Dari Anak Panti Asuhan, Raih Predikat Kasek SMK Hebat Nasional
I Gusti Putu Darmawan MM mendapat penghargaan sebagai ‘Kasek SMK Hebat Nasional 2016’ dari Kemendikbud bersama Kasek SMK Negeri 1 Singaraja, Drs I Nengah Suteja MPd
Kisah I Gusti Putu Darmawan MM, yang 8 Tahun Jadi Kasek SMK Wira Harapan Badung
MANGUPURA, NusaBali
Bukan hanya Kepala Sekolah (Kasek) SMK Negeri 1 Singaraja, Drs I Nengah Suteja MPd, 55, guru asal Bali yang dapat penghargaan sebagai ‘Kasek SMK Hebat Tingkat Nasional 2016’. Selain dia, ada lagi Kasek SMK Wira Harapan Badung, I Gusti Putu Darmawan MM, 51, yang dapat penghargaan serupa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sukses IGP Darmawan terbilang spesial, karena dia awalnya hanya seorang anak panti asuhan.
IGP Darmawan masuk kategori ‘Kasek SMK Hebat Nasional 2016’ kategori Manajemen Sekolah versi Kitto Awards, yang bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud. Dia terpilih dapat predikat Kasek SMK Hebat Nasional 2016 bersama 30 Kasek SMK lainnya se-Indonesia, termasuk Kasek SMK Negeri 1 Singaraja Nengah Suteja.
Bagi IGP Darmawan, penghargaan ini dianggap sebagai hadiah terindah di akhir masa jabatannya sebagai Kasek SMK Wira Harapan. Sebab, selepas dikukuhkan sebagai Kasek SMK Hebat Nasional 2016’ dalam seremoni di Malang, Jawa Timur, 17 Desember 2016 lalu, Darmawan lengser dari jabatan Kasek SMK Wira Harapan yang telah didudukinya selama 8 tahun sejak 2008.
"Per Januari 2017 ini, saya tidak lagi menjabat kepala sekolah. Sebab, sesuai aturan yayasan, jabatan kepala sekolah hanya boleh dua kali periode. Satu periode 4 tahun dan saya sudah menjabat sejak sekolah ini berdiri pada 2008 lalu," cerita Darmawan saat ditemui NusaBali di SMK Wira Harapan, Jalan Raya Padang Luwih Banjar Tegal, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Kamis (12/1).
Menurut Darmawan, perjuangan untuk bisa meraih penghargaan ‘Kasek SMK Hebat Nasional’ tidaklah gampang. Sebab, lebih dari 13.000 Kasek SMK se-Indonesia ikut bersaing memperebutkan predikat Kasek SMK Hebat Nasional 2016. Dari jumlah itu, hanya 100 orang di antaranya yang masuk nominasi. Pada akhirnya, terpilih 30 Kasek SMK Hebat Nasional 2017.
"Bali berhasil meloloskan 2 orang, yakni saya sendiri dan Kasek SMKN 1 Singaraja," jelas guru Bahasa Indonesia asal Banjar Penataran, Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungbiu, Buleleng kelahiran Singaraja, 19 Juli 1966 ini.
Darman mengisahkan, keberhasilannya meraih penghargaan tingkat nasional ini tidak terlepas dari peran tim kerja yang solid di SMK Wira Harapan Badung. "Manajemen yang kita terapkan selalu sesuai dengan 8 standar manajemen SMK. Salah satunya, bagaimana kita mulai dari rekrutmen yang bagus, tanamkan sebagai seorang guru harus profesional, membentuk tim kerja yang solid, dan memberikan pelayanan dengan penuh kasih," papar Darmawan.
Selain itu, kata Darmawan, pihaknya juga menerapkan disiplin kepada seluruh warga sekolah. Bahkan, pihaknya sudah merancang sebuah mekanisme penanganan disiplin, terutama untuk siswa. "Mekanisme pananganan disiplin kami buat secara terstruktur, mulai dari guru piket. Ketika ada siswa yang terlambat hingga 3 kali, diberikan peringatan dan selanjutnya dikoordinasikan ke wali kelas,” katanya.
“Setelah diberikan pembinaan oleh wali kelas, jika toh masih ada masalah, maka tahap selanjutnya adalah kordinasi dengan BK hingga pemanggilan orangtua siswa," lanjut su-ami dari Ni Ketut Ayu Andani SE ini.
Peran orangtua, kata Darmawan, sangat penting dalam menanamkan sikap disiplin kepada siswa. "Penanganan disiplin siswa tidak bisa hanya dilakukan pihak sekolah saja. Harus ada keterlibatan orangtua, sehingga kita tahu di mana letak permasalahan siswa sering terlambat," terangnya.
Ditambahkannya, jika siswa bersangkutan masih membandel juga, selanjutnya bisa berurusan dengan Wakasek Bidang Kesiswaan dan sekaligus Kasek. Beruntung, sejak berdirinya SMK Wira Harapan, jumlah siswa yang bermasalah kurang dari 1 persen dari total 1.796 siswa.
