Ricuh Swab Sidetapa Berakhir Damai
Dimediasi Langsung Oleh Gubernur Bali dan Pangdam IX/Udayana
Gubernur Koster tegaskan masalah Kodim 1609/Buleleng vs warga Desa Sidetapa sudah selesai, jangan ada yang coba panaskan situasi
SINGARAJA, NusaBali
Ricuh disertai adu pukul dalam kegiatan rapid test antigen massal yang digelar Kodim 1609/Buleleng di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Senin (23/8) lalu, akhirnya diselesaikan secara damai. Penyelesaian damai ini disepakati setelah Gubernur Bali Wayan Koster dan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, terjun langsung memfasilitasi mediasi pihak yang berseteru yakni Kodim 1609/Buleleng vs warga Desa Sidetapa, Selasa (7/9).
Kesepakatan damai tersebut ditandatangani dalam mediasi di Makodim 1609/Buleleng di Singaraja dan lanjut dengan pertemuan di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, Selasa kemarin. Dari hasil mediasi kemarin, Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto dan warga Desa Sidetapa sepakat tidak akan meneruskan proses hukum.
Dandim Letkol Windra, yang sempat kena pukul dalam kericuhan swab di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, 23 Agustus 2021 lalu, pun berjanji akan cabut kembali laporan yang telah dilayangkan ke Polres Buleleng. Sedangkan warga Desa Sidetapa, yang sempat jadi korban pemukulan oleh anggota TNI karena Dandim dipukuli, juga bakal mencabut laporan yang sempat dilayangkan ke Denpom IX/Udayana.
Mediasi di Makodim 1609/Buleleng, Selasa pagi mulai pukul 10.15 Wita, digelar secara tertutup. Mediasi kemarin dipimpin langsung Gubernur Koster dan Pangdam Maruli Simanjuntak. Selain dihadiri Dandim Letkol Windra, dalam mediasi tersebut juga hadir Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna, dan Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto.
Sedangkan pihak Desa Sidetapa yang hadir dalam mediasi di Makodim Buleleng, antara lain, Perbekel Sidetapa Ketut Budiasa, tokoh masyarakat yang kini anggota DPRD Bali dari Hanura Dapil Buleleng I Wayan Arta, dan tiga kuasa hukum warga Sidetapa: Kadek Cita Ardana Yudi, Made Arnawa, dan Komang Nila Adnyani. Warga yang terlibat kericuhan dan insiden baku pukul saat kegiatan rapid test antigen massal juga hadir dalam mediasi kemarin.
Dalam mediasi yang berlangsung selama 40 menit hingga pukul 10.55 Wita kemarin, dilakukan penandatanganan kesepakatan damai oleh Dandim Letkol Windra dan warga Sidetapa yang jadi korban pemukulan anggota TNI, Kadek Dicky Okta Andrean.
Ada tiga poin yang dituangkan dalam kesepakatan damai tersebut. Pertama, keduabelah pihak sepakat untuk saling memaafkan dan tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Kedua, keduabelah pihak akan mencabut masing-masing laporan, baik di Polres Buleleng maupun Denpom IX/Udayana. Ketiga, keduabelah pihak menyatakan sepakat permasalahan tersebut telah selesai dan tidak akan melakukan penuntutan hukum di kemudian hari.
Usai penandatanganan surat kesepakatan damai kemarin, Gubernur Koster mengatakan keduabelah pihak sudah sepakat untuk akhiri perseteruan. Mereka juga telah sepakat untuk berdamai dan tidak menjutkan lagi proses hukum yang berlangsung. "Keduabelah pihak sepakat untuk mengakhiri semuanya dan berdamai. Tidak ada lagi proses hukum. Semuanya kembali pada posisi awal yaitu perdamaian. Tidak ada lagi yang mengungkit-ungkit masa lalu. Yang kita lihat adalah bagaimana Bali ini ke depan," jelas Gubernur Koster.
Menurut Gubernur Koster, saat ini semua pihak tengah menghadapi pandemi Covid-19. Ini memerlukan kerja keras bersama, sinergi antara berbagai pihak dalam menangani pandemi ini sangat dibutuhkan. "Agar Bali bisa segera pulih, tidak ada lagi yang mengungkit masa lalu," jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Gubernur Koster menegaskan, dengan diselesaikannya konflik ini secara damai, maka keduabelah pihak akan mencabut laporan proses hukum yang sempat dilayangkan. "Hari ini keduabelah pihak sudah berdamai dan sepakat akan mencabut laporan masing-masing. Tidak ada lagi proses hukum. Semua pihak saya harap mendukung upaya yang dilakukan hari ini (kemarin). Tdak ada lagi pihak yang mencoba memanasi atau melakukan tindakan yang tidak kondusif," tandas Guber-nur yang juga ketua DPD PDIP Bali ini.
Paparan senada juga disampaikan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Menurut Pangdam, saat ini seluruh masyarakat bersama pemerintah dan TNI/Polri harus bersama-sama melawan Covid-19 dan kemiskinan. "Jangan habiskan waktu dan energi untuk persoalan seperti ini. Buleleng sudah baik dalam penanganan Covid-19, bahkan menjadi contoh bagi kabupaten lain di Bali dan di berbagai tempat," jelas Pangdam.
