Tiang dan Kebel Semrawut di Desa Kutuh Akan Ditata
MANGUPURA, NusaBali
Setelah melakukan penandaan tiang Internet Service Provider (ISP), Selasa (7/09), Desa Kutuh bersama pemilik tiang akan segera menata tiang yang berada di Jalan Dharma Wangsa, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan.
Selain itu, kabel-kabel yang menjuntai dan semrawut akan diikat serta dirapikan. Hal ini dilakukan untuk menata tata perwajahan di wilayah yang notabene merupakan kawasan destinasi pariwisata.
Perbekel Kutuh I Wayan Mudana, mengatakan penandaan tiang ISP tersebut merupakan tindak lanjut dari komitmen bersama, terhadap upaya penataan kesemrawutan tiang dan kabel ISP di wilayah Desa Kutuh. Terlebih beberapa tiang dan kabel tersebut diketahui sudah tidak berfungsi dan ada juga yang tidak jelas siapa pihak pemiliknya. Langkah tersebut sekaligus untuk mengetahui, apakah pemilik utilitas yang tidak diketahui tersebut apakah aktif memantau asetnya di Desa Kutuh.
“Kami ingin tiang yang berdiri ini adalah tiang yang masih aktif. Jika sudah tidak beroperasi, tentu sudah selayaknya diturunkan,” kata Mudana, Rabu (8/9).
Mudana menjelaskan, ada dua jenis penandaan yang dilakukan pada tiang ISP. Tanda titik diberikan kepada tiang yang siap untuk di merger dan tanda silang segera untuk dieksekusi (dibongkar). Saat ini dalam satu titik bisa berjumlah 10 tiang dengan pemilik berbeda-beda. Ke depan, dalam satu titik hanya diakomodir sebanyak 3 tiang yang tersisa. “Langkah ini kami mulai dari empat titik yang berlokasi di depan Pura Desa Kutuh di Jalan Dharma Wangsa. Ini kami jadikan pilot project, ke depan ini akan terus berkelanjutan,” katanya.
Terkait merger tiang, pihaknya sudah meminta kepada provider terkait agar saling berkomunikasi dan berkoordinasi. Pemilik tiang ISP itu diminta untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi agar menempatkan provider mereka menjadi satu tiang bersama. Tentunya hal itu dilakukan tanpa saling merugikan satu sana lain, dan tanpa merusak estetika perwajahan wilayah. Namun sayangnya, dari 15 provider yang ada di Kutuh, masih ada yang sampai saat ini tidak pernah memenuhi undangan rapat koordinasi. “Belum semuanya datang saat rapat. Ini yang jadi atensi,” tegas Mudana.
Lebih lanjut dikatakan, penataan tersebut dilakukan tentu tidak lepas dari komitmen dari para provider. Sampai pada tahap tindak lanjut, masing-masing provider sangat kooperatif mendukung program desa. Mudana mengaku sudah menyiapkan media komunikasi untuk utilitas di Desa Kutuh. Dengan demikian, masing-masing provider nantinya bisa secara aktif berkoordinasi dan mengontrol asetnya.
“Kalau ada sinergitas dan koordinasi, tentu memudahkan semuanya. Jadi, antara pemilik saling koordinasi tanpa menonjolkan kesemrawutan,” tandas Mudana. *dar
Komentar