Hal yang mendukung Darmawan terpilih sebagai Kasek SMK Hebat Nasional 2016, juga berangkat dari keberhasilannya selaku ‘Kasek SMK Berprestasi Kabupaten Badung 2016’ dan Juara III Kasek Berprestasi Tingkat Provinsi Bali 2016’. Tiga prestasi ini otomatis menjadi hadiah terindah di akhir masa jabatan Darmawan sebagai Kasek SMK Wira Harapan. Kini dia kembali menjadi guru mata pelajaran House Keeping Jurusan Akomodasi Perhotelan di SMK Wira Harapan.
Di balik kesuksesannya meraih sejumlah prestasi membanggakan itu, ada perjuangan keras IGP Darmawan dalam mengenyam pendidikan. Darmawan sendiri merupakan putra sulung dari pasangan I Gusti Putu Putra dan Gusti Ketut Sucining Hati. Kedua orangtuanya yang tinggal di Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungiu, Buleleng merupaan keluarga miskin.
Semasa kecil, Darmawan harus jalan kaki menempuh waktu 2-3 jam dari rumah untuk tiba di sekolah yakni SDN Blimbing Sari, Desa Blimbing Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana. Sepulang sekolah, Darmawan kecil masih harus membantu orangtuanya bertani di ladang.
Suatu ketika, Darmawan bertemu seorang Pendeta yang kemudian menyarankannya supaya tinggal di Panti Asuhan. Gayung pun bersambut. Sejak Kelas IV SD, Darmawan tinggal di Panti Asuhan Widya Asih II, Desa Blimbingsari. "Orangtua saya hanya buruh tani. Jika tidak tinggal di Panti Asuhan, mungkin saja saya sudah putus sekolah dan pilih jadi buruh tani juga," kenang ayah dari I Gusti Putu Diana Silvia (mahasiswa Universitas Tri Sakta Jakarta) I Gusti Ayu Dellayanti (siswi SMK Wira Harapan Badung) ini.
Hingga masuk perguruan tinggi, Darmawan masih tetap menyandang status sebagai anak panti asuhan. Bersama ratusan anak-anak panti asuhan lainnya, Darmawan harus rela berbagi segala-galanya secara bersama. Contoh kecil, satu kamar tidur dihuni bersama 8 anak. "Setelah tamat, saya mengawali sebagai staf di Panti Asuhan Widya Asih Denpasar. Kemudian, tahun 1992 saya mulai menjadi guru Bahasa Indonesia di SMP Widya Pura Sesetan, Denpasar Selatan," tutur Darmawan.
Ketekunan dan kesungguhannya dalam mendidik siswa, kemudian mengantarkan Darmawan dipercaya sebagai Kasek SMK Wira Harapan Badung selama 8 tahun sejak 2008. Dari situ, Darmawan kemudian dapat penghargaan sbagai ‘Kasek SMK Hebat Nasional 2016’. * nvi
MANGUPURA, NusaBali
Bukan hanya Kepala Sekolah (Kasek) SMK Negeri 1 Singaraja, Drs I Nengah Suteja MPd, 55, guru asal Bali yang dapat penghargaan sebagai ‘Kasek SMK Hebat Tingkat Nasional 2016’. Selain dia, ada lagi Kasek SMK Wira Harapan Badung, I Gusti Putu Darmawan MM, 51, yang dapat penghargaan serupa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sukses IGP Darmawan terbilang spesial, karena dia awalnya hanya seorang anak panti asuhan.
IGP Darmawan masuk kategori ‘Kasek SMK Hebat Nasional 2016’ kategori Manajemen Sekolah versi Kitto Awards, yang bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud. Dia terpilih dapat predikat Kasek SMK Hebat Nasional 2016 bersama 30 Kasek SMK lainnya se-Indonesia, termasuk Kasek SMK Negeri 1 Singaraja Nengah Suteja.
Bagi IGP Darmawan, penghargaan ini dianggap sebagai hadiah terindah di akhir masa jabatannya sebagai Kasek SMK Wira Harapan. Sebab, selepas dikukuhkan sebagai Kasek SMK Hebat Nasional 2016’ dalam seremoni di Malang, Jawa Timur, 17 Desember 2016 lalu, Darmawan lengser dari jabatan Kasek SMK Wira Harapan yang telah didudukinya selama 8 tahun sejak 2008.
"Per Januari 2017 ini, saya tidak lagi menjabat kepala sekolah. Sebab, sesuai aturan yayasan, jabatan kepala sekolah hanya boleh dua kali periode. Satu periode 4 tahun dan saya sudah menjabat sejak sekolah ini berdiri pada 2008 lalu," cerita Darmawan saat ditemui NusaBali di SMK Wira Harapan, Jalan Raya Padang Luwih Banjar Tegal, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Kamis (12/1).
Menurut Darmawan, perjuangan untuk bisa meraih penghargaan ‘Kasek SMK Hebat Nasional’ tidaklah gampang. Sebab, lebih dari 13.000 Kasek SMK se-Indonesia ikut bersaing memperebutkan predikat Kasek SMK Hebat Nasional 2016. Dari jumlah itu, hanya 100 orang di antaranya yang masuk nominasi. Pada akhirnya, terpilih 30 Kasek SMK Hebat Nasional 2017.
