Pecalang Ikut Ngayah Perangi Narkoba
Kepala BNN Komjen Budi Waseso berharap para pecalang yang menjadi relawan P4GN ini tidak akan tergiur dan mudah dirayu dengan berbagai tawaran para bandar ataupun pengedar narkotika.
DENPASAR, NusaBali
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali terus membentuk relawan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Kali ini, relawan tersebut berasal dari 1.359 pecalang yang dikukuhkan langsung oleh Kepala BNN Komjen Budi di ruang rapat Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Kamis (12/1).
Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen I Putu Gede Suastawa memaparkan, narkoba menjadi musuh nyata di Bali saat ini. Dimana, dari total 3 juta jiwa penduduk di Pulau Dewata ini, 61 ribu jiwa merupakan penyalahguna narkoba. Jika dipresentasikan, sekitar 2 persen masyarakat Bali yang terjerumus dalam 'lingkar setan' itu. Mirisnya lagi, yang menjadi korban dari narkoba rata-rata masih usia produktif dari kisaran 21-41 tahun. Sehingga, pihak BNN dan kepolisian tentunya tidak mampu melangkah sendiri untuk mengantisipasi, menekan serta menangkap para penyalahguna barang laknat tersebut. "Pecalang kelompok keamanaan tradisional yang menjadi benteng bahkan pionir bagi warga Bali dalam menjaga lingkungan sekitar. Peran serta pecalang dalam menangkal masuknya narkoba kemasyarakat sangat dibutuhkan,"
kata Suastawa sebelum mengukuhkan 600 perwakilan pecalang dari total 1.359 pecalang yang jadi relawan P4GN ini.
Gubernur Pastika yang hadir dalam pengukuhan tersebut menyatakan, musuh terbesar rakyat Indonesia adalah narkoba, karena jika dibiarkan terus berlanjut bisa mengalami lost generation (generasi yang hilang). “Kita bisa kehilangan masa depan bangsa. Untuk itulah saya berharap para pecalang turut ngayah memerangi bahaya narkoba di desa pakraman soang-soang. Tugas tambahan ini adalah yadnya saudara-saudara untuk turut menyelamatkan generasi muda, menyelamatkan teruna-teruni dan anak-anak desa pakraman dari ancaman bahaya narkoba,” cetus Pastika.
Jadi, pecalang, kata Pastika, jangan sampai memakai narkoba. “Kita selamatkan diri kita dulu, baru kita bisa selamatkan anak, istri, keluarga, dan masyarakat,” imbaunya seraya meminta para pecalang memantau dengan seksama segala aktivitas yang sifatnya negatif di wilayah masing-masing, karena menurutnya dari sanalah peredaran narkoba dimulai.
Sementara itu, Kepala BNN Komjen Budi Waseso berharap para pecalang yang menjadi relawan P4GN ini tidak akan tergiur dan mudah dirayu dengan berbagai tawaran para bandar ataupun pengedar narkotika. "Jalankan tugas sesuai dengan koridor yang sudah ada aturannya. Modus para bandar ini sangat banyak, menjanjikan dan mengiurkan itu sudah pasti. Diharapkan mampu menangkal semua itu," katanya.
Dibeberkan mantan Kabareskrim yang akrab disapa Buwas ini, bahwa belanja Narkotika Indonesia dalam setahun mencapai Rp 72 triliun. Dan hal ini sama sekali tidak ada manfaat apapun, justru merusak. Dari data yang dimilikinya, ada sekitar 72 bandar besar dari luar yang memasukkan narkoba ke Indonesia ini. Hal ini tentunya menjadi perhatian serius, pasar di Indonesia termasuk Bali yang notabene sangat terkenal dengan tempat wisatanya tersebut tidak luput dari lirikan para pelaku tersebut. "Tingginya belanja narkotika dan masuk ke Indonesia, itu karena adanya permintaan. Bali dan Jogja tentunya masuk dalam target tersebut. Sehingga, perlu waspada dan mendeteksi sejak dini dilingkungan sekitar dan segera melapor kepihak kita atau instansi penegak hukum lainnya," terangnya.
