Demokrat Plot Incumbent Jadi Caleg DPRD Bali
Penyusunan caleg untuk Pileg 2019 baru akan dimulai partai politik di awal 2018 mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Namun, Demokrat sudah punya utak-atik caleg yang akan dipasang tarung ke DPRD Bali. Dari 8 anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali 2014-2019 (berstatus incumbent), 6 orang di antaranya akan dipertahankan untuk Pileg 2019, sementara 2 petarung lagi didorong maju ke Senayan.
Kepastian mempertahankan para incumbent untuk tarung ke kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019 ini disampaikan Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta, di Denpasar, Senin (16/1). “Para incumbent akan dikombinasikan dengan new comer. Setidaknya, 80 persen incumbent akan kami pertahankan sebagai pendulang suara untuk perebutan kursi DPRD Bali di Pileg 2019,” tegas Mudarta.
Fraksi Demokrat DPRD Bali hasil Paileg 2014 berjumlah 8 orang. Mereka masing-masing Tjokorda Asmara Putra Sukawati (Dapil Gianyar), I Gusti Bagus Alit Putra (Dapil Badung), I Wayan Adnyana (Dapil Tabanan), I Nengah Tamba (Dapil Jembrana), Ngakan Made Samudra (Dapil Klungkung), I Gusti Putu Widjera (Dapil Karangasem), Komang Nova Sewi Putra (Dapil Buleleng), dan Utami Dwi Suryadi (dapil Denpasar). saat tarung di Pileg 2014 lalu, mereka semuanya juga berstatus incumbent (sebagai anggota DPRD Bali 2009-2014).
Dari 8 anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali 20140-2019 ini, 2 orang di antaranya akan diplot maju ke Senayan memperebutkan kursi DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2019. Mereka adalah IGB Alit Putra (yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Bali) dan I Nengah Tamba (kini menjabat Ketua Komisi III DPRD Bali).
“Pak Nengah Tamba dan Pak Alit Putra kalibernya sudah layak ke pentas nasional. Nah, inilah estimasi kita, mereka berdua akan didorong tarung ke Senayan. Ini memang belum final, tapi kami sudah punya proyeksi,” tandas Mudarta.
Sedangkan 6 incumbent lainnya: Tjok Asmara Putra Sukawati, Wayan Adnyana, Nova Sewi Putra, Ngakan Samudra, IGP Widjera, dan Utami Dwi Suryadi dipastikan akan dipasang lagi sebagai caleg DPRD Bali di Pileg 2019. Alasan mempertahankan sebagian besar incumbent ini, kata Mudarta, mengacu dengan kinerja dan kekuatan mereka yang saat ini jadi mesin suara.
“Mereka (para incumbent) sudah punya ‘tabungan’ suara untuk membesarkan partai. Cuma, nanti kita instruksikan pola permainannya supaya melebarkan ke basis suara yang belum tersentuh. Jadi, incumbent harus menggarap serius pula daerah yang belum biru (ada suara Demokrat, Red),” kata nakhoda partai asal Melaya, Jembrana ini.
Mudarta menyebutkan, untuk penyusunan caleg ke Pileg 2019, Demokrat akan mem-bentuk Tim 9. Menurut Mudarta, Tim 9 ini akan dipimpin langsung Ketua DPD Demokrat Bali, dengan beranggotakan Sekretaris DPD Demokrat, Wakil Ketua DPD Demokrat, Wakil Sekretaris DPD Demokrat, Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat, Bidang OKK DPD Demokrat, serta Ketua Badan Kajian dan Strategi DPD Demokrat.
Demlokrat sendiri, kata Mudarta, ingin membidik tambahan 2 kursi DPRD Bali menjadi 10 kursi hasil Pileg 2019 mendatang. Tambahan 2 kursi itu diharapkan diharapkan masing-masing dari Dapil Buleleng dan Dapil Bangli. Khusus dari Dapil Bangli, Demokrat selama ini belum pernah meraih kursi DPRD Bali. “Kalau Dapil Buleleng, kami optimis bisa raih 2 kursi DPRD Bali di Pileg 2019,” katanya.
Dengan utaik-atik caleg DPRD Bali ini, nantinya akan terjadi perubahan peta untuk posisi jabatan yang dikuasai Fraksi Demokrat. Karena IGB Alit Putra maju ke DPR RI, berarti akan digantikan sebagai Wakil Ketua DPRD Bali hasil Pileg 2019. Yang berpeluang menggantikan Alit Putra sbagai Wakil Ketua DPRD Bali adalah Wayan Adnyana (jika lolos). Kepana?
