Sempat Kosong, Stok Vaksin DPT Kembali Aman
NEGARA, NusaBali
Vaksin Difteri Pertusis Tetanus (DPT) yang disubsidi pemerintah, sempat kosong pada sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Kabupaten Jembrana.
Tetapi saat ini, stok vaksin DPT yang menjadi salah satu vaksin wajib untuk imunisasi anak, dipastikan sudah aman. Vaksin itu kini tersedia di seluruh fasilitas kesehatan (faskes) milik Pemkab Jembrana. Informasi dihimpun NusaBali, sejumlah orangtua yang sempat mengajak anaknya untuk divaksin DPT, tidak bisa mendapat vaksin DPT subsidi pemerintah di sejumlah tempat praktik bidan, klinik, maupun puskesmas pada sekitar Juli 2021. Masalahnya, stok vaksin DPT subsidi pemerintah, dinyatakan kosong.
Hal itu diketahui sempat membuat beberapa orangtua, akhirnya merogoh kocek pribadi untuk memvaksinasi anaknya ke klinik swasta yang menyediakan vaksin DPT non subsidi. “Karena yang subsidi dibilang kosong, ya terpaksa cari yang non subsidi. Bayar Rp 950.000,” ucap salah seorang warga di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, yang memiliki anak berusia 3 bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata, saat dikonfirmasi Kamis (9/9), mengatakan, vaksin DPT subsidi pemerintah itu memang sempat kosong. Kekosongan vaksin DPT yang sempat terjadi di sejumlah faskes, termasuk fakes milik Pemkab, karena belum ada pasokan dari Pemerintah Pusat ke Provinsi Bali. “Sebanarnya kami sudah ajukan. Tetapi karena memang supply vaksinnya belum ada, ya belum dapat,” ucapnya.
Namun, Oka Parwata menegaskan, stok vaksin DPT subsidi pemerintah itu, sudah datang pada Agustus 2021. Stok vaksin DPT itu, juga sudah langsung didistribusikan di seluruh faskes yang sebelumnya mengajukan amprahan ke dinas. “Kalau stok vaksinnya sekarang sudah ada. Tetapi sampai saat ini, ada beberapa klinik dan rumah sakit swasta yang belum mengamprah. Kalau di puskesmas-puskesmas, sudah ada,” ujarnya.
Oka Parwata menjelaskan, pemberian vaksin DPT itu, sebenarnya bisa ditunda. Tidak harus diberikan kepada anak yang baru menginjak usia 3 bulan. Tetapi bisa diberikan pada rentang usia 3 bulan sampai 9 bulan. “Walauapun bisa ditunda, kami tetap berusaha agar stok vaksin DPT tetap tersedia,” ucapnya.
Menurut dia, untuk vaksin-vaksin lainnya yang berkaitan dengan imunisasi anak, stoknya masih cukup aman. Justru, sambung Parwata, yang menjadi permasalahan di tengah masa pandemi saat ini, jika ada vaksin Covid-19 yang kurang, bahkan kosong di beberapa faskes dalam beberapa hari. “Ini juga yang membuat kami bingung. Sementara kita dituntut percepatan untuk terbentuknya kekebalan kelompok,” ujarnya.
Sesuai data Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana per Rabu (8/9), dari 15 faskes tempat layanan vaksinasi Covid-19 di Jembrana, diketahui hanya masih tersisa 1.463 vaksin Covid-19. Sisa 1.463 vaksin Covid-19 itu, terdiri dari 470 vaksin jenis Sinovac dan 993 vaksin jenis Astra Zeneca. Sedangkan untuk vaksin jenis Moderna yang digunakan untuk vaksinasi dosis III kepada para tenaga kesehatan (nakes) dan vaksin Sinopharm yang digunakan untuk vaksinasi penyandang disabilitas, sudah kosong di 15 faskes tersebut.
“Untuk vaksinasi dosis I penyandang disabilitas sudah mencapai 100 persen dari target 501 orang. Memang sasarannya sedikit, namun mobilisasinya yang sulit. Ketika dibuat gebyar vaksin, juga tidak sesuai target karena kesulitan mobilisasi untuk datang ke tempat gebyar vaksin. Akhirnya kami selesaikan dengan sistem door to door,” ucap Oka Parwata. *ode
Komentar