Dalam acara tersebut, sebanyak 1.359 orang pecalang ditunjuk untuk jadi relawan P4GN Bali, dari total pecalang yang jumlahnya mencapai 5.970 orang. Pada kesempatan itu juga diserahkan penghargaan bagi para penggiat pemberantasan narkoba, serta sebagai dukungan Pemprov Bali terhadap Pemberantasan narkoba juga diserahkan bantuan 3 unit kendaraan operasional kepada BNN Provinsi bali. * dar
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali terus membentuk relawan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Kali ini, relawan tersebut berasal dari 1.359 pecalang yang dikukuhkan langsung oleh Kepala BNN Komjen Budi di ruang rapat Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Kamis (12/1).
Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen I Putu Gede Suastawa memaparkan, narkoba menjadi musuh nyata di Bali saat ini. Dimana, dari total 3 juta jiwa penduduk di Pulau Dewata ini, 61 ribu jiwa merupakan penyalahguna narkoba. Jika dipresentasikan, sekitar 2 persen masyarakat Bali yang terjerumus dalam 'lingkar setan' itu. Mirisnya lagi, yang menjadi korban dari narkoba rata-rata masih usia produktif dari kisaran 21-41 tahun. Sehingga, pihak BNN dan kepolisian tentunya tidak mampu melangkah sendiri untuk mengantisipasi, menekan serta menangkap para penyalahguna barang laknat tersebut. "Pecalang kelompok keamanaan tradisional yang menjadi benteng bahkan pionir bagi warga Bali dalam menjaga lingkungan sekitar. Peran serta pecalang dalam menangkal masuknya narkoba kemasyarakat sangat dibutuhkan,"
kata Suastawa sebelum mengukuhkan 600 perwakilan pecalang dari total 1.359 pecalang yang jadi relawan P4GN ini.
Gubernur Pastika yang hadir dalam pengukuhan tersebut menyatakan, musuh terbesar rakyat Indonesia adalah narkoba, karena jika dibiarkan terus berlanjut bisa mengalami lost generation (generasi yang hilang). “Kita bisa kehilangan masa depan bangsa. Untuk itulah saya berharap para pecalang turut ngayah memerangi bahaya narkoba di desa pakraman soang-soang. Tugas tambahan ini adalah yadnya saudara-saudara untuk turut menyelamatkan generasi muda, menyelamatkan teruna-teruni dan anak-anak desa pakraman dari ancaman bahaya narkoba,” cetus Pastika.
Jadi, pecalang, kata Pastika, jangan sampai memakai narkoba. “Kita selamatkan diri kita dulu, baru kita bisa selamatkan anak, istri, keluarga, dan masyarakat,” imbaunya seraya meminta para pecalang memantau dengan seksama segala aktivitas yang sifatnya negatif di wilayah masing-masing, karena menurutnya dari sanalah peredaran narkoba dimulai.
Sementara itu, Kepala BNN Komjen Budi Waseso berharap para pecalang yang menjadi relawan P4GN ini tidak akan tergiur dan mudah dirayu dengan berbagai tawaran para bandar ataupun pengedar narkotika. "Jalankan tugas sesuai dengan koridor yang sudah ada aturannya. Modus para bandar ini sangat banyak, menjanjikan dan mengiurkan itu sudah pasti. Diharapkan mampu menangkal semua itu," katanya.
Dibeberkan mantan Kabareskrim yang akrab disapa Buwas ini, bahwa belanja Narkotika Indonesia dalam setahun mencapai Rp 72 triliun. Dan hal ini sama sekali tidak ada manfaat apapun, justru merusak. Dari data yang dimilikinya, ada sekitar 72 bandar besar dari luar yang memasukkan narkoba ke Indonesia ini. Hal ini tentunya menjadi perhatian serius, pasar di Indonesia termasuk Bali yang notabene sangat terkenal dengan tempat wisatanya tersebut tidak luput dari lirikan para pelaku tersebut. "Tingginya belanja narkotika dan masuk ke Indonesia, itu karena adanya permintaan. Bali dan Jogja tentunya masuk dalam target tersebut. Sehingga, perlu waspada dan mendeteksi sejak dini dilingkungan sekitar dan segera melapor kepihak kita atau instansi penegak hukum lainnya," terangnya.
Dalam acara tersebut, sebanyak 1.359 orang pecalang ditunjuk untuk jadi relawan P4GN Bali, dari total pecalang yang jumlahnya mencapai 5.970 orang. Pada kesempatan itu juga diserahkan penghargaan bagi para penggiat pemberantasan narkoba, serta sebagai dukungan Pemprov Bali terhadap Pemberantasan narkoba juga diserahkan bantuan 3 unit kendaraan operasional kepada BNN Provinsi bali. * dar
Komentar