Komisi IV Panggil Kadisdikpora dan Kadiskes Badung
MANGUPURA, NusaBali
Komisi IV DPRD Badung memanggil Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Made Mandi dan Kepala Dinas Kesehatan dr Nyoman Gunarta, terkait rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), Senin (6/9).
Pemanggilan dilakukan untuk memastikan kesiapan sekolah dan guru menghadapi PTM. Rapat dipimpin langsung Ketua Komisi IV I Made Sumerta dengan didampingi para anggota, seperti Nyoman Gede Wiradana, Rara Hita Sukma Dewi, I Gde Aryantha dan Ni Luh Putu Sekarini. Komisi yang membidangi pendidikan dan kesehatan ini memanggil kedua pejabat tersebut untuk memastikan kesiapan semua sekolah dan guru dalam menghadapi PTM bila PPKM level 4 bisa turun level.
Sumerta mengatakan, kesiapan sekolah maupun guru dalam PTM sangat penting untuk memastikan pelaksanaan belajar dan mengajar di tengah situasi pandemi Covid-19 bisa berjalan dengan baik. Jangan sampai pembukaan PTM justru menimbulkan klaster baru penularan Covid-19. “Kami ingin mengetahui kesiapan sekolah di Badung bila PTM dilaksanakan. Sudah sejauh mana persiapannya,” ujar Sumerta.
Menurut politisi asal Desa Pecatu, Kecamata Kuta Selatan, hampir sebagian besar masyarakat menginginkan PTM segera dibuka, sehingga anak bisa kembali bersekolah dan bertatap muka secara langsung dengan teman dan gurunya. Namun, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk penularan wabah Covid-19 di lingkungan sekolah. “Perlu strategi dan skenario dalam menghadapi kemungkinan yang terjadi jika PTM dilaksanakan. Lalu sudah berapa persen capaian vaksinasi guru dan siswa. Saya dapat informasi ada sejumlah guru dan siswa yang belum divaksin,” kata Sumerta.
Hal senada juga disampaikan anggota Komisi IV DPRD Badung Nyoman Gede Wiradana. Menurutnya PTM ini sudah menjadi dambaan semua orangtua murid. Oleh karena itu, pihaknya sangat berharap PTM secepatnya bisa dilaksanakan di Badung. “Orangtua murid sudah capek jadi guru di rumah. Mereka sangat berharap segera PTM. Tapi, agar bisa PTM kan Badung harus turun level dari PPKM level 4 ke level 3 ke bawah,” kata politisi asal Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal ini.
Wiradana berharap ada kebijakan dari pemerintah pusat untuk menurunkan level ini, sehingga dunia pendidikan Badung secara khusus bisa kembali melaksanakan proses belajar mengajar seperti biasa. “Mari kita berdoa supaya level (PPKM level 4) bisa turun. Dan anak kita bisa normal belajar kembali. Tentu untuk segala persiapannya harus dimatangkan dulu,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kadisdikpora Badung Made Mandi, menjelaskan secara prinsip semua sekolah baik dari tingkat TK, SD hingga SMP di Badung sejatinya sudah siap melaksanakan PTM. Bahkan sarana prasarana prokes sudah tersedia di masing-masing sekolah. Orangtua siswa juga sudah menyetujui anaknya belajar di sekolah.
“Semua sekolah sudah siap. Bahkan sempat ada skenario sekolah di zona hijau dibuka dulu secara bertahap dengan prokes ketat, tapi karena PPKM level 4, sehingga harus melaksanakan PJJ (pembelajaran jarak jauh, Red),” kata Mandi.
Sedangkan Kadiskes Badung dr Nyoman Gunarta, mengaku siap mendukung pelaksanaan PTM di Badung. Pihaknya dari dunia kesehatan bahkan siap memberikan pendampingan ke sekolah lewat puskesmas dan pustu terdekat. “Kami tentu mendukung dan siap membantu sekolah untuk memastikan PTM berjalan dengan baik dan tidak ada klaster baru,” katanya.
Mantan Dirut RSD Mangusada itu juga menegaskan proses vaksinasi anak diusia 12-18 tahun sudah berjalan di Badung. Bahkan mengklaim vaksinasi di usia tersebut sudah melampui target nasional. Hanya diakui masih ada ratusan siswa belum tervaksinasi.
“Untuk vaksinasi anak usia 12-18 tahun sudah jalan, sudah di atas 100 persen dari target pusat. Bahkan pertengahan September ini vaksin kedua. Kemudian yang belum terus kami sasar bekerjasama dengan Disdikpora,” beber dokter asal Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal ini.
Lebih lanjut dikatakan, pelaksanaan vaksinasi anak sekolah menemui sejumlah tantangan. Salah satunya adalah sulitnya mendapat persetujuan orangtua murid. “Paling banyak anak belum divaksin di Kuta Utara dan Kuta Selatan. Ada ratusan belum divaksin dan kami sudah terus melakukan pendekatan. Di sana penduduknya heterogen, jadi sedikit sulit,” tandas dr Gunarta. *ind
Komentar