Kasus Corona di Bali Catat Angka Terendah dalam 2 Bulan Terakhir
Satgas Covid-19 Bali Pastikan Tak Ada Pasien yang Meninggal di Tempat Isoter
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Bali per 29 Agustus 2021 mencatat rekor kasus harian terendah selama 2 bulan terakhir, dengan munculnya 302 kasus baru, bersamaan dengan 932 pasien sembuh dan 44 pasien meninggal.
Kasus aktif di Bali pun terus menurun hingga 6.933 orang atau 6,53 persden dari total 105.153 kasus positif. Angka kasus harian Covid-19 terendah di Bali selama 2 bulan terakhir terjiadi 3 Juli 2021 lalu, ketika muncul 232 kasus baru bersamaan dengan 178 pasien sembuh dan 4 pasien meninggal. Setelah itu, kasus Corona terus melonjak, bahkan sempat hampir sebulan dengan angka di atas 1.000 kasus per hari. Kasusnya mulai melandai hingga sempat menyentuk 434 kasus per 23 Agustus 2021 lalu. Kemudian, per 29 Agustus 201 di Bali tercatat kasus terendah dengan 302 kasus baru.
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 302 kasus baru per Minggu (29/8), sebanyak 5 orang di antaranya merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 79 orang pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN), dan sisanya 2018 orang transmisi lokal.
Tambahan kasus Covid-19 kemarin terbanyak muncul di Kota Denpasar mencapai 89 kasus baru, disusul Kabupaten Badung (48 kasus baru), Gianyar (41 kasus baru), Buleleng (37 kasus baru), Tabanan (30 kasus baru), Jembrana (21 kasus baru), Karangasem (15 kasus baru), Bangli (11 kasus baru), dan Klungkung (8 kasus baru), selain juga dari luar daerah Bali (2 kasus baru).
Dengan tambahan ini, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi Maret 2020 hingga kini mencapai 106.153 orang. Jumlah kasus terbanyak masih berada di Denpasar mencapai 35.467 kasus, disusul Badung (19.123 kasus), Tabanan (10.730 kasus), Gianyar (10.556 kasus), Buleleng (9.959 kasus), Jembrana (5.620 kasus), Bangli (4.638 kasus), Karangasem (3.846 asus), dan Klungkung paling steril (3.700 kasus). Selain itu, juga ada 2.209 kasus dari luar daerah Bali dan 305 kasus dari WNA.
Yang menggembirakan, pada saat bersamaan per Minggu kemarin di Bali terdapat tambahan 932 pasisen sembuh. Dari jumlah itu, pasien sembuh terbanyak berada di Denpasar 2673 orang, disusul Tabanan (191 pasien sembuh), Badung (146 pasien sembuh), Gianyar (105 pasien sembuh), Bangli (85 pasien sembuh), Buleleng (53 pasien sembuh), Jembrana (36 pasien sembuh), Klungkung (24 pasien sembuh), dan Karangasem (19 pasien sembuh), selain juga dari luar daerah Bali (6 pasien sembuh).
Walhasil, jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh sejak awal pandemi hingga saat ini mencapai 95.776 orang. Tingkat kesembuhan Covid-19 di Bali pun melonjak menjadi 90,23 persen dari total 106.153 kasus positif Hanya saja, ini masih jauh dari rekor angka sembuhan tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 di Bali yang mencapai hampir 96,00 persen.
Sedangkan jumlah kasus aktif (pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit dan tempat karantina serta isolasi mandiri) di Bali hingga Minggu kemarin berkurang menjadi 6.933 orang atau 6,53 persen dari total 106.153 kasus positif. Ini turun drastis sekitar 674 orang dibanding sehari sebelumnya. Sebab, per Minggu kemarin terjadi fenomena pasien sembuh melampaui jumlah kasus baru secara signifikan di seluruh 9 kabupaten/kota se-Bali.
Kasus aktif terbanyak saat ini masih berada di Denpasar mencapai 1.912 orang, disusul Badung (1.410 orang), Tabanan (832 orang), Gianyar (775 orang), Bangli (453 orang), Karangasem (451 orang), Jem-brana (414 orang), Buleleng (408 orang), dan Klungkung (235 orang). Selain itu, ada 43 pasien dari luar daerah Bali yang masih dalam perawatan.
