Banyu Pinaruh, Petugas Gabungan Awasi Sejumlah Pantai
Larangan ke pantai pada saat Banyu Pinaruh agar tidak terjadi kerumunan, sehingga tidak lagi muncul cluster baru.
MANGUPURA, NusaBali
Petugas gabungan terdiri dari unsur TNI, Polri, Satpol PP dan Pecalang, mengawasi sejumlah pantai di Badung, saat Banyu Pinaruh atau sehari setelah Hari Raya Saraswati, Minggu (29/8). Hal ini agar tidak ada masyarakat yang melukat di pantai, mengingat saat ini pantai tengah ditutup, karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan selama Banyu Pinaruh menerjunkan tim melakukan penjagaan di sembilan pantai yang ada di Kabupten Badung. Kegiatan ini untuk memperketat akses ke pantai agar tidak ada acara melukat ke pantai atau pancoran.
“Kami juga bersinergi bersama Polisi dan TNI. Menjadi atensi bersama untuk mengawasi pantai atau tempat-tempat pancoran agar tidak terjadi kerumunan,” kata Suryanegara, Minggu kemarin.
Suryanegara membeberkan, penjagaan dilakukan mulai dari Pantai Samuh Nusa Dua, Pantai Labuhan Sait, Pantai Jimbaran, Pantai Kuta, Pantai Legian, Pantai Seminyak, Pantai Petienget, Pantau Berawa, Pantai Perancak, Pantai Batu Bolong, Pantai Pererenan, Pantai Cemagi, dan Pantai Munggu. “Kegiatan ini juga bersinergi bersama Pecalang, Jagabaya, penjaga pantai, dan Linmas. Kani menempatkan minimal 2 sampai 4 orang per tempat tersebut. Jadi melibatkan sampai 62 orang,” jelasnya.
Sedangkan Bendesa Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Badung AA Putu Sutarja, mengatakan sesuai dengan Surat Edaran Bersama PHDI Bali dan MDA Bali Nomor 076/PHDI-Bali/VIII/2021 dan Nomor 008/SE/MDA-Prov Bali/VIII/2021, tanggal 8 Agustus 2021 tentang Pembatasan Pelaksanaan Upacara Panca Yadnya Dalam Masa Gering Agung Covid-19 di Provinsi Bali, pelaksanaan pengelukatan Banyu Pinaruh juga diharapkan sebagaimana pelaksanaan upacara Hari Saraswati yang dilakukan dari rumah masing-masing. “Terkait larangan ke pantai pada saat Banyu Pinaruh agar tidak terjadi kerumunan, sehingga tidak lagi muncul cluster baru,” ujar Sutarja, saat dikonfirmasi Minggu (29/8).
Sutarja yang juga selaku Bendesa Adat Kerobokan menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan penjagaan dan pengawasan di Pantai Petitenget. Penjagaan dari pecalang Desa Adat Kerobokan pun sudah dimulai dari Hari Saraswati hingga Pagerwesi. Dari penjagaan yang dilakukan di Pantai Petitenget, tidak ada masyarakat yang mendatangi pantai untuk melakukan pengelukatan. “Dalam pengawasan ini kami bekerja sama dengan TNI dan Polri. Penjagaan dibagi menjadi 3 shift,” jelasnya. *ind
Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan selama Banyu Pinaruh menerjunkan tim melakukan penjagaan di sembilan pantai yang ada di Kabupten Badung. Kegiatan ini untuk memperketat akses ke pantai agar tidak ada acara melukat ke pantai atau pancoran.
“Kami juga bersinergi bersama Polisi dan TNI. Menjadi atensi bersama untuk mengawasi pantai atau tempat-tempat pancoran agar tidak terjadi kerumunan,” kata Suryanegara, Minggu kemarin.
Suryanegara membeberkan, penjagaan dilakukan mulai dari Pantai Samuh Nusa Dua, Pantai Labuhan Sait, Pantai Jimbaran, Pantai Kuta, Pantai Legian, Pantai Seminyak, Pantai Petienget, Pantau Berawa, Pantai Perancak, Pantai Batu Bolong, Pantai Pererenan, Pantai Cemagi, dan Pantai Munggu. “Kegiatan ini juga bersinergi bersama Pecalang, Jagabaya, penjaga pantai, dan Linmas. Kani menempatkan minimal 2 sampai 4 orang per tempat tersebut. Jadi melibatkan sampai 62 orang,” jelasnya.
Sedangkan Bendesa Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Badung AA Putu Sutarja, mengatakan sesuai dengan Surat Edaran Bersama PHDI Bali dan MDA Bali Nomor 076/PHDI-Bali/VIII/2021 dan Nomor 008/SE/MDA-Prov Bali/VIII/2021, tanggal 8 Agustus 2021 tentang Pembatasan Pelaksanaan Upacara Panca Yadnya Dalam Masa Gering Agung Covid-19 di Provinsi Bali, pelaksanaan pengelukatan Banyu Pinaruh juga diharapkan sebagaimana pelaksanaan upacara Hari Saraswati yang dilakukan dari rumah masing-masing. “Terkait larangan ke pantai pada saat Banyu Pinaruh agar tidak terjadi kerumunan, sehingga tidak lagi muncul cluster baru,” ujar Sutarja, saat dikonfirmasi Minggu (29/8).
Sutarja yang juga selaku Bendesa Adat Kerobokan menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan penjagaan dan pengawasan di Pantai Petitenget. Penjagaan dari pecalang Desa Adat Kerobokan pun sudah dimulai dari Hari Saraswati hingga Pagerwesi. Dari penjagaan yang dilakukan di Pantai Petitenget, tidak ada masyarakat yang mendatangi pantai untuk melakukan pengelukatan. “Dalam pengawasan ini kami bekerja sama dengan TNI dan Polri. Penjagaan dibagi menjadi 3 shift,” jelasnya. *ind
1
Komentar