Warga Tergusur Keluhkan Bantuan Rumah
Keluarga Ketut Sangsu, 25, mengeluhkan bantuan tempat tinggal yang disediakan pasca digusur dari lokasi proyek pembangunan RS Pratama di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan.
Terkait Pembangunan RS Pratama di Desa Giri Emas
SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya keluarga Sangsu dipaksa pindah, dengan kondisi tempat tinggal yang belum layak huni. Konon pemindahan itu karena proyek itu akan diserahterimakan pada Pemkab Buleleng.
Data dihimpun, dalam pembangunan RS Pratama tersebut ada sekitar 6 kepala keluarga (KK) termasuk keluarga Ketut Sangsu dipindah. Semula 6 KK itu menempati lahan yang dijadikan RS Pratama. Ke 6 KK itu rencananya dipindah ke sisi Selatan, bagian belakang bangunan RS Pratama yang berjarak sekitar 5 meter. Mereka diberikan lahan termasuk bantuan rumah sebagai kompensasi telah tempati lahan yang dibangun RS Pratama puluhan tahun.
Saat ini, dari 6 KK yang rencananya dipindah itu, baru satu keluarga yang bisa dipindah yakni keluarga Sangsu. Pemindahan ini karena tempat tinggalnya tepat berada di bangunan induk RS Pratama. Sedangkan 5 KK lainnya, karena tinggalnya masih berada di luar bangunan induk, belum dipindah.
Semula keluarga Sangsu terdiri dari anak semata wayang umur 2 tahun, dan ibu kandungnya bernama Luh Sukerti, harus numpang tidur di salah satu ruangan proyek pembangunan RS Pratama. Karena rumah yang ditempati selama ini sudah diratakan dan dijadikan bangunan induk RS Pratama. Sedangkan bantuan rumah, masih sedang digarap.
Nah, Rabu (11/1) sore, tiba-tiba pihak rekanan dari PT Tunas Jaya Sanur ‘memaksa’ keluarga Sangsu pindah ke rumah yang belum layak huni. Seluruh perabotan rumah tangga yang ditaruh di salah satu ruangan proyek juga diminta dipindahkan. Rumah itu berukuran sekitar 3x2 meter persegi, dengan dua kamar dan WC. Bangunan itu belum terpasang listrik dan air bersih. Sedangkan WC juga belum rampung.
Konon pemindahan itu, karena bangunan RS Pratama akan diserahterimakan pihak rekanan pada Pemkab Buleleng. Namun keluarga Sangsu mengeluh karena pemindahan itu terkesan mendadak, dan tempat tinggal yang disediakan juga belum layak huni. “Tiang mendukung RS, tapi rumah yang diberikan masih seperti ini. Tiang dipaksa harus pindah ke sini,” ujar Sangsu, sambil memperlihatkan perabotan rumah tangganya yang masih berada di luar tempat tinggalnya.
Sementara Penanggung Jawab Lapangan PT Tunas Jaya Sanur, Gede Suriangka menjelaskan, rumah semi permanen yang disediakan untuk keluarga Ketut Sangsu, dibangun oleh PT Tuans Jaya Sanur atas dasar kemanusiaan. Karena dalam kontrak kerja, tidak ada poin bagi rekanan membangun rumah semi permanen untuk warga yang digusur. Rencananya warga yang digusur akan dibantu dengan program bedah rumah atau CSR. “Ini rasa kemanusiaan kami membantu mereka yang digusur. Karena ada permintaan di luar kontrak kerja dari Dinas Kesehatan untuk membuatkan rumah. Sebenarnya rumahnya hanya dari papan triplek. Namun kami kasihan, kami buatkan sekalian dari batako dengan atap seng sambil menunggu program dari Pemerintah Kabupaten,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, Maha Pramana. Dikatakan, rumah yang dibuatkan sekarang sifatnya masih sementara, itu pun setelah pihaknya berkoordinasi dengan pihak rekanan. Rencananya akan dibuatkan rumah dari bantuan bedah rumah atau program CSR. “Sudah kami komunikasikan ke bagian BPKAD juga Dinas Sosial agar warga yang bersangkutan segera mendapatkan realisasi baik melalui program bedah rumah ataupun CSR,” terangnya. *k19
1
Komentar