Kepala BNNP Bali Sebut Banyak Mahasiswa Terlibat Narkoba
DENPASAR, NusaBali
Perang terhadap narkoba terus digelorakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali.
Kepala BNNP Bali Brigjen Pol Drs Gde Sugianyar Dwi Putra mengatakan peredaran gelap narkotika kini banyak melibatkan usia produktif. Tak sedikit melibatkan mahasiswa. Dia mengatakan berdasarkan data secara nasional setahun terakhir lebih dari 2 juta pelajar dan mahasiswa menggunakan narkotika.
Hal ini diungkapkan oleh Gde Sugianyar saat hadir sebagai pembicara kegiatan bertema Gema Acara Penerimaan Eksekutif Muda (Ganesa Maba) Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun 2021/2022, Senin (30/8) pagi. Kegiatan tersebut diikuti secara daring oleh 2.376 mahasiswa baru di kampus tersebut. Kepada ribuan mahasiswa, Gde Sugianyar mengatakan semua orang berpotensi menjadi target peredaran narkotika.
Banyaknya kalangan mahasiswa terlibat narkotika dipengaruhi berbagai faktor. Di antaranya adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan pengaruh lingkungan sekitar. BNN sebagai salah satu instansi yang ditugaskan negara untuk mengatasi masalah ini, masif melakukan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Selain ke kampus-kampus juga ke desa-desa melakukan sosialisasi menuju Indonesia Bersinar (bersih dari narkoba).
“Narkoba bisa mengancam siapa saja. Sekali terjerat akan sulit untuk lepas dari pengaruh buruk narkoba. Karena pecandu narkoba tidak bisa disembuhkan. Hanya bisa dipulihkan,” ungkap jenderal bintang satu di pundak ini.
Gde Sugianyar mengungkapkan sampai saat ini belum ada obat ampuh yang bisa membuat pecandu bisa berhenti menggunakan narkoba. Langkah yang dilakukan saat ini adalah melakukan rehabilitasi. Namun, meskipun sudah direhab tidak menjamin bisa sembuh. Berdasarkan data, ungkap Gde Sugianyar, 90 persen pecandu yang telah direhabilitasi kembali menggunakan narkotika.
“Selain itu masalah yang terjadi saat ini pengetahuan masyarakat untuk rehabilitasi masih rendah. Secara nasional hanya 4,6 persen penyalahguna yang pernah ikut rehabilitasi. Di Bali juga masih rendah. Penyalahguna didominasi kelompok usia 24-29 tahun,” beber mantan Kepala BNNP Nusa Tenggara Barat ini.
Melalui kegiatan itu Gde Sugianyar berharap para mahasiswa bisa memahami bahaya narkoba serta memiliki ketahanan diri terhadap ancaman narkoba di lingkungannya. Dia mengatakan saat ini BNN terus berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat tentang layanan rehabilitasi dengan pendekatan soft power, di antaranya layanan rehabilitasi gratis.
“Privasi dijamin dan tidak dituntut pidana. Dengan harapan masyarakat yang terlanjur jadi penyalahguna dan pecandu narkotika dapat melapor secara sukarela ke BNN untuk direhabilitasi,” tandasnya. *pol
Komentar