan Air Terjun Tibumana, yang merupakan salah satu aset desa yang kami miliki,” ujar Ketut Sinah.
Bendesa berusia 52 tahun ini menerangkan, pada awal berdirinya Air Terjun Tibumana hanya memiliki 3 orang staf yang standby di objek wisata. “Pada saat itu sifatnya ngayah. Dan kini telah memiliki total 14 orang staf,” terangnya.
Namun kini, selama PPKM sejak Juli 2021, objek wisata ini terpaksa tutup sementara. “Kami warga Desa Adat Bangun Lemah Kawan sejatinya sudah siap untuk melayani masyarakat kembali yang ingin berwisata ke Air Terjun Tibumana. Namun di sisi lain, kami juga ingin mendukung kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19, jadi selama PPKM diterapkan, Air Terjun Tibumana belum dibuka untuk umum,” ungkapnya.
Kemudian I Ketut Sinah pun berharap, agar keadaan kembali normal, dan kunjungan masyarakat baik domestik maupun asing dapat berjalan seperti saat sebelum pandemi melanda. “Kadang saya dan warga kangen mendengar keramaian kendaraan pengunjung yang lalu lalang di sini. Akhir-akhir ini kunjungan memang ada, namun saya arahkan bahwa wisata Air Terjun Tibumana masih tutup,” pungkasnya. *rma
1
Komentar