Perempuan Asal Bandung Mengaku Dianiaya dan Diperas Pacar
MANGUPURA, NusaBali
Seorang perempuan asal Bandung, Jawa Barat, bernama Berlian Maharani Sahertian, 40, melaporkan pacarnya ke Polsek Kuta Utara, Jumat (27/8).
Maharani melaporkan pacarnya yang merupakan warna negara asing berkebangsaan Nigeria atas dugaan tindak pidanan penganiayaan. Selain dianiaya korban mengaku tasnya dibawa kabur oleh pelaku. Di dalam tas tersebut salah satu isinya adalah dompet yang di dalamnya berisi KTP, uang tunai Rp 2 juta, dan kartu ATM. Selain itu korban mengaku dimintai uang Rp 200 juta dan diancam dibunuh.
Dugaan penganiayaan dan ancaman dibunuh dialami korban di tempat inap sang pacar di Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Jumat (27/8) sekitar pukul 13.06 Wita. Sebelum korban dipukul, diancam dibunuh, dan diperas, pelaku menelepon korban yang saat itu berada di tempat tinggalnya di Jalan Persada 14, Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Melalui telepon itu WNA Nigeria itu meminta korban untuk datang ke penginapannya guna membicarakan hal penting.
Kapolsek Kuta Utara AKP Putu Diah Kurniawandari, dalam keterangan persnya, Minggu (29/8) mengatakan, masih mengumpulkan bukti-bukti terkait laporan tersebut. Sebab pada saat kejadian tidak ada saksi mata. “Sementara kami masih lidik dulu. Kami kumpulkan alat bukti, baru kami amankan. Enggak sembarangan kami mengamankan orang. Kalau alat bukti belum lengkap. Mohon bersabar,” tutur AKP Putu Diah.
Mantan Kapolsek Mengwi ini enggan berspekulasi soal motif penganiayaan itu. Dikatakan melalui laporannya, korban mengaku selain dianiaya barangnya juga dirampas. Keterangan korban dalam laporan itu masih didalami. “Masih didalami karena kan waktu kejadian hanya mereka berdua saja. Makanya kami harus dalamin betul. Kalau memang ada terjadi begitu kami cari petunjuk dahulu. Ini baru pengakuan dari satu pihak,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kanit Reskrim Polsek Kuta Utara Iptu Made Purwantara, mengatakan berdasarkan laporan korban, peristiwa itu terjadi di beberapa tempat. Pertama terjadi di penginapan pelaku. Di sana korban dianiaya dan diancam dibunuh. Setelah itu pelaku bersama korban hendak menuju ke Ubud, Gianyar menggunakan mobil. Setibanya di salah satu ATM di Kerobokan, keduanya berhenti mengambil uang. Setelah ambil uang mobil yang mereka gunakan mogok. Lalu pelaku kabur membawa tas berisi dompet meninggalkan korban seorang diri.
“Dalam laporan korban, saat menuju ke Ubud itu pelaku hendak bunuh korban. Sayangnya mobil mereka mogok. Apakah benar demikian ? Kami masih melakukan penyelidikan,” tutur Iptu Purwantara. *pol
Komentar