"Bali berhasil meloloskan 2 orang, yakni saya sendiri dan Kasek SMKN 1 Singaraja," jelas guru Bahasa Indonesia asal Banjar Penataran, Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungbiu, Buleleng kelahiran Singaraja, 19 Juli 1966 ini.
Darman mengisahkan, keberhasilannya meraih penghargaan tingkat nasional ini tidak terlepas dari peran tim kerja yang solid di SMK Wira Harapan Badung. "Manajemen yang kita terapkan selalu sesuai dengan 8 standar manajemen SMK. Salah satunya, bagaimana kita mulai dari rekrutmen yang bagus, tanamkan sebagai seorang guru harus profesional, membentuk tim kerja yang solid, dan memberikan pelayanan dengan penuh kasih," papar Darmawan.
Selain itu, kata Darmawan, pihaknya juga menerapkan disiplin kepada seluruh warga sekolah. Bahkan, pihaknya sudah merancang sebuah mekanisme penanganan disiplin, terutama untuk siswa. "Mekanisme pananganan disiplin kami buat secara terstruktur, mulai dari guru piket. Ketika ada siswa yang terlambat hingga 3 kali, diberikan peringatan dan selanjutnya dikoordinasikan ke wali kelas,” katanya.
“Setelah diberikan pembinaan oleh wali kelas, jika toh masih ada masalah, maka tahap selanjutnya adalah kordinasi dengan BK hingga pemanggilan orangtua siswa," lanjut su-ami dari Ni Ketut Ayu Andani SE ini.
Peran orangtua, kata Darmawan, sangat penting dalam menanamkan sikap disiplin kepada siswa. "Penanganan disiplin siswa tidak bisa hanya dilakukan pihak sekolah saja. Harus ada keterlibatan orangtua, sehingga kita tahu di mana letak permasalahan siswa sering terlambat," terangnya.
Ditambahkannya, jika siswa bersangkutan masih membandel juga, selanjutnya bisa berurusan dengan Wakasek Bidang Kesiswaan dan sekaligus Kasek. Beruntung, sejak berdirinya SMK Wira Harapan, jumlah siswa yang bermasalah kurang dari 1 persen dari total 1.796 siswa.
Hal yang mendukung Darmawan terpilih sebagai Kasek SMK Hebat Nasional 2016, juga berangkat dari keberhasilannya selaku ‘Kasek SMK Berprestasi Kabupaten Badung 2016’ dan Juara III Kasek Berprestasi Tingkat Provinsi Bali 2016’. Tiga prestasi ini otomatis menjadi hadiah terindah di akhir masa jabatan Darmawan sebagai Kasek SMK Wira Harapan. Kini dia kembali menjadi guru mata pelajaran House Keeping Jurusan Akomodasi Perhotelan di SMK Wira Harapan.
Di balik kesuksesannya meraih sejumlah prestasi membanggakan itu, ada perjuangan keras IGP Darmawan dalam mengenyam pendidikan. Darmawan sendiri merupakan putra sulung dari pasangan I Gusti Putu Putra dan Gusti Ketut Sucining Hati. Kedua orangtuanya yang tinggal di Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungiu, Buleleng merupaan keluarga miskin.
Semasa kecil, Darmawan harus jalan kaki menempuh waktu 2-3 jam dari rumah untuk tiba di sekolah yakni SDN Blimbing Sari, Desa Blimbing Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana. Sepulang sekolah, Darmawan kecil masih harus membantu orangtuanya bertani di ladang.
Suatu ketika, Darmawan bertemu seorang Pendeta yang kemudian menyarankannya supaya tinggal di Panti Asuhan. Gayung pun bersambut. Sejak Kelas IV SD, Darmawan tinggal di Panti Asuhan Widya Asih II, Desa Blimbingsari. "Orangtua saya hanya buruh tani. Jika tidak tinggal di Panti Asuhan, mungkin saja saya sudah putus sekolah dan pilih jadi buruh tani juga," kenang ayah dari I Gusti Putu Diana Silvia (mahasiswa Universitas Tri Sakta Jakarta) I Gusti Ayu Dellayanti (siswi SMK Wira Harapan Badung) ini.
Hingga masuk perguruan tinggi, Darmawan masih tetap menyandang status sebagai anak panti asuhan. Bersama ratusan anak-anak panti asuhan lainnya, Darmawan harus rela berbagi segala-galanya secara bersama. Contoh kecil, satu kamar tidur dihuni bersama 8 anak. "Setelah tamat, saya mengawali sebagai staf di Panti Asuhan Widya Asih Denpasar. Kemudian, tahun 1992 saya mulai menjadi guru Bahasa Indonesia di SMP Widya Pura Sesetan, Denpasar Selatan," tutur Darmawan.
Ketekunan dan kesungguhannya dalam mendidik siswa, kemudian mengantarkan Darmawan dipercaya sebagai Kasek SMK Wira Harapan Badung selama 8 tahun sejak 2008. Dari situ, Darmawan kemudian dapat penghargaan sbagai ‘Kasek SMK Hebat Nasional 2016’. * nvi
1
Komentar