Sementara, per Minggu kemarin kemarin di Bali kembali terdapat 44 pasien Covid-19 meninggal dunia. Dari jumlah itu, terbanyak berada di Denpasar mencapai 9 orang, disusul Tabanan (9 pasien meninggal), Badung (6 pasien meninggal), Buleleng (5 pasien meninggal), Ka-rangasem (5 pasien meninggal), Gianyar (4 pasien meninggal), Bangli (3 pasien meninggal), Klungkung (2 pasien meninggal), dan Jembrana (1 pasien meninggal).
Dengan tambahan 44 pasien meninggal per 29 Agustus 2021 kemarin, maka jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang nyawanya gagal diselamatkan kini mencapai 3.444 orang atau 3,24 persen dari total 105.337 kasus positif. Perlu dicatat, dari total 3.344 pasien meninggal sejak awal pandemi Covid-19 tersebut, terbanyak berada di Denpasar mencapai 843 orang, disusul di Badung (554 orang), Tabanan (485 orang), Buleleng (471 orang), Karangasem (279 orang), Gianyar (248 orang), Bangli (199 orang), Jembrana (188 orang), dan Klungkung 139 orang), selain juga dari luar daerah Bali (32 orang), dan WNA (6 orang).
Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali memastikan hingga saat ini tidak ada pasien meninggal saat menjalani perawatan di tempat isolasi terpusat (Isoter) akibat keterlambatan mendapatkan pertolongan. Pasien yang meninggal selama ini semuanya meregang nyawa di rumah sakit rujukan, mereka rata-rata dengan penyakit penyerta.
"Tidak ada pasien meninggal di tempat Isoter. Sebab, ketika ada gejala tertentu saja yang berlebih, maka pada kesempatan pertama dilakukan evakuasi ke rumah sakit rujukan, sehingga mendapatkan perawatan secepat mungkin," ungkap Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Made Rentin, dilansir Antara di Denpasar, Minggu kemarin.
Made Rentin menyebutkan, sebelum memutuskan aktivasi tempat Isoter, Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga telah membuat standar operasional prosedur (SOP). Salah satunya, SOP mengenai pola pengelolaan dan tata cara pengelolaan pasien di Isoter, yang mana ketika ditemukan gejala berlebih seperti panas tinggi, tidak enak makan ataupun sesak, langsung dievakuasi ke rumah sakit rujukan.
Menurut Rentin, hingga 27 Agustus 2021 lalu di Bali terdapat 372 tempat Isoter yang tersebar di 9 kabupaten/kota, dengan kapasitas 6.780 tempat tidur. Dari jumlah itu, yang sudah terisi mencapai 3.292 tempat tidur (41,20 persen) dari kapasites.
Untuk satu tempat Isoter yang dikelola Pemprov Bali, seperti di PrimeBiz Hotel Kuta, disiagakan 11 petugas medis. "Dari 11 petugas medis itu, ada satu dokter yang sifatnya oncall, artinya ketika ada keluhan dari pasien, maka assesment melalui telepon dilakukan oleh koordinator isolasi terpusat," tegas Rentin.
Rentin menambahkan, koordinator di tempat Isoter bertugas melakukan supervisi ketika ada keluhan atau kendala dari pasien. Mereka akan menghubungi dokter yang bertanggung jawab. "Ketika sudah diberikan keputusan final oleh dokter yang membidangi, maka para petugas di tempat isolasi terpusat melakukan evakuasi ke rumah sakit tanpa menunggu kedatangan dokter secara fisik," papar birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Kepala BPBD Bali ini.
Di samping itu, kata Rentin, Tim ESR BPBD Bali juga membantu melakukan evakuasi pasien dari tempat Isoter ke rumah sakit rujukan. Juga ada layanan telemedicine yang dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi gratis oleh pasien di tempat Isoter. Layanan telemedicine ini dikelola Dekan Fakultas Kedokteran Unud, yang beranggotakan para dokter di seluruh Bali. *nar
1
Komentar