Jadi Juru Lelang Produk UMKM Bali, Ridwan Kamil Bukukan Ratusan Juta Rupiah
MANGUPURA, NusaBali.com – Di balik program kolaborasi antara Provinsi Jawa Barat dan Bali lewat platform digital yang dirilis Jumat (17/9/2021) lalu, ternyata juga diwarnai dengan lelang produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bali.
Tidak tanggung-tanggung, sebagai juru lelang dalam acara yang digelar di Hotel Westin Nusa Dua, Jumat (17/9/2021) malam, adalah Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil. Ya, malam itu secara khusus gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini mendadak jadi juru lelang. Menambah semarak launching program ‘Beli Bali’ dari Pemprov Jabar yang berlangsung pagi harinya di Rumah Sanur Depasar.
Di hadapan undangan nasabah bank bjb dalam acra rebranding bjb precicious menjadi bjb prioritas tersebut, Ridwan Kamil menawarkan aneka kerajinan tangan produk UMKM Bali. Tak ayal tampilnya orang nomor satu di Jabar yang bertekad ikut berkontribusi membangkitkan pelaku UMKM Pulau Dewata ini disambut antusias hadirin.
Terbukti dari produk yang ditawarkan, ada yang terjual hingga ratusan juta rupiah. Seperti satu set perhiasan perak Suardita Silver. “Saya sangat bersyukur,” ujar Suardita dengan senyum mengembang. “Terima kasih Pak RK. Terima kasih,” sebut Suardita pada inisial Ridwan Kamil.
Suardita mengaku terkejut dan tidak menyangka sama sekali kerajinan gelang perak dan bros yang biasa dibuatnya terjual Rp 100 juta. “Karena selama hampir dua tahun megap-megap tak mendapat order akibat pandemi Covid-19,” lanjut Suardita.
Perajin berusia 53 tahun ini menilai apa yang dilakukan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, sangat berarti bagi para pelaku UMKM Bali. “Kerja sama ekonomi ini sangat menguntungkan,” tutur Suardita, yang sudah lebih dari 20 tahun menggeluti kerajian tangan rumahan. Mulai seni ukir, wayang kulit Bali sampai kerajinan perak.
Ayah satu anak itu tak menampik jika bahan baku perak yang digunakannya, banyak tersedia. “Selama ada modal, mudah kita peroleh. Tinggal ada order atau tidak, di situ yang penting,” bebernya.
Suardita yang memiliki outlet di Singapadu, Gianyar, mengaku usaha kerajinan perak yang digarapnya merupakan rintisan generasi pertama. Dikerjakan secara bersama-sama ( team work). “Ayah saya penjahit. Saya yang merintis Suardita Silver,” katanya.
Dia pun menyebut setiap kesuksesan yang dia dapat merupakan doa orangtua. “Kalau di Bali, setiap anak itu selain sekolah, juga harus menguasai kerajinan tangan,” imbuhnya.
Bukan hanya Suardita yang tersenyu. Produk UMKM yang dibuka pintu menuju pemasaran di Jabar yang memiliki 50 juta penduduk ini juga menangguk untung berlipat. Ada kain tenun syal Sari Bhakti, sepatu Ni Luh Djelantik, serta gelang kayu-wadah perak Krisna Silver Sanur.
Omset yang didapat para perajin malam itu, melesat ke bulan. Dari harga awal penawaran. Lihat saja gelang dan bros perak kreasi Suardita, yang dibandrol pada pembukaan lelang, hanya lima jutaan, melonjak 20 kali lipat.
Sementara itu, Kang Emil nampak antusias berperan sebagai juru lelang. Dia menegaskan apa yang dilakukan Pemprov Jawa Barat merupakan bentuk sinergitas dan keseriusan. Ingin menggairahkan kembali sektor UMKM di Bali, usai terhantam pandemi Covid-19.
Kang Emil mengaku senang, acara lelang yang dipandunya berjalan lancar. “Senang luar biasa,” kata arsitek yang memiliki beberapa karya di Pulau Dewata, mulai dari hotel hingga masjid ini.
Dia bersyukur orang-orang berpunya dan baik hati dari Jabar, berminat membeli produk UMKM Bali. “Mudah-mudahan ini pertanda suksesnya penjualan UMKM Bali,” ucapnya.
Menurut Kang Emil, acara lelang malam itu berlangsung sangat hidup. Terlebih nilai lelang sampai berlipat kali. “Saya jadi semangat bikin lelang lagi. Harapannya, bisa terus membantu dan bermanfaat untuk masyarakat,” tuntas alumni Barkeley, California University itu. *mao
Komentar