Komjen Buwas Tebar Anti Narkoba di Puri Ubud
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Drs Budi Waseso alias Buwas berkunjung ke Puri Agung Ubud, Desa Pakraman Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar, Kamis (12/1) sore.
GIANYAR, NusaBali
Kedatangan Komjen Buwas, salah satunya, untuk sosialisasi perang terhadap narkoba. Komjen Buwas bersama rombongan dari BNN tiba di Ancak Saji (Bagian Terluar) Puri Agung Ubud, Kamis sore sekitar pukul 17.50 Wita. Mereka disambut tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013.
Kemudian, Cok Ace mengantarkan Komjen Buwas memasuki Puri Agung Ubud melalui pintu Gelung Kori atau gapura Puri Saren Kauh. Pintu ini dilalui, karena Gelung Kori menuju Puri Saren, rumah tinggal Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gede Putra Sukawati alias Cok Putra sedang direnovasi.
Kepada Komjen Buwas dan rombongan BNN, Cok Ace menjelaskan fungsi dan makna beberapa bangunan tradisional di Puri Saren Kauh dan Puri Agung Ubud secara keseluruhan. Untuk diketahui, Puri Saren Kauh adalah rumah tinggal Panglingsir Puri Agung Ubud (almarhum) Tjokorda Agung Suyasa. Puri ini berbatas tembok dengan Puri Saren Ubud yang ditempati Panglingsir Puri Agung Ubud saat ini, Cok Putra.
"Gelung Kori ini dibangun tahun 1900-an, semasa penjajahan Belanda," jelas Cok Ace kepada Komjen Buwas. Selanjutnya, Ketua BPD PHRI Bali ini mengantarkan Komjen Buwas menuju Bale Gedong Rata Puri Saren Agung Ubud. Sebelum dipersilakan duduk, Komjen Buwas disambut oleh Panglingsir Puri Agung Ubud, Cok Putra.
Cok Putra juga mengajak Komjen Buwas untuk dikenalkan tentang kasanah bangunan di bagian belakang Bale Gedong Rata. Untuk menuju bangunan belakang itu, Komjen Buwas dan rombongan diizinkan melalui pintu Bale Gedong Rata yang betel (tembus) ke areal utama Puri Puri Agung Ubud. Di areal utama ini terdapat Bale Gedong Rata (posisi paling utara, untuk tempat peristirahatan raja) dan Bale Lantang (di bagian barat, untuk penyimpanan pusaka pingit milik kerajaan).
“Untuk pusaka kerajaan jenis senjata model keris, tentu tak bsia dipajang. Itu pesan leluhur kami. Makanya, kami tak tidak bisa memajangnya,” jelas Cok Ace dibenarkan kakak kandungnya, Cok Putra. "Ini tempat yang indah sekali," cetus Komjen Buwas dengan nada kagum.
Selanjutnya, Komjen Buwas dan rombongan diajak Cok Ace dan Cok Putra duduk ngobrol selama 1 jam 40 menit di ruang depan Bale Gedong Rata bagian tengah. Kepada Cok Ace dan Cok Putra yang merupakan dua tokoh sentral Puri Agung Ubud, Komjen Buwas menyampaikan kedatangannnya sebagai wujud silaturahmi. Langkahnya ini juga bagian penting dari sosialisasi pencegahan peredaran dan pemakaian narkoba melalui peran tokoh masyarakat.
“Kami mohon kepada para tokoh puri di Bali, khususnya Puri Agung Ubud, untuk ikut memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya narkoba,” tandas Komjen Buwas.
Komjen Buwas menilai para tokoh Puri Agung Ubud selama ini menjadi cerminan masyarakat, sehingga patut menjaga masyarakat agar mereka tidak terpengaruh narkoba. “Puri tak hanya menjadi pelestari budaya Bali asli karena keindahannya, melainkan panutan para tokohnya,’’ jelas Jendeal Bintang Tiga Polisi yang namanya meroket sejak menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri ini.
Dalam kesempatan itu, Cok Putra menyatakan terima kasih atas kedatangan Komjen Buwas dan rombongan BNN ke Puri Agung Ubud. Atas permintaan Komjen Buwas, kata Cok Putra, pihaknya bersedia untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bahaya narkoba.
“Pemahaman ini akan kami lakukan dengan pendekatan budaya. Antara lain, dalam paruman banjar, kegiatan adat dan agama di pura, kegiatan sekaa teruna, dan lainnya,” ujar Cok Putra.
