Drone Bali Club: Berawal dari 7 Penghobi Drone, Kini Memiliki 203 Anggota
DENPASAR, NusaBali.com – Penghobi drone di Bali semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Seperti komunitas Drone Bali Club (DBC) yang tiga tahun hanya beranggotakan tujuh orang, kini sudah menembus 203 orang anggota.
Lahirnya komunitas ini berawal dari hobi yang sama, saat pengguna drone jenis spark berada di Pantai Cemagi, Mengwi, Kabupaten Badung. “Pada saat itu kumpul kalau tidak salah sekitar tujuh orang pengguna drone, lalu berlanjut kopdar (kopi darat) perdana resmi di Big Garden Corner Denpasar, dengan dihadiri 15 orang pada 29 April 2018,” cerita Ketua DBC I Wayan Darma Yasa, Rabu (1/9/2021).
Darma Yasa (31) yang sekaligus penggagas DBC menyatakan, bahwa kini DBC kurang lebih memiliki 203 anggota yang berasal dari berbagai wilayah di Bali. “Saya pantau yang bergabung di WhatsApp Grup itu 203 anggota,” ujarnya.
Anggota komunitas drone ini pun datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pengusaha donat hingga lifeguard yang berasal dari Denpasar, Karangasem, Bangli, Gianyar, Tabanan, dan Buleleng.
Selain Darma Yasa sebagai Ketua DBC, kepengurusan komunitas ini juga diisi Ida Bagus Anom Widhyadnyana sebagai wakil ketua, lalu I Kadek Sumerta sebagai bendahara, dan I Made Suasmita sebagai sekretaris. Pembentukan struktur organisasi ini bertujuan untuk mempermudah dalam mengkoordinir suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh DBC.
Misi dari terbentuknya DBC sendiri adalah sebagai wadah untuk berkumpulnya para pengguna drone, sehingga diharapkan akan terjalin hubungan persahabatan serta kekeluargaan antar anggota. Selain itu, kata Darma Yasa, sebagai wadah penyaluran kreativitas dalam mengadakan kegiatan yang bersifat positif lainnya.
Adapun visi dari terbentuknya DBC yakni sebagai komunitas atau klub drone yang selalu menjunjung tinggi nilai persahabatan dan kekeluargaan. “Tidak ada syarat khusus, hanya saja yang pasti harus memiliki drone, masalah bisa atau tidak menerbangkannya dapat dipelajari atau sharing pada kopdar bulanan DBC dengan anggota lainnya,” tegasnya.
Darma Yasa pun berharap agar seluruh komunitas drone di Bali semakin berkembang, khususnya DBC. Serta para pengguna drone yang ada di Bali lebih memahami aturan yang ada dalam menerbangkan sebuah drone, demi mencegah hal yang tidak diinginkan. “Bagaimana pun drone merupakan benda terbang yang cukup berbahaya jika jatuh tak terkendali,” tutupnya.
DBC Bali pun sempat berpartisipasi dalam kegiatan sosial pada saat peristiwa gempa di Lombok yang berdampak hingga Kabupaten Karangasem pada tahun 2018. “Pada saat itu hanya memberi bantuan sembako saja, mewakili Sky Grapher yang juga sebuah komunitas drone,” ungkap Darma Yasa.
Ke depannya, DBC ingin berpartisipasi dalam kegiatan pencarian korban maupun kegiatan pencarian lainnya bersama lembaga pencarian seperti Basarnas Bali. “Tentunya ada niat untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan tersebut, mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat ikut berpartisipasi,” ujarnya.
Sementara itu di masa PPKM, DBC meniadakan sementara kegiatan kopdar bulanan. “Demi kesehatan dan keamanan bersama, dan sebagai wujud dukungan terhadap aturan yang ada, kopdar DBC sementara ditiadakan, demi menghindari sesuatu yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Kegiatan perayaan ulang tahun pun tidak dilakukan seperti pada tahun 2019. Saat itu, sebelum pandemic, DBC melaksanakan HUT Ke-1i di Hotel Bliss Surfer Legian, yang dihadiri oleh FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) Provinsi Bali, Sinar Photo, Sriwijaya Kamera, dan berbagai komunitas drone lainnya.*rma
1
Komentar