Pembangunan TPS3R Terkendala Lahan, Pemkot Jajaki Lahan Pemprov Bali
Masyarakat Diminta Tidak Khawatir dengan Pembangunan TPS3R
DENPASAR, NusaBali
Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Kota Denpasar masih terkendala lahan untuk memenuhi kebutuhan di 43 desa/kelurahan.
Karena kendala tersebut, membuat Pemkot harus menjajaki tanah Pemerintah Provinsi Bali yang ada di wilayah Kota Denpasar. Hal tersebut diungkapkan Asisten II Setda Kota Denpasar Anak Agung Gede Risnawan, Rabu (8/9). Menurut Risnawan, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menargetkan agar semua desa/kelurahan memiliki TPS3R. Namun, untuk membangun TPS3R diperlukan lahan minimal seluas 3 are.
Risnawan mengungkapkan, karena lahan milik Pemkot Denpasar terbatas, untuk saat ini Pemkot masih dalam proses penjajakan agar bisa menggunakan tanah milik Pemprov yang ada di kawasan Kota Denpasar. “Kami memang kekurangan lahan untuk TPS3R, karena sampai saat ini lahan Pemkot Denpasar sudah tidak tersisa lagi,” ujarnya.
Untuk saat ini, yang sudah proses realisasi ada 8 TPS3R dari 11 yang diajukan oleh Pemkot Denpasar ke pusat. Sementara, revitalisasi tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) menjadi TPS3R ada 4 lokasi. Pembangunan dan revitalisasi tersebut menggunakan sisa Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat sebesar Rp 35 miliar.
Risnawan mengatakan, dari total anggaran tersebut, masing-masing TPS3R mendapatkan anggaran bervariasi menurut volume TPS3R yang akan dibuat. "Kalau untuk pembagian anggarannya menurut volume TPS3R yang akan dibuat. Kalau yang sekarang dari Rp 1,3 miliar sampai Rp 1,9 miliar untuk masing-masing TPS3R,” ujar mantan Camat Denpasar Selatan ini.
Risnawan mengatakan untuk memenuhi pengolahan sampah di Kota Denpasar sebenarnya dalam satu desa tidak cukup satu TPS3R. Untuk memenuhi kebutuhan pengolahan sampah di Denpasar setidaknya dalam satu desa/kelurahan ada 2-5 TPS3R.
Guna merealisasikan pembangunan TPS3R ini, Risnawan juga meminta peran serta masyarakat. Sebab, TPS3R ini nantinya bertujuan baik untuk lingkungan ke depannya. Risnawan mengatakan, TPS3R ini tidak seperti TPSS yang lama. Di TPS3R nantinya akan dilakukan pengolahan sampah secara langsung saat sampah datang.
Berbeda dengan sebelumnya, sampah bisa didiamkan selama proses pengangkutan kembali untuk dibuang ke TPA, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. “Dulu kan karena didiamkan, karena proses pengangkutan itu yang menimbulkan bau tidak sedap. Kalau di TPS3R ini datang sampah langsung diolah. Ada yang jadi kompos, kalau plastik dicacah dijadikan biji plastik untuk dibuat pernak-pernik nantinya. Jadi masyarakat jangan khawatir dengan TPS3R ini,” tandas Risnawan. *mis
1
Komentar