Inspiratif, Pemuda 19 Tahun Hasilkan Cuan dari Jualan Tahu Bandung
DENPASAR, NusaBali.com – Meskipun perajin tahu dengan berbagai jenis sudah marak, namun perajin kudapan berbahan baku kedelai masih memiliki pasar yang luas dan bisa meraih cuan alias keuntungan.
Melakoni usaha kecil memproduksi tahu inilah yang dilakukan oleh Marvel. Usianya masih 19 tahun dan nekat meninggalkan kampung halamannya di Bandung, Jawa Barat, menuju Pulau Dewata untuk berjualan Tahu Bandung. Bahkan pemuda ini pun memlih menunda melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi untuk menuju Bali. “Kebetulan ada keluarga yang sudah tinggal di Bali,” kata Marvel.
Komoditas tahu dipilih karena Marvel merasa pasarnya sangat luas. “Orang dari kalangan atas sampai bawah beli tahu. Kalau di pandemi saja saya bisa bertahan, bagaimana ke depannya (kalau ekonomi sudah pulih),” ujar pemuda yang memulai usahanya di bulan Februari 2021 atau saat pandemi Covid-19 masih melanda.
Komoditas tahu dipilih karena Marvel merasa pasarnya sangat luas. “Orang dari kalangan atas sampai bawah beli tahu. Kalau di pandemi saja saya bisa bertahan, bagaimana ke depannya (kalau ekonomi sudah pulih),” ujar pemuda yang memulai usahanya di bulan Februari 2021 atau saat pandemi Covid-19 masih melanda.
Namun sebelum memutuskan Tahu Bandung sebagai usahanya di Bali, Marvel mengaku melakukan riset kecil-kecilan terlebih dahulu di daerah sentra Tahu Bandung di daerah Cibuntu, Bandung. Dari sana ia belajar mengenai cara produksi tahu Bandung, bagaimana prosesnya hingga peralatan apa saja yang diperlukan.
Kini, tahu bikinannya yang diberi merk ‘HMD Juara’ telah beredar di Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Pasar Kereneng, Pasar Batu Kandik, dan supermarket di Kota Denpasar. “Kapasitas produksi usaha saya masih terbilang kecil dibanding usaha tahu yang sudah lebih dahulu ada,” ungkap Marvel saat ditemui di tempat usahanya di Jalan Sidakarya Gang Taman Bunga, Minggu (5/9/2021).
Toh omzet yang diraihnya lumayan menjanjikan, yakni sekitar Rp 900.000 setiap harinya. Dikatakan, setiap harinya ia memproduksi sekitar 1.800 potong tahu, di mana setiap enam potong tahu ia jual seharga Rp 5.000.
Untuk mengerjakan produksi tahu ia dibantu oleh seorang karyawan yang bekerja sejak pukul 05.30 hingga 11.00 Wita. Sementara untuk membawa ke pelanggan ia melakukannya sendirian.
Marvel sendiri mengakui untuk jenis Tahu Bandung masih belum banyak yang menggeluti di Bali. “Setahu saya baru ada di Batubulan (Gianyar), dan satu lagi di luar Denpasar saya lupa namanya,” terangnya.
Meski relatif belum memiliki saingan, tidak mudah baginya memperkenalkan Tahu Bandung kepada khalayak Kota Denpasar. Mengingat selama ini telah banyak beredar di pasaran jenis tahu lainnya yakni Tahu Jawa dan Tahu Lombok.
Sementara itu Reza Muhammad, 23, yang membantu proses produksi tahu menyebut tidak ada kendala berarti yang ia rasakan dalam melakukan pekerjaannya. Meski ia baru tiga bulan bekerja di usaha tahu milik Marvel, sebelumnya ia juga mengerjakan pekerjaan yang sama di tempat asalnya, Bandung, sehingga tidak memerlukan adaptasi yang berarti. “Sebelum bekerja di sini saya juga bekerja tahu di Bandung,” terangnya.
Sementara itu, selain membawa sendiri pesanan kepada pelanggan, Marvel mengaku sejak seminggu terakhir mengajak seorang reseller untuk memasarkan produk tahunya. “Konsumennya warung di setiap banjar, pedagang malam (lalapan), warung tipat cantok,” terang Cakra seorang reseller yang memasarkan tahu Bandung di tempat kediamannya Mengwitani, Badung. *adi
1
Komentar