Dulu Tukang Bakso Keliling, Kini Jadi Bos Bakso Sukla dengan 25 Karyawan
Bakso Khas Bali dengan Bumbu Base Genep
TABANAN, NusaBali.com – Krama Bali pecinta bakso pasti tidak asing lagi dengan Bakso Sukla Cau Blayu di Tabanan. Perjalanan bakso ini pun benar-benar dari bawah sebelum dikenal seperti sekarang.
Bakso Sukla tersebut memiliki ciri khas menu bakso balung (tulang) yang menjadi salah satu menu favorit krama Bali. Di balik suksesnya Bakso Suka Cau Blayu, terdapat kisah inspiratif dari seorang pemuda asal Cau Blayu, I Wayan Suartama yang merupakan pemilik dari Bakso Sukla tersebut.
Berawal dari berjualan bakso keliling menggunakan sepeda motor pada tahun 2013, kini I Wayan Suartama berhasil membangun empat cabang usaha kulinernya. “Cabang yang pertama di sini, di Cau Blayu, kemudian ada di Penarungan, setelah itu Blahkiuh dan di Marga,” ujar pengusaha bakso berusia 42 tahun ini, Rabu (1/9/2021) siang.
Suartama mengungkapan bahwa dirinya mengalami beberapa kali perubahan dalam berjualan bakso, yang pertama yakni keliling menggunakan sepeda motor, kemudian memberanikan diri membuka tempat makan yang pada awalnya hanya memiliki luas 3 x 3 meter. “Tahun 2016 saya membuka tempat makan bakso dulu kecil, saat itu saya masih berjualan keliling menggunakan sepeda motor,” kenangnya.
Berawal dari berjualan bakso keliling menggunakan sepeda motor pada tahun 2013, kini I Wayan Suartama berhasil membangun empat cabang usaha kulinernya. “Cabang yang pertama di sini, di Cau Blayu, kemudian ada di Penarungan, setelah itu Blahkiuh dan di Marga,” ujar pengusaha bakso berusia 42 tahun ini, Rabu (1/9/2021) siang.
Suartama mengungkapan bahwa dirinya mengalami beberapa kali perubahan dalam berjualan bakso, yang pertama yakni keliling menggunakan sepeda motor, kemudian memberanikan diri membuka tempat makan yang pada awalnya hanya memiliki luas 3 x 3 meter. “Tahun 2016 saya membuka tempat makan bakso dulu kecil, saat itu saya masih berjualan keliling menggunakan sepeda motor,” kenangnya.
Bapak dua anak ini pun mengungkapkan bahwa saat membuka tempat makan tersebut, Suartama kewalahan menampung jumlah pengunjung yang ada, dan pada tahun 2019 pindah ke tempat yang lebih luas. “Dulu tempatnya sama di Cau Blayu, tapi tidak seluas yang sekarang ini. Sekarang bisa menampung puluhan pengunjung,” ujar Suartama.
Alumni SMA Widya Berata Mengwi ini pun telah mempekerjakan total 25 orang karyawan di seluruh cabang usahanya. Ia pun mengungkapkan omzet menjalankan usahanya dalam sebulan dapat menghasilkan hingga puluhan juta rupiah. “Ya astungkara, kalau bicara masalah omzet bersihnya di kisaran Rp 10 juta hingga Rp 20 juta,” ujarnya.
Suartama mengaku sebenarnya ia tidak memiliki latar belakang memasak. Namun dia meracik sendiri bumbu dan bahan yang digunakan dalam pembuatan baksonya. “Yang saya lakukan adalah terus mencoba dan terus belajar, sehingga kini saya telah temukan racikan yang pas sesuai dengan lidah Krama Bali khususnya,” ujarnya.
Berbeda dengan bakso lainnya, bakso sukla milik Suartama memiliki keunikannya tersendiri yakni dimodifikasi sesuai dengan cita rasa masakan khas Bali. “Menggunakan base genep (bumbu khas Bali yang berasal dari berbagai macam rempah),” ujar Suartama.
Dengan digunakannya base genep dalam olahan baksonya, ia berharap krama Bali yang menyantap hidangan di tempatnya dapat merasakan kasiat dan manfaat dari rempah-rempah yang terkandung dalam base genep tersebut. “Karena selain bumbu, daging yang digunakan pun benar-benar saya kontrol kualitasnya,” ujarnya.
Suartama pun mengungkapkan bahwa dirinya tidak mematok harga menu dalam usahanya. “Beli Rp 10.000 bisa, Rp 5.000 bisa, Rp3.000 pun saya tetap dilayani. Karena saya memiliki tujuan agar siapa pun dapat menikmati hidangan yang ada di sini,” ujarnya.
Suartama lebih lanjut mengatakan bahwa kiat utamanya dalam menjalani sebuah usaha yakni tidak gengsi dalam menjalani sesuatu. “Saya dulu sama sekali tidak gengsi berjualan menggunakan motor keliling dari desa ke desa, bahkan ada yang menelepon ingin membeli seporsi pun saya bergerak. Sistem menjalani usaha yang saya pegang dari dulu, yakni sistem jemput bola,” ujarnya.
Selain melayani makan di tempat dan take away, Suartama juga menerima pesanan untuk sebuah acara atau kegiatan tertentu. “Bisa mampir ke salah satu cabang saya, atau menghubungi saya langsung melalui WhatsApp di nomor 085238274642,” tambahnya.
Pengunjung Bakso Sukla ini biasanya terlihat lebih ramai pada sore hari atau pada hari libur. Bahkan tak jarang pengunjung dari luar kabupaten mampir untuk bersantap bakso.
“Dari Gianyar bersama keluarga, biasa kalau hari raya habis sembahyang, setelah itu melali (jalan-jalan). Di sini baksonya enak, dan keluarga suka,” ungkap Yanti, pengunjung yang sedang menikmati bakso di Cau Blayu, Rabu siang.
Suartama pun memberikan saran kepada masyarakat Bali khususnya generasi muda agar tidak gengsi dalam melakukan sesuatu, atau memulai hal kecil dalam sebuah usaha. “Apalagi di masa pandemi ini, kalau gengsi tidak dapat apa-apa. Harus berani memulai,” ajaknya. *rma
1
Komentar