Ini Rencana Besar Bos AirAsia Genjot Bisnis di RI
Sasar Kota Kecil yang Miliki Potensi Wisata dan Penumpang
JAKARTA, NusaBali
AirAsia menjadi salah satu maskapai yang menggarap bisnis penerbangan di Indonesia. Maskapai asal Malaysia ini sudah memiliki rencana besar untuk menggenjot bisnisnya di Indonesia.
Bos AirAsia Tony Fernandes mengatakan saat ini fokus AirAsia di Indonesia bukan cuma ke kota besar, tapi juga kota kecil yang memiliki potensi wisata dan penumpang yang besar.
Sebagai contoh saja, mungkin akan ada penerbangan baru dari AirAsia dengan rute ke Semarang. Bahkan, dia bilang bisa saja penerbangan itu langsung dari luar negeri, misalnya saja Singapura-Semarang.
“Kebanyakan perusahaan lain fokus ke kota-kota besar saja. Kita mau gali potensi di kota ke dua, kota yang belum banyak diterbangi. Mungkin saja buka penerbangan Singapura ke Semarang,” ungkap Tony dalam acara Wealth Wisdom 2021, seperti dilansir detikfinance, Jumat (17/9/2021).
“Ingat, kami ini yang pertama kali terbang ke Bandung,” imbuh Tony. Tony juga mengatakan akan banyak daerah dengan potensi wisata besar yang akan dibuka menjadi rute penerbangan baru AirAsia. Dia menilai potensi wisata di daerah lain yang di Indonesia lebih besar daripada hanya membandingkannya dengan Bali.
“Tujuan kami kan membuat peluang dan memaksimalkan potensi, misal di Lombok kami mau buat penerbangan Australia-Lombok. Ada juga Belitung, Raja Ampat. Ke Toba juga, ke Silangit di sana,” papar Tony.
“Wisata Indonesia ini bukan cuma Bali, besar sekali,” ujarnya. AirAsia sendiri juga mulai masuk ke dalam bisnis digital dengan meluncurkan super app, beragam layanan diberikan. Kebanyakan berupa delivery alias bisnis antar mengantar, misalnya saja AirAsia Food ataupun AirAsia Ride.
Perusahaan pun sudah meluncurkan bisnis bank digital dengan meluncurkan layanan Big Pay. Unit bisnis ini menjadi cara AirAsia fokus ke bisnis keuangan.
Di Indonesia, dia mengatakan penetrasi bisnis digital AirAsia masih fokus untuk pengembangan pariwisata lewat aplikasi AirAsia. Ada kemungkinan juga produk keuangan Big Pay bisa masuk ke Indonesia.
“Kami berpikir kita masih akan fokus bekerja di sektor pariwisata. Mungkin produk keuangan bisa cukup bagus juga di Indonesia,” ungkap Tony. *
Komentar