Pangdam menambahkan, sejatinya upaya damai telah dilakukan sejak awal. Namun, karena suatu alasan akhirnya, upaya damai sempat tertunda. Akan tetapi, kini perdamianan bisa terwujud. Pangdam berharap tak ada lagi persoalan serupa di kemudian hari. "Pada intinya, keduabelah pihak juga menginginkan damai. Masyarakat bukan lawan kami (TNI, Red). Lawan kita sekarang adalah Covid-19 dan kemis-kinan," tegas Jenderal Bintang Dua TNI AD berdarah Batak ini.
Menurut Pangdam, keduabelah pihak sudah sepakat untuk memilih damai dan akan mencabut laporan masing-masing. Pihaknya juga berharap dukungan masyarakat atas upaya damai ini, jangan ada yang melakukan tindak provokasi. "Tidak ada lagi proses hukum. Semuanya selesai. Mudah-mudahan ini bisa jadi momentum lebih baik untuk berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum warga Desa Sidetapa, Kadek Cita Ardana Yudi, menyampaikan pihaknya akan mencabut laporan terhadap Dandim Buleleng Letkol Windra, yang sebelumnya sempat dilayangkan ke Denpom IX/Udayana. Cita Ardana mengaku masih akan berdiskusi terkait pencabutan laporan tersebut.
Menurut Cita Ardana, pihaknya juga masih akan koordinasi dengan penyidik di Polres Buleleng, terkait laporan yang sebelumnya dilayangkan Dandim Letkol Windra. "Kami berharap Pak Dandim segera mencabut laporannya di Polres Buleleng. Begitu itu terjadi, kami pun selaku kuasa hukum warga Sidetapa akan mencabut laporan ke Denpom IX/Udayana. Jadi, biar sama-sama beriringan. Jangan sampai ketika kami sudah mencabut laporan, yang di sini belum," terang ad-vokat yang juga mantan Ketua KPU Buleleng 2008-2013 ini.
Sedangkan tokoh warga Sidetapa, Wayan Arta, yang sedari awal mendampingi warganya, juga menyatakan upaya perdamaian ini merupakan langkah yang tepat. Wayan Arta pun dukung program pemerintah dalam penanganan Covid-19.
"Intinya, permohonan perdamaian itu kami sama-sama memaafkan dan kami sama-sama mencabut laporan. Dan, ketika terjadi mediasi seperti tadi (kemarin), proses ini sampai di sini. Kami berdamai, kembali saling mendukung program pemerintah. Warga sudah sepakat damai, itu memang keinginan kami sejak awal," tandas politisi yang sempat maju tarung sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng dari Golkar-Hanura dalam Pilkada Buleleng 2012 ini. *mz
Kesepakatan damai tersebut ditandatangani dalam mediasi di Makodim 1609/Buleleng di Singaraja dan lanjut dengan pertemuan di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, Selasa kemarin. Dari hasil mediasi kemarin, Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto dan warga Desa Sidetapa sepakat tidak akan meneruskan proses hukum.
Dandim Letkol Windra, yang sempat kena pukul dalam kericuhan swab di Wantilan Pura Bale Agung, Desa Sidetapa, 23 Agustus 2021 lalu, pun berjanji akan cabut kembali laporan yang telah dilayangkan ke Polres Buleleng. Sedangkan warga Desa Sidetapa, yang sempat jadi korban pemukulan oleh anggota TNI karena Dandim dipukuli, juga bakal mencabut laporan yang sempat dilayangkan ke Denpom IX/Udayana.
Mediasi di Makodim 1609/Buleleng, Selasa pagi mulai pukul 10.15 Wita, digelar secara tertutup. Mediasi kemarin dipimpin langsung Gubernur Koster dan Pangdam Maruli Simanjuntak. Selain dihadiri Dandim Letkol Windra, dalam mediasi tersebut juga hadir Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna, dan Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto.
Sedangkan pihak Desa Sidetapa yang hadir dalam mediasi di Makodim Buleleng, antara lain, Perbekel Sidetapa Ketut Budiasa, tokoh masyarakat yang kini anggota DPRD Bali dari Hanura Dapil Buleleng I Wayan Arta, dan tiga kuasa hukum warga Sidetapa: Kadek Cita Ardana Yudi, Made Arnawa, dan Komang Nila Adnyani. Warga yang terlibat kericuhan dan insiden baku pukul saat kegiatan rapid test antigen massal juga hadir dalam mediasi kemarin.
Dalam mediasi yang berlangsung selama 40 menit hingga pukul 10.55 Wita kemarin, dilakukan penandatanganan kesepakatan damai oleh Dandim Letkol Windra dan warga Sidetapa yang jadi korban pemukulan anggota TNI, Kadek Dicky Okta Andrean.
