Tiap Hari Bonceng Banyak Anjing Cari Pakan Babi
Kisah Ketut Widanta, Pelihara 20 Ekor Anjing hingga Kewalahan Biaya
MANGUPURA, NusaBali
Seorang krama Banjar Kayu Tulang, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, I Ketut Widanta, 45, mendadak jadi buah bibir setelah foto aktivitasnya viral di media sosial.
Masalahnya, setiap sore Ketut Widanta membonceng banyak anjing keliling mencari pakan ternak babi menggunakan sepeda motor. Terungkap, Ketut Widanta memelihara 20 ekor anjing, hingga kewalahan biaya operasional di tengah pandemi Covid-19.
Ketut Widanta yang akrab dipanggil ‘Lelut Celelut’ memulai hobinya pelihara banyak anjing sejak 11 tahun silam. Berawal dari memungut anjing yang ditemukan telantar di jalan tahun 2010 silam. Kemudian, dia mengadopsi maupun menerima titipan anjing dari orang, yang tidak diambil kembali oleh pemiliknya.
Uniknya, anjing peliharaan itu sangat setia dan dekat dengan Ketut Widanta. Ada 20 anjing peliharaannya saat ini yang selalu ikut ke mana pun Widanta pergi. Namun, Widanta tidak bisa mengajak sekaligus semua anjingnya. Maka, setiap hari dia secara bergantian mengajak anjing-anjingnya saat jalan keliling naik motor untuk mencari pakan ternak babi.
Kesehariannya, Widanta adalah peternak babi yang jumlahnya mencapai puluhan ekor. Karena itu, pria berusia 45 tahun ini setiap hari mencari pakan ternak babi, berupa sisa makanan dari warung makan, restoran, maupun hotel di wilayah Desa Canggu dan Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara.
Nah, agar semangat selama berkeliling mencari pakan babi, Widanta pun ditemani oleh anjing-anjing kesayangannya. Widanta menamai kebersamaan mereka dengan nama ‘Lee Family’. Kata Lee merujuk pada nama panggilannya sendiri, yakni Lelut.
Untuk itu, Widanta mendesain sepeda motornya sedemikian rupa, agar anjing-anjingnya mendapat tempat duduk yang nyaman saat diajak keliling. Dalam satu sekali jalan, Widanta biasanya membonceng 5-6 ekor anjing. Uniknya, anjing-anjing itu anteng saja, tidak gelisah duduk di atas motor. Mereka tidak akan turun dari motor, kalau tak diturunkan oleh tuannya, Widanta.
Karena keunikan tersebut, tak ayal ada saja warga yang mengabadikan momen Widanta bersama anjing-anjing yang masih di atas motor. Anjing-anjing tersebut pun sangat jinak.
Saat NusaBali berkunjung ke kediaman Widanta di Banjar Kayu Tulang, Desa Canggu, Senin (20/9), puluhan anjing tersebut hanya menggonggong kecil, sebagai tanda ada orang ‘asing’ akan bertamu. Setelah itu, anjing-anjing ini malah sangat jinak. Tidak ada yang galak, apalagi sampai rusuh, karena semuanya dirawat dengan penuh kasih sayang. Jenis anjing yang dipelihara Widanta beragam, mulai Shih Tsu, Golden, Pom, hingga Chuachua.
Ketika NusaBali datang ke rumahnya, Widanta sedang bercanda dengan anjing-anjingnya yang lucu. Widanta mengaku senang pelihara banyak anjing, karena didikan orangtuanya yang mengatakan bahwa anjing adalah binatang yang baik dan setia. Kemudian, diajarkan juga bahwa ketika meninggal nanti, anjing akan menemani menuju surga, sebagaimana Yudhistira yang ditemani anjing dalam epos Mahabharata.
“Anjing menjaga kita 24 jam, secara sekala dan niskala. Anjing juga tidak pernah mengeluh dan menuntut. Kesetiaan mereka itu tiada tanding dan tiada banding. Itulah mengapa saya merawat mereka dengan penuh kasih sayang,” tutur Widanta.
Menurut Widanta, saat ini dia masih memelihara 20 ekor anjing. Dulunya, ada 25 ekor anjing, namun sebagian sudah mati dan ada juga yang kabur. Semua yang dipelihara saat ini dalam keadaan baik dan jinak, tidak rusuh keluar rumah. “Anjing-anjing ini saya lepaskan di rumah, tapi anehnya tidak ada yang keluar rumah, apalagi sampai ganggu ke tetangga. Tapi, kalau setiap saya keluar, mereka pasti minta ikut,” cerita Widanta.
Widanta mengisahkan, saat mendapatkan anjing baru, tidak selalu dalam keadaan sehat. Ada yang kondisinya parah, bahkan luka-luka karena penyakit kulit. Dia pun harus membawa anjing tersebut ke dokter hewan, agar bisa mendapatkan gizi yang baik. Jika dihitung, perawatan dari sakit sampai bisa kembali normal membutuhkan waktu sekitar sebulan.
“Saya rawat betul mereka. Kalau soal biaya operasional dan perawatan, mungkin kisaran Rp 3 juta sampai Rp 5 juta per bulan. Tidak saja biaya pakan, itu termasuk biaya perawatan kulit, bulu, mulut, dan juga vaksin rutin setiap 2-3 bulan sekali. Semua anjing ini juga sudah disterilkan,” cerita Widanta.
Widanta mengaku kewalahan soal biaya operasional. Apalagi selama pandemi Covid-19 ini, banyak rumah makan yang tutup usahanya, sehingga sulit mencari sisa-sisa makanan yang sekiranya masih bisa diberikan untuk hewan. Setiap hari, Widanta mengaku harus menyiapkan campuran nasi, daging ayam, dan dog food. Belum lagi biaya vaksin anjing yang mencapai ratusan ribu rupiah per ekor.
“Beruntunglah sejak dikenal orang, ada saja yang memberikan donasi. Saat saya panen ternak babi, juga sebagian saya sisihkan uangnya untuk donasi kepada dog lover yang lain,” jelas Widanta sembari mengaku masih membutuhkan donasi untuk keberlangsungan hidup anjing-anjingnya. *ind
1
Komentar