Puting Beliung Kepung Buleleng
Bencana angin puting beliung kembali menyapu sejumlah wilayah yang ada di Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah rumah warga pun dikabarkan rusak parah akibat bencana pada Kamis (12/1) sore itu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, hanya saja warga yang terkena dampak saat ini memilih mengungsi ke rumah keluarganya.
Peristiwa itu pertama kalinya terdengar di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan. Angin puting beliung itu dikabarkan terjadi pada pukul 16. 00 Wita. Sebelumnya daerah itu memang sempat diguyur hujan dan angin kencang. Setelah itu tiba-tiba saja, angin bergulung dan menyapu dengan dahsyat sejumlah pohon yang dilewatinya. Angin berhembus dari arah Selatan menuju Utara. Sejumlah pohon pun tumbang setelah disapu angin puting beliung itu.
Dan satu rumah warga Banjar Dinas Tegeha, Desa Pakisan, Ketut Redika, 43, ditimpa pohon hingga mengalami kerusakan serius. Beruntung ia yang saat itu ada di dalam rumah bersama istrinya Ketut Kariasih dan dua orang anaknya Gede Mardika Yasa, 10 dan Kadek Purnami Sari, 8, selamat dari maut. Saat itu Redika yang berprofesi sebagai petani baru saja pulang dari ladangnya. Ia memutuskan pulang karena hujan sangat deras dan disertai angin kencang.
“Saya baru saja sampai rumah, karena hujan seras saya pilih pulang dari kebun. Beberapa menit kemudian, terdengar suara gemuruh dan atap rumah saya langsung jebol ditimpa pohon ketapang,” ujarnya yang dihubungi via telepon, Kamis (12/1) malam. Beruntung bangunan rumahnya kokoh, sehingga robohan pohon tidak mengenai mereka.
Perbekel Pakisan I Nyoman Wijasa mengatakan, kerusakan yang dialami warganya itu memang cukup parah. Rumah itu untuk sementara tak ditempati, sampai dengan perbaikan lebih lanjut. Karena atap rumah mengalami kerusakan parah dan air juga masuk ke dalam rumah. “Untuk sementara warga kami ini terpaksa mengungsi dulu ke keluarga terdekat,” ujar Wijasa.
Sementara itu musibah longsor terjadi di wilayah Banjar Dinas Cemlong, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan. Rumah yang ditempati Nyoman Peneng, 33, rusak parah karena tertimpa batu raksasa yang berdiameter lebih dari satu meter. Sebuah batu besar dengan ukuran diameter satu meter, menggelinding dari arah perbukitan dan langsung menerjang rumah yang ditempati Peneng.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sudaji, Gede Suarsana menuturkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.30, Kamis petang kemarin. “Tidak ada yang terluka hanya saja setengah rumahnya rusak parah ditabrak batu besar. Besok rencananya kami akan kesana, karena sekarang jalan licin dan lokasi di pegunungan,” kata dia. Saat ini Peneng juga telah mengungsi ke tetangga terdekat untuk keamanan.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Made Subur mengakui potensi puting beliung di Desa Pakisan, sangat tinggi. Karena Desa Pakisan berada di daerah ketinggian. Angin puting beliung terakhir tercatat terjadi pada Februari 2015 lalu yang juga merusak sejumlah rumah warga. Adanya potensi itu pihaknya pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan untuk sementara akan didrop paket darurat kebutuhan sehari-hari bagi warga yang terdampak. *k23
Peristiwa itu pertama kalinya terdengar di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan. Angin puting beliung itu dikabarkan terjadi pada pukul 16. 00 Wita. Sebelumnya daerah itu memang sempat diguyur hujan dan angin kencang. Setelah itu tiba-tiba saja, angin bergulung dan menyapu dengan dahsyat sejumlah pohon yang dilewatinya. Angin berhembus dari arah Selatan menuju Utara. Sejumlah pohon pun tumbang setelah disapu angin puting beliung itu.
Dan satu rumah warga Banjar Dinas Tegeha, Desa Pakisan, Ketut Redika, 43, ditimpa pohon hingga mengalami kerusakan serius. Beruntung ia yang saat itu ada di dalam rumah bersama istrinya Ketut Kariasih dan dua orang anaknya Gede Mardika Yasa, 10 dan Kadek Purnami Sari, 8, selamat dari maut. Saat itu Redika yang berprofesi sebagai petani baru saja pulang dari ladangnya. Ia memutuskan pulang karena hujan sangat deras dan disertai angin kencang.
“Saya baru saja sampai rumah, karena hujan seras saya pilih pulang dari kebun. Beberapa menit kemudian, terdengar suara gemuruh dan atap rumah saya langsung jebol ditimpa pohon ketapang,” ujarnya yang dihubungi via telepon, Kamis (12/1) malam. Beruntung bangunan rumahnya kokoh, sehingga robohan pohon tidak mengenai mereka.
Perbekel Pakisan I Nyoman Wijasa mengatakan, kerusakan yang dialami warganya itu memang cukup parah. Rumah itu untuk sementara tak ditempati, sampai dengan perbaikan lebih lanjut. Karena atap rumah mengalami kerusakan parah dan air juga masuk ke dalam rumah. “Untuk sementara warga kami ini terpaksa mengungsi dulu ke keluarga terdekat,” ujar Wijasa.
Sementara itu musibah longsor terjadi di wilayah Banjar Dinas Cemlong, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan. Rumah yang ditempati Nyoman Peneng, 33, rusak parah karena tertimpa batu raksasa yang berdiameter lebih dari satu meter. Sebuah batu besar dengan ukuran diameter satu meter, menggelinding dari arah perbukitan dan langsung menerjang rumah yang ditempati Peneng.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sudaji, Gede Suarsana menuturkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.30, Kamis petang kemarin. “Tidak ada yang terluka hanya saja setengah rumahnya rusak parah ditabrak batu besar. Besok rencananya kami akan kesana, karena sekarang jalan licin dan lokasi di pegunungan,” kata dia. Saat ini Peneng juga telah mengungsi ke tetangga terdekat untuk keamanan.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Made Subur mengakui potensi puting beliung di Desa Pakisan, sangat tinggi. Karena Desa Pakisan berada di daerah ketinggian. Angin puting beliung terakhir tercatat terjadi pada Februari 2015 lalu yang juga merusak sejumlah rumah warga. Adanya potensi itu pihaknya pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan untuk sementara akan didrop paket darurat kebutuhan sehari-hari bagi warga yang terdampak. *k23
1
Komentar