Ada tiga poin yang dituangkan dalam kesepakatan damai tersebut. Pertama, keduabelah pihak sepakat untuk saling memaafkan dan tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Kedua, keduabelah pihak akan mencabut masing-masing laporan, baik di Polres Buleleng maupun Denpom IX/Udayana. Ketiga, keduabelah pihak menyatakan sepakat permasalahan tersebut telah selesai dan tidak akan melakukan penuntutan hukum di kemudian hari.
Usai penandatanganan surat kesepakatan damai kemarin, Gubernur Koster mengatakan keduabelah pihak sudah sepakat untuk akhiri perseteruan. Mereka juga telah sepakat untuk berdamai dan tidak menjutkan lagi proses hukum yang berlangsung. "Keduabelah pihak sepakat untuk mengakhiri semuanya dan berdamai. Tidak ada lagi proses hukum. Semuanya kembali pada posisi awal yaitu perdamaian. Tidak ada lagi yang mengungkit-ungkit masa lalu. Yang kita lihat adalah bagaimana Bali ini ke depan," jelas Gubernur Koster.
Menurut Gubernur Koster, saat ini semua pihak tengah menghadapi pandemi Covid-19. Ini memerlukan kerja keras bersama, sinergi antara berbagai pihak dalam menangani pandemi ini sangat dibutuhkan. "Agar Bali bisa segera pulih, tidak ada lagi yang mengungkit masa lalu," jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Gubernur Koster menegaskan, dengan diselesaikannya konflik ini secara damai, maka keduabelah pihak akan mencabut laporan proses hukum yang sempat dilayangkan. "Hari ini keduabelah pihak sudah berdamai dan sepakat akan mencabut laporan masing-masing. Tidak ada lagi proses hukum. Semua pihak saya harap mendukung upaya yang dilakukan hari ini (kemarin). Tdak ada lagi pihak yang mencoba memanasi atau melakukan tindakan yang tidak kondusif," tandas Guber-nur yang juga ketua DPD PDIP Bali ini.
Paparan senada juga disampaikan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Menurut Pangdam, saat ini seluruh masyarakat bersama pemerintah dan TNI/Polri harus bersama-sama melawan Covid-19 dan kemiskinan. "Jangan habiskan waktu dan energi untuk persoalan seperti ini. Buleleng sudah baik dalam penanganan Covid-19, bahkan menjadi contoh bagi kabupaten lain di Bali dan di berbagai tempat," jelas Pangdam.
Pangdam menambahkan, sejatinya upaya damai telah dilakukan sejak awal. Namun, karena suatu alasan akhirnya, upaya damai sempat tertunda. Akan tetapi, kini perdamianan bisa terwujud. Pangdam berharap tak ada lagi persoalan serupa di kemudian hari. "Pada intinya, keduabelah pihak juga menginginkan damai. Masyarakat bukan lawan kami (TNI, Red). Lawan kita sekarang adalah Covid-19 dan kemis-kinan," tegas Jenderal Bintang Dua TNI AD berdarah Batak ini.
Menurut Pangdam, keduabelah pihak sudah sepakat untuk memilih damai dan akan mencabut laporan masing-masing. Pihaknya juga berharap dukungan masyarakat atas upaya damai ini, jangan ada yang melakukan tindak provokasi. "Tidak ada lagi proses hukum. Semuanya selesai. Mudah-mudahan ini bisa jadi momentum lebih baik untuk berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum warga Desa Sidetapa, Kadek Cita Ardana Yudi, menyampaikan pihaknya akan mencabut laporan terhadap Dandim Buleleng Letkol Windra, yang sebelumnya sempat dilayangkan ke Denpom IX/Udayana. Cita Ardana mengaku masih akan berdiskusi terkait pencabutan laporan tersebut.
Menurut Cita Ardana, pihaknya juga masih akan koordinasi dengan penyidik di Polres Buleleng, terkait laporan yang sebelumnya dilayangkan Dandim Letkol Windra. "Kami berharap Pak Dandim segera mencabut laporannya di Polres Buleleng. Begitu itu terjadi, kami pun selaku kuasa hukum warga Sidetapa akan mencabut laporan ke Denpom IX/Udayana. Jadi, biar sama-sama beriringan. Jangan sampai ketika kami sudah mencabut laporan, yang di sini belum," terang ad-vokat yang juga mantan Ketua KPU Buleleng 2008-2013 ini.
Sedangkan tokoh warga Sidetapa, Wayan Arta, yang sedari awal mendampingi warganya, juga menyatakan upaya perdamaian ini merupakan langkah yang tepat. Wayan Arta pun dukung program pemerintah dalam penanganan Covid-19.
"Intinya, permohonan perdamaian itu kami sama-sama memaafkan dan kami sama-sama mencabut laporan. Dan, ketika terjadi mediasi seperti tadi (kemarin), proses ini sampai di sini. Kami berdamai, kembali saling mendukung program pemerintah. Warga sudah sepakat damai, itu memang keinginan kami sejak awal," tandas politisi yang sempat maju tarung sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng dari Golkar-Hanura dalam Pilkada Buleleng 2012 ini. *mz
Komentar