nusabali

Potensi Ekspor, Petani Cabai Coba Tanam Rosella

  • www.nusabali.com-potensi-ekspor-petani-cabai-coba-tanam-rosella

GIANYAR, NusaBali
Seorang petani cabai di area Joging Track Sudamala, Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, I Made Duarsa,65, mencoba peruntungan dengan menanam Rosella (Hibiscus Sabdariffa).

Spesies bunga ini berasal dari benua Afrika, berkhasiat menyembuhkan beragam penyakit. Tanaman ini pun berpotensi ekspor.


Dia menjelaskan percobaan ini baru dilakukan sekitar tiga bulan. Dia tahu tanaman ini dari anaknya yang punya kenalan turis asal Swiss, namun menetap di Gianyar. "Dulu biasanya anak saya beli Rosella yang sudah kering siap seduh. Kemudian turis itu nyoba ngasi bibit untuk ditanam," jelasnya, Senin (30/8).

Untuk sementara, hasil panen kelopak bunga Rosella pun sebatas diberikan kepada turis tersebut. "Mulai bisa dipanen setelah usia dua bulan. Biasanya saya petik sesuai permintaan, karena memang belum dijual ke pasaran," jelasnya.

Setiap kali petik, Duarsa bisa membawa pulang sekitar 20 kg Rosella. "Sementara diambil sama tamu saja, harga per kilogram puluhan ribu," jelasnya. Dengan memiliki tanaman sendiri, Duarsa juga rutin mengkonsumsi air rebusan Rosella. "Kalau dulu masih beli yang kering, satu kemasan harganya bisa Rp 10.000. Dapat sedikit, karena sudah punya, sekarang bisa setiap saat minum teh Rosella," ungkap petani asal Banjar Palak ini.

Menurut Duarsa, menanam Rosella tidak terlalu sulit. "Nanamnya gampang, pemeliharaannya juga gampang. Coba sekali ini ternyata hasilnya bagus," jelasnya. Katanya tidak memerlukan air yang terlalu banyak seperti tanaman padi. Duarsa pun mengkombinasikan lahannya dengan menanam Cabai di petak lahan sekitar Rosella. Dia mencoba tanaman ini pada lahan sekitar 1 are. Ke depan, mantan sopir ini berharap bisa mengembangkan lebih luas. "Kalau tidak pandemi, turisnya bilang ada banyak permintaan dari luar negeri. Jadi bisa diekspor. Mudah-mudahan ke depan kondisi membaik," harapnya.

Untuk dikonsumsi sendiri, Duarsa menjemur kelopak Rosella sekitar 1 sampai 2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian dicuci dengan air bersih dan dijemur kembali selama 3 - 5 hari. Kelopaknya diremas. Jika mudah menjadi bubuk, maka kadar airnya hanya 4 - 5 persbn. Seduh 2 - 3 gram teh Rosella dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan.

Untuk diketahui pula, bunga Rosella yang berwarna merah cerah ini mulanya dijadikan penghias halaman rumah. Di negeri asalnya, Afrika, bunga ini dijadikan selai atau jeli. Bahan makanan ini diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak Rosella. Sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Adakalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di Mesir, rebusan Rosella diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin.

Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk. Tak jarang, Rosella juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu, bubuk biji bunga Rosella juga dapat dijadikan campuran minuman kopi. Khasiat Rosella antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi, Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik, aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi alkohol. *nvi

Komentar