Sementara itu, seusai bertamu di Puri Agung Ubud, Komjen Buwas dan rombongan BNN lanjut makan malam di Puri Langon milik Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, yang berjarak sekitar 300 meter sebelah utara Puri Agung Ubud. Cok Wah sendiri merupakan salah satu tokoh muda Pura Agung Ubud. * lsa
Kedatangan Komjen Buwas, salah satunya, untuk sosialisasi perang terhadap narkoba. Komjen Buwas bersama rombongan dari BNN tiba di Ancak Saji (Bagian Terluar) Puri Agung Ubud, Kamis sore sekitar pukul 17.50 Wita. Mereka disambut tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013.
Kemudian, Cok Ace mengantarkan Komjen Buwas memasuki Puri Agung Ubud melalui pintu Gelung Kori atau gapura Puri Saren Kauh. Pintu ini dilalui, karena Gelung Kori menuju Puri Saren, rumah tinggal Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gede Putra Sukawati alias Cok Putra sedang direnovasi.
Kepada Komjen Buwas dan rombongan BNN, Cok Ace menjelaskan fungsi dan makna beberapa bangunan tradisional di Puri Saren Kauh dan Puri Agung Ubud secara keseluruhan. Untuk diketahui, Puri Saren Kauh adalah rumah tinggal Panglingsir Puri Agung Ubud (almarhum) Tjokorda Agung Suyasa. Puri ini berbatas tembok dengan Puri Saren Ubud yang ditempati Panglingsir Puri Agung Ubud saat ini, Cok Putra.
"Gelung Kori ini dibangun tahun 1900-an, semasa penjajahan Belanda," jelas Cok Ace kepada Komjen Buwas. Selanjutnya, Ketua BPD PHRI Bali ini mengantarkan Komjen Buwas menuju Bale Gedong Rata Puri Saren Agung Ubud. Sebelum dipersilakan duduk, Komjen Buwas disambut oleh Panglingsir Puri Agung Ubud, Cok Putra.
Cok Putra juga mengajak Komjen Buwas untuk dikenalkan tentang kasanah bangunan di bagian belakang Bale Gedong Rata. Untuk menuju bangunan belakang itu, Komjen Buwas dan rombongan diizinkan melalui pintu Bale Gedong Rata yang betel (tembus) ke areal utama Puri Puri Agung Ubud. Di areal utama ini terdapat Bale Gedong Rata (posisi paling utara, untuk tempat peristirahatan raja) dan Bale Lantang (di bagian barat, untuk penyimpanan pusaka pingit milik kerajaan).
“Untuk pusaka kerajaan jenis senjata model keris, tentu tak bsia dipajang. Itu pesan leluhur kami. Makanya, kami tak tidak bisa memajangnya,” jelas Cok Ace dibenarkan kakak kandungnya, Cok Putra. "Ini tempat yang indah sekali," cetus Komjen Buwas dengan nada kagum.
Selanjutnya, Komjen Buwas dan rombongan diajak Cok Ace dan Cok Putra duduk ngobrol selama 1 jam 40 menit di ruang depan Bale Gedong Rata bagian tengah. Kepada Cok Ace dan Cok Putra yang merupakan dua tokoh sentral Puri Agung Ubud, Komjen Buwas menyampaikan kedatangannnya sebagai wujud silaturahmi. Langkahnya ini juga bagian penting dari sosialisasi pencegahan peredaran dan pemakaian narkoba melalui peran tokoh masyarakat.
“Kami mohon kepada para tokoh puri di Bali, khususnya Puri Agung Ubud, untuk ikut memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya narkoba,” tandas Komjen Buwas.
Komjen Buwas menilai para tokoh Puri Agung Ubud selama ini menjadi cerminan masyarakat, sehingga patut menjaga masyarakat agar mereka tidak terpengaruh narkoba. “Puri tak hanya menjadi pelestari budaya Bali asli karena keindahannya, melainkan panutan para tokohnya,’’ jelas Jendeal Bintang Tiga Polisi yang namanya meroket sejak menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri ini.
Dalam kesempatan itu, Cok Putra menyatakan terima kasih atas kedatangan Komjen Buwas dan rombongan BNN ke Puri Agung Ubud. Atas permintaan Komjen Buwas, kata Cok Putra, pihaknya bersedia untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bahaya narkoba.
“Pemahaman ini akan kami lakukan dengan pendekatan budaya. Antara lain, dalam paruman banjar, kegiatan adat dan agama di pura, kegiatan sekaa teruna, dan lainnya,” ujar Cok Putra.
Sementara itu, seusai bertamu di Puri Agung Ubud, Komjen Buwas dan rombongan BNN lanjut makan malam di Puri Langon milik Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, yang berjarak sekitar 300 meter sebelah utara Puri Agung Ubud. Cok Wah sendiri merupakan salah satu tokoh muda Pura Agung Ubud. * lsa
Komentar