Pasalnya, Adnyana menduduki jabatan tinggi di struktur partai, yakni sebagai Sekretaris DPD Demokrat Bali 2016-2021. Peta bisa berubah, jika Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, juga maju Pileg 2019 dan lolos. Jika itu yang terjadi, maka peluang jadi Wakil Ketua DPRD Bali bakal direbut Mudarta. Namun, sampai saat ini Mudarta mengatakan belum berniat maju ke Pileg 2019.
Sementara itu, IGB Alit Putra dan Nengah Tamba diproyeksikan Demokrat maju ke DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2019, bersama 4 kader elite lainnya. Meraka masing-masing Komjen Pol (Purn) Made Mangku Pastika, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani, I Putu Supadma Rudana, dan I Gede Ngurah Wididana.
Made Mangku Pastika adalah mantan Kapolda Bali asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang menjabat Gubernur Bali 2008-2013 dan 2013-2018. Saat ini, Pastika menjadi anggota Dewan Pembina DPP Demokrat. Sedangkan Putu Tutik Kusuma Wardhani adalah Srikandi Demokrat asal Singaraja, Buleleng yang kini fungsionaris DPP Demokrat. Mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 ini sempat duipercaya partainya maju sbagai Calon Bupati Buleleng di Pilkada 2012 lalu. Saat ini, Putu Tutik disiapkan menggantikan Jero Wacik di DPR RI. Dalam Pileg 2014 lalu, Putu Tutik meraih 29.112 suara, namun gagal lolos ke kursi Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali.
Sementara Putu Supadma Rudana adalah politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini Wakil Sekjen DPP Demokrat. Putra dari mantan Senator Bali Nyoman Rudana ini disiapkan gantikan Putu Sudiardana di DPR RI dengan status PAW. Dalam Pileg 2014 lalu, Supadma raih 20.849 suara, namun gagal lolos ke Senayan karena kalah bersaing dengan Jero Wacik dan Sudiartana.
Sebaliknya, Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles merupakan politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang sempat menjabat Ketua DPD Hanura Bali---sebelum kemudian lengser beberapa bulan lalu. Mantan Ketua Fraksi Mandara Jaya DPRD Bali 2009-2014 ini sebelum nya sempat maju scagai caleg DPR RI dari Hanura Dapil Bali di Pileg 2014, namun gagal lolos dengan raihan 40.595 suara. * nat
Namun, Demokrat sudah punya utak-atik caleg yang akan dipasang tarung ke DPRD Bali. Dari 8 anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali 2014-2019 (berstatus incumbent), 6 orang di antaranya akan dipertahankan untuk Pileg 2019, sementara 2 petarung lagi didorong maju ke Senayan.
Kepastian mempertahankan para incumbent untuk tarung ke kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019 ini disampaikan Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta, di Denpasar, Senin (16/1). “Para incumbent akan dikombinasikan dengan new comer. Setidaknya, 80 persen incumbent akan kami pertahankan sebagai pendulang suara untuk perebutan kursi DPRD Bali di Pileg 2019,” tegas Mudarta.
Fraksi Demokrat DPRD Bali hasil Paileg 2014 berjumlah 8 orang. Mereka masing-masing Tjokorda Asmara Putra Sukawati (Dapil Gianyar), I Gusti Bagus Alit Putra (Dapil Badung), I Wayan Adnyana (Dapil Tabanan), I Nengah Tamba (Dapil Jembrana), Ngakan Made Samudra (Dapil Klungkung), I Gusti Putu Widjera (Dapil Karangasem), Komang Nova Sewi Putra (Dapil Buleleng), dan Utami Dwi Suryadi (dapil Denpasar). saat tarung di Pileg 2014 lalu, mereka semuanya juga berstatus incumbent (sebagai anggota DPRD Bali 2009-2014).
Dari 8 anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali 20140-2019 ini, 2 orang di antaranya akan diplot maju ke Senayan memperebutkan kursi DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2019. Mereka adalah IGB Alit Putra (yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Bali) dan I Nengah Tamba (kini menjabat Ketua Komisi III DPRD Bali).
“Pak Nengah Tamba dan Pak Alit Putra kalibernya sudah layak ke pentas nasional. Nah, inilah estimasi kita, mereka berdua akan didorong tarung ke Senayan. Ini memang belum final, tapi kami sudah punya proyeksi,” tandas Mudarta.
