Penyuluh Bahasa Bali Konservasi 62 Cakep Lontar
AMLPAURA, NusaBali
Sebanyak 12 Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas di Kecamatan Manggis, Karangasem melakukan konservasi 62 cakep lontar milik almarhum I Made Pasek Geria di Banjar Kanginan, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Selasa (31/8).
Penyuluh Bahasa Bali mendata jenis lontar, judul, tanggal dan tahun pembuatan untuk pembuatan katalog. Selain melakukan pendataan juga mengedukasi pemilik cara penyimpanan lontar yang baik.
Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Manggis, Made Citra Dewi, mengatakan konservasi untuk melestarikan lontar yang merupakan aset budaya lokal agar tidak punah. Menyimpan lontar di kotak standar agar terhindar dari serangan serangga dan cukup sinar matahari agar tidak lembab. Konservasi lontar dihadiri Bendesa Adat Pesedahan I Nyoman Wage, pemerhati lontar Ida I Dewa Gede Catra, dan Bendesa Adat Dukuh Penaban yang juga pendiri Museum Pustaka Lontar Jro Nengah Suarya.
Sebelum konservasi, Ida I Dewa Gede Catra mendata puluhan lontar di antaranya lontar usada, lontar pangiwa, lontar pangeling-eling, dan lainnya. “Lontar itu banyak tidak utuh, tidak sempurna, sedikit-sedikit isinya, lebih banyak lontar pangeling-eling,” ungkap Ida I Dewa Gede Catra. Lontar itu juga tidak disimpan di dalam kotak, hanya disuluh pakai tali, kemudian ditempatkan begitu saja. Sehingga cepat rusak karena kurang terlindungi. Bendesa Adat Pesedahan I Nyoman Wage yang juga sebagai pewaris lontar tersebut mengakui tidak pernah baca lontar tetamian itu. “Saya baru tahu punya lontar usadha, pangiwa, dan pangeling-eling,” ungkap Nyoman Wage. Dia bersyukur ada Penyuluh Bahasa Bali yang melakukan konservasi lontar sehingga lontar terselamatkan. *k16
1
Komentar