Pemeriksaan di Gilimanuk Akan Dibantu Australia
Tenaga relawan yang disiapkan adalah orang lokal. Namun operasional tenaga relawan itu didanai langsung forum relawan dari Australia.
NEGARA, NusaBali
Dalam upaya mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 di Bali yang belakangan telah melandai, Satgas Penanganan Covid-19 Bali dan Kabupaten Jembrana berusaha memaksimalkan pemeriksaan syarat pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) di Pelabuhan Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Rencananya, untuk memaksimalkan pemeriksaan di salah satu gerbang pintu masuk Bali lewat jalur darat itu, juga akan dibantu sejumlah tenaga relawan yang didanai forum relawan dari Australia.
Sekretaris II Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Jumat (10/9), mengatakan salah satu kendala dalam melaksanakan pemeriksaan di Gilimanuk, adalah keterbatasan petugas. Terutama petugas dari pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Gilimanuk yang bertugas melaksanakan validasi terhadap syarat PPDN yang masuk ataupun keluar Bali.
“Per shift-nya hanya ada empat orang petugas dari KKP. Dua orang di dalam pelabuhan (untuk validasi syarat PPD yang masuk Bali), dan dua orang di depan pintu masuk pelabuhan (untuk validasi syarat PPDN yang akan menyeberang ke Jawa),” ujar Agus Artana.
Menurut Agus Artana, untuk pemeriksaan syarat PPDN di Pelabuhan Gilimanuk, juga sudah mulai diterapkan pemeriksaan scan barcode melalui aplikasi PeduliLindungi. Namun saat ini, proses validasi dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi itu belum dapat maksimal. Di samping masih banyak PPDN yang belum memiliki aplikasi tersebut, sistem aplikasi PeduliLindungi itu juga baru dapat maksimal untuk mengecek status vaksin Covid-19. Sedangkan untuk mengecek syarat surat keterangan (suket) negatif Covid-19, belum dapat sepenuhnya mengandalkan aplikasi tersebut.
“Yang sudah rapid test belum bisa langsung dicek lewat aplikasi. Jadi untuk pemeriksaan suket negatif Covid-19 masih dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu lebih lama. Sementara petugas validasi juga masih terbatas,” ucap Agus Artana yang juga Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.
Terkait berbagai persoalan itu, menurut Agus Artana, sempat ditinjau langsung Satgas Penanganan Covid-19 Bali ke Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (9/9). Peninjauan yang diikuti tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Dinas Perhubungan Bali untuk memantau penerapan aplikasi PeduliLindungi itu, juga mengajak perwakilan salah satu forum relawan dari Australia yang berencana menyiapkan tenaga relawan untuk ditempatkan di Gilimanuk.
“Forum relawan dari Australia itu nanti akan menyiapkan bantuan tenaga relawan. Saat ini masih diproses di provinsi. Karena kerjasama dengan Australia, juga perlu disiapkan sistem dan mekanisme seperti apa. Kalau sudah siap di provinsi, nanti tenaga relawan itu akan diserahkan ke Satgas Kabupaten,” ujar Agus Artana yang juga ikut mendampingi peninjauan Satgas Penanganan Covid-19 Bali ke Pelabuhan Gilimanuk, Kamis lalu.
Agus Artana mengatakan, untuk tenaga relawan yang disiapkan itu adalah orang lokal. Namun operasional tenaga relawan itu didanai langsung forum relawan dari Australia.
“Informasinya, dari forum relawan itu juga mau menjadikan Gilimanuk sebagai pilot project (percontohan) untuk penerapan PeduliLindungi. Kalau nanti berhasil di Pelabuhan Gilimanuk, kemungkinan bisa diadopsi di tempat lain,” ucap Agus Artana. *ode
Sekretaris II Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Jumat (10/9), mengatakan salah satu kendala dalam melaksanakan pemeriksaan di Gilimanuk, adalah keterbatasan petugas. Terutama petugas dari pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Gilimanuk yang bertugas melaksanakan validasi terhadap syarat PPDN yang masuk ataupun keluar Bali.
“Per shift-nya hanya ada empat orang petugas dari KKP. Dua orang di dalam pelabuhan (untuk validasi syarat PPD yang masuk Bali), dan dua orang di depan pintu masuk pelabuhan (untuk validasi syarat PPDN yang akan menyeberang ke Jawa),” ujar Agus Artana.
Menurut Agus Artana, untuk pemeriksaan syarat PPDN di Pelabuhan Gilimanuk, juga sudah mulai diterapkan pemeriksaan scan barcode melalui aplikasi PeduliLindungi. Namun saat ini, proses validasi dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi itu belum dapat maksimal. Di samping masih banyak PPDN yang belum memiliki aplikasi tersebut, sistem aplikasi PeduliLindungi itu juga baru dapat maksimal untuk mengecek status vaksin Covid-19. Sedangkan untuk mengecek syarat surat keterangan (suket) negatif Covid-19, belum dapat sepenuhnya mengandalkan aplikasi tersebut.
“Yang sudah rapid test belum bisa langsung dicek lewat aplikasi. Jadi untuk pemeriksaan suket negatif Covid-19 masih dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu lebih lama. Sementara petugas validasi juga masih terbatas,” ucap Agus Artana yang juga Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.
Terkait berbagai persoalan itu, menurut Agus Artana, sempat ditinjau langsung Satgas Penanganan Covid-19 Bali ke Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (9/9). Peninjauan yang diikuti tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Dinas Perhubungan Bali untuk memantau penerapan aplikasi PeduliLindungi itu, juga mengajak perwakilan salah satu forum relawan dari Australia yang berencana menyiapkan tenaga relawan untuk ditempatkan di Gilimanuk.
“Forum relawan dari Australia itu nanti akan menyiapkan bantuan tenaga relawan. Saat ini masih diproses di provinsi. Karena kerjasama dengan Australia, juga perlu disiapkan sistem dan mekanisme seperti apa. Kalau sudah siap di provinsi, nanti tenaga relawan itu akan diserahkan ke Satgas Kabupaten,” ujar Agus Artana yang juga ikut mendampingi peninjauan Satgas Penanganan Covid-19 Bali ke Pelabuhan Gilimanuk, Kamis lalu.
Agus Artana mengatakan, untuk tenaga relawan yang disiapkan itu adalah orang lokal. Namun operasional tenaga relawan itu didanai langsung forum relawan dari Australia.
“Informasinya, dari forum relawan itu juga mau menjadikan Gilimanuk sebagai pilot project (percontohan) untuk penerapan PeduliLindungi. Kalau nanti berhasil di Pelabuhan Gilimanuk, kemungkinan bisa diadopsi di tempat lain,” ucap Agus Artana. *ode
1
Komentar