Sedangkan 6 incumbent lainnya: Tjok Asmara Putra Sukawati, Wayan Adnyana, Nova Sewi Putra, Ngakan Samudra, IGP Widjera, dan Utami Dwi Suryadi dipastikan akan dipasang lagi sebagai caleg DPRD Bali di Pileg 2019. Alasan mempertahankan sebagian besar incumbent ini, kata Mudarta, mengacu dengan kinerja dan kekuatan mereka yang saat ini jadi mesin suara.
“Mereka (para incumbent) sudah punya ‘tabungan’ suara untuk membesarkan partai. Cuma, nanti kita instruksikan pola permainannya supaya melebarkan ke basis suara yang belum tersentuh. Jadi, incumbent harus menggarap serius pula daerah yang belum biru (ada suara Demokrat, Red),” kata nakhoda partai asal Melaya, Jembrana ini.
Mudarta menyebutkan, untuk penyusunan caleg ke Pileg 2019, Demokrat akan mem-bentuk Tim 9. Menurut Mudarta, Tim 9 ini akan dipimpin langsung Ketua DPD Demokrat Bali, dengan beranggotakan Sekretaris DPD Demokrat, Wakil Ketua DPD Demokrat, Wakil Sekretaris DPD Demokrat, Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat, Bidang OKK DPD Demokrat, serta Ketua Badan Kajian dan Strategi DPD Demokrat.
Demlokrat sendiri, kata Mudarta, ingin membidik tambahan 2 kursi DPRD Bali menjadi 10 kursi hasil Pileg 2019 mendatang. Tambahan 2 kursi itu diharapkan diharapkan masing-masing dari Dapil Buleleng dan Dapil Bangli. Khusus dari Dapil Bangli, Demokrat selama ini belum pernah meraih kursi DPRD Bali. “Kalau Dapil Buleleng, kami optimis bisa raih 2 kursi DPRD Bali di Pileg 2019,” katanya.
Dengan utaik-atik caleg DPRD Bali ini, nantinya akan terjadi perubahan peta untuk posisi jabatan yang dikuasai Fraksi Demokrat. Karena IGB Alit Putra maju ke DPR RI, berarti akan digantikan sebagai Wakil Ketua DPRD Bali hasil Pileg 2019. Yang berpeluang menggantikan Alit Putra sbagai Wakil Ketua DPRD Bali adalah Wayan Adnyana (jika lolos). Kepana?
Pasalnya, Adnyana menduduki jabatan tinggi di struktur partai, yakni sebagai Sekretaris DPD Demokrat Bali 2016-2021. Peta bisa berubah, jika Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, juga maju Pileg 2019 dan lolos. Jika itu yang terjadi, maka peluang jadi Wakil Ketua DPRD Bali bakal direbut Mudarta. Namun, sampai saat ini Mudarta mengatakan belum berniat maju ke Pileg 2019.
Sementara itu, IGB Alit Putra dan Nengah Tamba diproyeksikan Demokrat maju ke DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2019, bersama 4 kader elite lainnya. Meraka masing-masing Komjen Pol (Purn) Made Mangku Pastika, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani, I Putu Supadma Rudana, dan I Gede Ngurah Wididana.
Made Mangku Pastika adalah mantan Kapolda Bali asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang menjabat Gubernur Bali 2008-2013 dan 2013-2018. Saat ini, Pastika menjadi anggota Dewan Pembina DPP Demokrat. Sedangkan Putu Tutik Kusuma Wardhani adalah Srikandi Demokrat asal Singaraja, Buleleng yang kini fungsionaris DPP Demokrat. Mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 ini sempat duipercaya partainya maju sbagai Calon Bupati Buleleng di Pilkada 2012 lalu. Saat ini, Putu Tutik disiapkan menggantikan Jero Wacik di DPR RI. Dalam Pileg 2014 lalu, Putu Tutik meraih 29.112 suara, namun gagal lolos ke kursi Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali.
Sementara Putu Supadma Rudana adalah politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini Wakil Sekjen DPP Demokrat. Putra dari mantan Senator Bali Nyoman Rudana ini disiapkan gantikan Putu Sudiardana di DPR RI dengan status PAW. Dalam Pileg 2014 lalu, Supadma raih 20.849 suara, namun gagal lolos ke Senayan karena kalah bersaing dengan Jero Wacik dan Sudiartana.
Sebaliknya, Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles merupakan politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang sempat menjabat Ketua DPD Hanura Bali---sebelum kemudian lengser beberapa bulan lalu. Mantan Ketua Fraksi Mandara Jaya DPRD Bali 2009-2014 ini sebelum nya sempat maju scagai caleg DPR RI dari Hanura Dapil Bali di Pileg 2014, namun gagal lolos dengan raihan 40.595 suara. * nat
Komentar