Dorong Ekspor, GPEI Bali Jajagi Pasar Malaysia
DENPASAR,NusaBali
Mendorong peningkatan ekspor Bali, Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI Provinsi) Bali melakukan penjajagan pasar.
Salah satunya ke Malaysia. Produk industri kerajinan (IKM) potensial diekspor ke negara tetangga tersebut.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (DPD GPEI) Provinsi Bali Panudiana Kuhn menyampaikan Selasa(7/9).
“Kalau nasional kelapa sawit, batubara itu besar sekali ekspor kita ke Malaysia,” ujar pengusaha yang juga Konsul Kehormatan Malaysia di Bali.
Sedang komoditas Bali yang potensial ‘dijual’ ke Malaysia diantaranya manggis, kopi, handicraft dan hasil industri kecil lainnya.
“Itulah dalam masa pandemi ini kita bicarakan,” ujar Panudiana Kuhn merujuk webinar yang mempertemukan Atase Perdagangan Malaysia di Jakarta, Har Man Ahmad, Senin (6/9).
Dikatakan Panudiana Kuhn sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, banyak sektor yang terkena dampak. Kegiatan ekonomi dan industri terhambat dan berdampak negative terhadap kegiatan ekspor – impor. Alasan itulah, GPEI Bali berupaya menampung ide dan masukkan, untuk bisa menggenjot dan merevitalisasi ekspor-impor ke Malaysia.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian(Disdagprin) Bali I Wayan Jarta menyatakan Malaysia jelas merupakan salah satu tujuan ekspor Bali. Dikatakan tahun 2019 lalu, ekspor Bali ke Malaysia 2,5 juta dolar. Pada 2020 lalu mengalami penurunan sekitar 9,26 persen atau teralisasi sebesar 2,76 juta dollar US, Kemudian 2021 periode Januari- Juli tercatat 804 ribu dollar.
Dikatakan Jarta, ekspor ke Malaysia belum banyak. Namun data tersebut menunjukkan potensi (ekspor) itu ada. Eskpor Bali terbesar ke Malaysia adalah kerajinan kayu, tuna, tekstil dan produk tekstile, kerajinan logam, kerajinan batu padas, bamboo dan rotan , anyaman, furniture dan keramik. Komposisi ekspor tersebut merupakan yang tercatat terakhir yakni Januari-Juli 2021.
Tidak saja produk industri kerajinan/IKM, namun Jarta mendorong agar ada produk-produk olahan yang bisa diekspor ke Malaysia.
“Selama ini produk olahan itu yang kurang,” ujarnya. Disdagprin Bali kata Jarta mendorong pelaku IKM, untuk mengembangkan dan memproduksi produk -produk termasuk produk olahan untuk peningkatan ekspor. “Termasuk yang memenuhi syarat untuk diekspor ke Malaysia,” kata Jarta. *K17
1
Komentar