Teruna-Teruni Banjar Pelasa Kuta Berbagi Nasi Jinggo
MANGUPURA, NusaBali.com – Dalam rangka kepedulian terhadap pandemi berkepanjangan, ST Sadharana Dharma, sekaa teruna-teruni berasal dari Banjar Pelasa, Desa Adat Kuta menggelar bakti sosial berupa pembagian nasi jinggo pada Jumat (27/8/2021) pagi.
Pembagian nasi jinggo yang berjumlah 200 bungkus plus air mineral dilakukan pukul 08.00 Wita di depan Balai Banjar Pelasa untuk masyarakat yang melewati Jalan Majapahit Kuta. Tak ayal dalam waktu sekejap nasi jinggo itu pun ludes.
“Kami dari ST Sadharana Dharma, menyumbangkan nasi bungkus agar bisa membantu warga yang membutuhkan,” ujar Ketua ST Sadharana Dharma, I Putu Nova Ari Setiawan di sela kegiatan.
Alumnus Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) menuturkan, nasi bungkus merupakan sumbangan dari seorang donatur dan ia mengatakan pihaknya sangat senang dapat memfasilitasi pembagian nasi bungkus ini. Sarjana manajemen pun mengaku, ia dan teman-temannya aktif mencari donatur yang ingin berbagi rezeki kepada orang lain yang membutuhkan.
Sebelumnya ST Sadharana Dharma juga telah menggelar bagi-bagi nasi bungkus tepatnya pada tanggal 16-17 Agustus 2021 yang lalu. Kegiatan saat itu dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-76 RI dan HUT ke-70 ST Sadharana Dharma yang berdiri sejak 16 Agustus 1951 tersebut.
Selama dua hari tersebut sebanyak 500 nasi bungkus dibagikan kepada masyarakat yang kebetulan lewat di depan Balai Banjar Pelasa Kuta.
“Untuk rencana bagi nasi bungkus berikutnya belum, masih menunggu donatur masuk, kalau kita sendiri belum bisa,” ungkap Nova mengenai rencana bagi-bagi nasi bungkus berikutnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Lingkungan Pelasa, I Nyoman Punia, mendukung apa yang dilakukan oleh pemuda-pemudi yang ada di lingkungannya. Ia mengajak kelompok masyarakat lainnya yang kebetulan memiliki kemampuan lebih untuk melakukan hal yang sama.
“Biar adalah gemanya untuk bisa kiranya ditiru oleh mereka yang memang memiliki kemampuan untuk itu. Kita berharap ada gerakan-gerakan yang sama seperti ini, sehingga nanti di banyak tempat juga dilakukan,” ujar Nyoman Punia.
Dituturkannya, dampak pandemi sangat dirasakan oleh warganya yang sebagian besar menggantungkan hidup dari industri pariwisata. Berbagi nasi bungkus kepada warga merupakan salah satu hal yang dilakukan pihaknya untuk mensiasati situasi sulit saat ini.
Di awal pandemi, ketika masih memiliki cukup dana, Punia mengatakan pihaknya cukup sering melakukan kegiatan sosial untuk berbagi kepada warga yang terdampak. Namun, karena pandemi berlangsung berkepanjangan, dana tidak lagi mencukupi, sehingga kegiatan tersebut menjadi berkurang intensitasnya.
“Yang sebenarnya lebih diharapkan peluang kerja dibuka. Setidaknya Pantai Kuta sebagai lumbung sari bisa dibuka, dan protokol kesehatan dijalankan, setidaknya ada geliat ekonomi lah yang kita harapkan memiliki dampak ikutan,” tandas Nyoman Punia yang usaha art shop-nya juga harus tutup selama pandemi. *adi
Komentar