Ricuh Swab Berakhir Damai, Dandim Cabut Laporan
Berdamai Setelah Kodim Buleleng-Warga Sidetapa Mediasi Secara Estafet
SINGARAJA, NusaBali
Ricuh disertai adu pukul saat kegiatan rapid test antigen massal yang digelar Kodim 1609/Buleleng di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Senin (23/8), akhirnya diselesaikan secara damai.
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, yang sempat kena pukulan dalam kericuhan itu, pun putuskan cabut kembali laporan yang telah dilayangkan ke Polres Buleleng.
Kesepakatan damai ini diambil dalam dua kali pertemuan mediasi Kodim 1609/Buleleng dan warga Desa Sidetapa yang digelar secara estafet, Selasa (24/8). Pertama, mediasi secara tertutup di Mapolres Buleleng, Jalan Pramuka Singaraja, yang digelar selama 1 jam mulai siang pukul 14.30 Wita. Kedua, mediasi secara terbuka di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, sore harinya pukul 16.00 Wita.
Mediasi di Mapolres Buleleng kemarin siang dipimpin langsung Kapolres Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto. Selain Dandim 1609/Buleleng Letkol Windra, hadir pula Kepala Staf Korem (Kasrem) 163/Wirasatya Kolonel Inf Ida Bagus Ketut Surya Widana, Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna, dan Asisten I Setda Kabupaten Buleleng Ida Bagus Suadnyana.
Sedangkan pihak Desa Sidetapa hadir, antara lain, Perbekel Sidetapa Ketut Budiasa, tokoh masyarakat Sidetapa yang kini anggota DPRD Bali dari Hanura Dapil Buleleng I Wayan Arta, dan tanggota DPRD Buleleng asal Desa Sidetapa Gede Arta. Hanya saja, warga yang terlibat kericuhan dan insiden baku pukul saat kegiatan rapid test antigen massa, tidak hadir dalam mediasi di Mapolres Buleleng tersebut.
Setelah mediasi di Mapolres Buleleng, dilanjutkan dengan upaya mediasi terbuka di Desa Sidetap, Selasa sore pukul 16.00 Wita. Mediasi tersebut dihadiri langsung oleh 5 orang warga yang sempat terlibat kericuhan dengan parat TNI saat rapid test antigen massal di di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, Senin pagi.
Dari mediasi secara terbuka yang digelar di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, kemarin sore, persoalan ini dianggap selesai, ditandai dengan adanya kesepakatan damai. Menyusul kesepakatan damai tersebut, Dandim Buleleng Letkol Windra pun akan cabut kembali laporan kepolisian yang sebelumnya telah dilayangkan ke Polres Buleleng.
"Jadi, persoalan ini bagi saya sudah tidak ada masalah. Demi bangsa dan negara, kami siap melakukan yang terbaik," tegas Letkol Windra seuai mediasi pertama di Mapolres Buleleng, Selasa siang.
Sementara, Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto mengatakan mediasi antara Kodim 1609/Buleleng dan warga Desa Sidetapa berlangsung lancar dan berakhir dengan damai. Menurut AKBP Andrian, perdamaian dilakukan dengan dasar saling memaafkan atas insiden ketika kegiatan swab massal di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa sehari sebelumnya. Diharapkan, ke depan persoalan ini tidak berkembang lagi di masyarakat.
"Nanti laporan polisi akan dicabut oleh Pak Dandim, dengan adanya surat pernyataan bermaterai. Terkait poin-poin dalam pernyataan perdamaian, masih kami susun. Intinya, saling meminta maaf dan ke depan tidak terjadi lagi perselisihan. Warga hanya minta, kalau ada kegiatan swab, agar lebih dulu diberitahu jauh-jauh hari dan tidak dengan upaya paksa," jelas AKBP Andrian.
Paparan senada juga disampaikan Kasrem 163/Wirasatya, Kolonel Surya Widana. Menurut Kolonel Surya Wodana, persoalan terkait insiden saat rapid test antigen massal di Desa Sidetapa sudah berakhir dan tidak diperlebar lagi. Pihaknya sengaja datang dalam mediasi kemarin, karena menginginkan situasi yang lebih baik.
"Kami tidak ingin ada pengungkitan masalah yang sudah pernah terjadi. Saya datang ke sini hanya untuk itu. Lembaran hitam itu mari kita tutup. Kita buka lembaran baru," tandas Kolonel Surya Widana.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sidetapa, Wayan Arta, membantah informasi yang beredar bahwa warga di desanya telah melakukan pengeroyokan terhadap Dandim Buleleng, Letkol Windra. Wayan Arta sendiri tidak menampik persoalan ini muncul berawal dari kegiatan swab massal, yang seolah dipaksakan kepada warga yang tidak bersedia.
Menurut Wayan Arta, di tengah kegiatan swab massal di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, datang dua pemuda yang baru pulang dari kebun. Kedua orang tersebut merasa takut dilakukan di-swab, sehingga terjadilah insiden yang berujung baku pukul. Versi Wayan Arta, ada 5 warga yang mengalami luka akibat insiden tersebut, di mana 3 orang di antaranya luka cukup parah.
"Saya harap dari pertemuan mediasi tadi, ada upaya damai dan sesuai harapan bersama. Tidak mungkin masyarakat kecil sampai keroyok Dandim. Ini yang harus saya luruskan, untuk nantinya bisa membersihkan nama desa kami agar tidak jelek," jelas anggota DPRD Buleleng yang sempat maju tarung sebagai Calon Wakil Bupati di Pilkada Buleleng 2012 ini.
Kericuhan dalam rapid test antigen massal yang digelar Kodim 1609/Buleleng di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Senin (22/8) pagi, sebagaimana diberitakan, bermula sekitar pukul 09.45 Wita. Saat itu, datang dua pemuda naik motor berboncengan tanpa mengenakan masker, lalu dihentikan oleh anggota Tim Satgas Nanggala. Namun, kedua pemuda tersebut tidak mau berhenti, justru menabrak salah satu anggota Kodim 1609/Buleleng.
Dua anggota TNI yang melihat kejadian itu langsung mengejar kedua pemuda tak bermasker tersebut, namun tidak berhasil dikejar. Berselang 5 menit kemudian, kedua pemuda tersebut justru balik ke lokasi dan menanyakan dengan nada menantang dan suara kencang. Kedua pemuda tersebut selanjutnya diarahkan untuk di-swab antigen.
Namun, tiba-tiba keluarga dari kedua pemuda tersebut datang ke lokasi bersama 5 orang lainnya. Mereka menarik kedua pemuda ini agar tidak di-rapid test antigen. Dandim 1609/Buleleng, Letkol Windra, lantas menginstruksikan anggotanya untuk menahan kedua pemuda tersebut. Saat itulah tiba-tiba Dandim Letkol Windra dipukuli di kepala belakang sebelah kanan oleh orang tak dikenal.
Melihat Dandim Buleleng dipukuli, anggota TNI berusaha mengamankan pelaku. Karena pelaku melawan, spontan terjadilah baku pukul. Aparat TNI, sebagaimana dalam video, juga memukuli dua pelaku. Malamnya, Dandim Letkol Windra melapor ke Polres Buleleng atas kasus pe-mukulan yang dialaminya. Sebelum Letkol Windra melapor, sempat digelar mediasi di Desa Sidetapa, namun tidak mencapai titik temu. *mz
Komentar