nusabali

Novanto Semakin Tersudut

  • www.nusabali.com-novanto-semakin-tersudut

Sehari setelah transkrip rekaman pembicaraan ‘papa minta saham’ diperdengarkan di sidang MKD, Ketua DPR menghilang bak ditelan bumi.

Pertemuan ketiga ini pun lagi-lagi dilakukan di Lantai 21 Hotel Ritz Carlton Jakarta. Saat itulah, Maroef berinisiatif merekam pembicaraan dengan Novanto dan Riza Chalid. "Kenapa saya rekam? Ya, karena saya sendirian. Saya perlu ini kerena kecurigaan saya di pertemuan kedua (sebulan sebelumnya)," sebutnya.

Maroef Sjamsoeddin mengungkap adanya pembicaraan tentang rencana pembagian saham Freeport antara Novanto dan Riza Chalid. Pembicaraan itu terekam dalam pertemuan ketiga di Lantai 21 Hotel Ritz Charlton, 8 Juni 2015. "Dari 20 persen itu (saham), dibagi 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres. Kemudian, ada permintaan hydropower plant," beber Maroef menjawab oertanyaan anggota MKD DPR dari Fraksi Hanura, Sarifuddin Suding.

Maroef sendiri mengaku melaporkan pertemuan dengan Novanto dan Riza Chalid ke bos Freeport James R Moffett atau Jim Bob. Dia melaporkan soal adanya permintaan saham dan proyek. "Ketua DPR bersama rekannya Saudara Riza menyampaikan kepada saya bahwa minta untuk mendapatkan saham sekitar 20 persen, juga meminta proyek PLTA, karena memang proyek PLTA kami untuk kelanjutan tambang bawah tanah," jelas Maroef menirukan laporannya ke Jim Bob.

Menurut Maroef, saat itu Jim Bob bereaksi emosi. Bila hal itu dilakukan, bisa menyebabkan pidana melanggar hukum AS dan Indonesia. "Jim Bob mengatakan kalau kamu masukan saya dalam penjara, kamu lakukan, itu jawaban dia." 

Pada bagian lain, Maroef mengatakan tidaklah etis dan tak patut Novanto bahas negosiasi Freeport. Sebab, Ketua DPR tidak memiliki kewenangan dan kompetensi untuk terlibat dalam negosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia di Papua. Setahu Maroef, yang berhak terlibat negosiasi perpanjangan kontrak Freeport adalah pemerintah Indonesia. "(Setya Novanto) Tidak memiliki kewenangan dalam negosiasi kontrak karya Freeport," katanya. 

Sementara itu, Ketua DPR Setya Novanto langsung menghilang bak ditelan bumi, Kamis kemarin, atau sehari setelah rekaman pembicaraannya soal ‘papa minta saham’ diperdengarkan di sidang MKD. Novanto yang notabene petinggi DPP Golkar absen dalam acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) 2015 yang diselenggarakan di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen Senayan.

Acara itu sendiri dibuka Wapres Jusuf Kalla (JK) dengan dihadiri Ketua DPD RI Irman Gusman, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Plt Ketua KPK Taufiquerachman Ruki, Menaker Hanif Dhakiri, MenPAN RB Yuddy Crrisnandi, Ketua KPU Pusat Husni Kamil Malik, hingga Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Padahal, Novanto selaku Ketua DPR dijadwalkan sebagai salah seorang pembicara. Akhirnya, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah, yang mewakili Novanto.

Ketidakhadiran Novanto sempat disindir Wapres JK. "Kalau kita lihat sandiwara tragis semalam (di sidang MKD), dengan congkaknya semua dapat dikuasai dengan uang, maka saya tadi bilang ke MPR, tinggal dua pimpinan lembaga yang selalu hadir, Ketua MPR dan Ketua DPD. Yang satu sudah hilang," sentil JK. "Tragis juga bangsa ini, malam kita mendengar upaya korupsi, paginya kita berbicara untuk menghentikannya (korupsi)," lanjut Wapres yang juga mantan Ketua Umum DPP Golkar. 7

Komentar