BI Dorong Digitalisasi Pertanian Bali- Nusra
Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi
DENPASAR,NusaBali
Sistem pertanian melalui digitalisasi atau penggunaan teknologi tepat guna atau pertanian 4.0 menjadi langkah penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang resilience dan berkelanjutan,” kata Trisno Nugroho.
Hal tersebut terungkap dalam webinar Tranformasi Tranformasi Ekonomi Bali-Nusra; Bali-Nusra Menuju Pertanian 4.0 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, bersama Pemprov Bali, NTB dan NTT, Selasa (14/9).
Webinar diikuti Gubernur NTB Zulkiflimansyah, Gubernur NTT Victorlaiskodat, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace. Dari Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi (Anggota Dewan Gubernur BI), Arifin Rudiyanti (Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas) serta M Firdaus (Guru Besar FE dan Manajemen IPB).
Mengawali Ketua KPwBI Bali Trisno Nugroho menyatakan akibat pandemi Covid-19 perekonomian Bali-Nusra tertahan. Namun pada triwulan II 2021 mulai menunjukkan pemulihan dengan tumbuh 3,70 persen (yoy). Apabila dilihat secara spasial, waktu pemulihannya berbeda-beda.
Ekonomi NTT sudah mulai tumbuh positif sejak triwulan I (2021). Sedangkan ekonomi NTB dan Bali baru tumbuh pada triwulan II (2021).
”Namun secara keseluruhan sudah mulai ada tanda- tanda positif tumbuh,” lanjut Trisno Nugroho.Momentum pertumbuhan tersebut, tegas Trisno Nugroho harus dijaga. Trisno mengatakan secara umum terdapat kemiripan perekonomian Bali, NTB dan NTT (Bali-Nusra) dimana sektor pertanian menjadi salah satu penopang ekonomi. Selain itu sektor pertanian di Bali-Nusra saling terkoneksi dan terintregasi, secara unik sehingga menjadikan Bali-Nusra sebagai suatu wilayah yang memiliki ketahanan ekonomi yang cukup tinggi.
Di NTT dan NTB, lapangan usaha pertanian menjadi penyumbang utama produk domestik regional broto(PDRB) dengan pangsa masing-masing 23 persen di NTB dan 29 persen untuk NTT pada tahun 2020.
Sedangkan di Bali, lapangan pertanian memiliki pangsa 15 persen terhadap PDRB tahun 2020. “Terbesar kedua setelah lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum,” lanjutnya.
Tingginya sektor pertanian dalam ekonomi Bali-Nusa kata Trisno Nugroho menunjukkan bahwa lapangan usaha pertanian memiliki fungsi pendorong pemulihan ekonomi di Bali-Nusra.
Di bagian lain pemaparannya Trisno Nugroho menyatakan terkait tantangan meningkatkan produktivitas sektor dan nilai tambah pertanian diperlukan transformasi pertanian ke arah digitalisasi pertanian atau Pertanian 4.0.
Penerapan tekonologi atau digitalisasi pertanian atau teknologi pertanian di hulu diharapkan akan mengubah cara bertani, perilaku bertani hingga cara penyediaan input. Sedang di sisi hilir akan memperluas jangkauan pasar, efesiensi harga hingga cara penjualan produk. “Di wilayah Bali-Nusra penerapan pertanian 4.0 masih terbatas, walau sudah mulai ada tanda-tanda ke arah sana,” ujarnya.*K17
1
Komentar