Krama Timpag Diserbu Lalat
Serangan lalat ini sudah terjadi sejak tahun 2017 saat mulai peternak bangun kandang dan pelihara ayam potong. Lalat menyerbu rumah warga saat panen ayam.
TABANAN, NusaBali
Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, diserbu lalat. Ribuat lalat hinggap di rumah-rumah penduduk sejak seminggu terakhir. ‘Panen’ lalat ini diduga akibat sejumlah kandang ayam yang kotor karena kurang sanitasi. Krama setempat pun khawatir terserang penyakit karena lalat hinggap di makanan maupun minuman.
Ada dua banjar di Desa Timpag yang serangan lalatnya parah yakni di Banjar Delod Peken dan Banjar Sambian. Di dua banjar ini banyak usaha ternak ayam potong. Jarak kandang dengan rumah penduduk berdekatan, rata-rata 100 meter hingga 200 meter. Salah seorang warga yang terganggu lalat, I Gusti Ayu Made Windy Wardani, 26, lalat mulai pagriung (datang beramai-ramai) sejak seminggu lalu. Ia yang buka usaha warung kelontong mengaku kewalahan usir lalat agar tak hinggap di dagangannya. Ia coba basmi lalat dengan racun, namun tak mempan. “Sepi sebentar ketika semprotkan racun, 15 menitnya lalat berdatangan lagi,” ungkap Ayu Windy, Selasa (17/1).
Ayu Windy yang punya balita berusia 2,5 tahun juga khawatir kesehatan buah hatinya terganggu akibat serangan lalat. “Saya takut anak saya muntah-muntah dan mencret karena seluruh makan dihinggapi lalat,” ungkapnya. Dikatakan, tempat tinggalnya dikelelingi kandang ayam. Paling dekat kandang ayam yang ada di utara rumahnya hanya berjarak 50 meter. Kandang ayam itu milik Gusti Putu Mundra. Jika pengusaha ayam panen, ia mengaku semprotkan racun lalat dengan dosis lebih banyak.
Perbekel Desa Timpag I Gusti Wayan Sukewahana mengakui warganya keluhkan serangan lalat. Dikatakan, serangan lalat ini sudah terjadi sejak tahun 2017 saat mulai peternak bangun kandang dan pelihara ayam potong. Sukewahana mengaku sudah kumpulkan seluruh 15 peternak ayam agar selalu melakukan sanitasi. Peternak juga sudah menandatangani surat pernyataan, siap usahanya ditutup warga jika datangkan lalat dalam jumlah besar.
Menurut Sukewahana, kandang milik I Gusti Putu Mandra yang beberapa minggu telah panen hasilkan lalat dalam jumlah besar. Selaku perbekel, Sukehawana mengaku sering mengingatkan peternak untuk memberikan dosis yang pas untuk mematikan ulat lalat agar tidak berkembang biak. “Kalau musim panen ayam, lalatnya pasti banyak. Jika peternak melakukan sanitasi yang benar, serangan lalat ini bisa diantisipasi,: tegas Sukehawana.
Dikatakan, di Banjar Delod Peken sebanyak 4 dari 5 peternak ayam pedaging sudah panen. Kotoran ayam juga sudah diangkut. Hanya kotoran ayam di kandang Gusti Putu Mandra belum dibersihkan dan hasilkan bantak lalat. “Satu kandang belum panen dan kandang milik Gusti Mandra sudah panen namun belum dibersihkan. Dua kandang itu hasilkan lalat,” beber Sukewahana.
Terpisah, Gustu Putu Mandra mengaku punya kandang dengan kapasitas 4 ribu sampai 5 ribu ekor ayam. Gusti Mandra tak menampik dari usaha peternakan ayamnya hasilkan lalat. Padahal ia mengaku sudah semprotkan racun ke kotoran ayam agar tidak menimbulkan lalat. Ia menduga air hujan yang masuk kandang menyebabkan racun tercampur air sehingga kadarnya berkurang. “Biasnaya dengan campuran 200 gram racun ampuh atasi lalat. Mungkin ini faktor hujan yang menyebabkan kandang lembab,” duga Gusti Mandra.
Mandra mengaku sungkan kepada masyarakat yang kena dampak dari usaha peternakan ayamnya. Ia mengaku sudah melakukan penanganan namun belum mempan. “Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat. Saya sudah berbuat namun hasilnya belum maksimal usir lalat,” sebutnya. Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Budana mengaku belum mendapat laporan terkait krama Desa Timpag terserang lalat dampak dari peternakan ayam. “Kita cek ke lapangan,” tegas Budana. * d
Ada dua banjar di Desa Timpag yang serangan lalatnya parah yakni di Banjar Delod Peken dan Banjar Sambian. Di dua banjar ini banyak usaha ternak ayam potong. Jarak kandang dengan rumah penduduk berdekatan, rata-rata 100 meter hingga 200 meter. Salah seorang warga yang terganggu lalat, I Gusti Ayu Made Windy Wardani, 26, lalat mulai pagriung (datang beramai-ramai) sejak seminggu lalu. Ia yang buka usaha warung kelontong mengaku kewalahan usir lalat agar tak hinggap di dagangannya. Ia coba basmi lalat dengan racun, namun tak mempan. “Sepi sebentar ketika semprotkan racun, 15 menitnya lalat berdatangan lagi,” ungkap Ayu Windy, Selasa (17/1).
Ayu Windy yang punya balita berusia 2,5 tahun juga khawatir kesehatan buah hatinya terganggu akibat serangan lalat. “Saya takut anak saya muntah-muntah dan mencret karena seluruh makan dihinggapi lalat,” ungkapnya. Dikatakan, tempat tinggalnya dikelelingi kandang ayam. Paling dekat kandang ayam yang ada di utara rumahnya hanya berjarak 50 meter. Kandang ayam itu milik Gusti Putu Mundra. Jika pengusaha ayam panen, ia mengaku semprotkan racun lalat dengan dosis lebih banyak.
Perbekel Desa Timpag I Gusti Wayan Sukewahana mengakui warganya keluhkan serangan lalat. Dikatakan, serangan lalat ini sudah terjadi sejak tahun 2017 saat mulai peternak bangun kandang dan pelihara ayam potong. Sukewahana mengaku sudah kumpulkan seluruh 15 peternak ayam agar selalu melakukan sanitasi. Peternak juga sudah menandatangani surat pernyataan, siap usahanya ditutup warga jika datangkan lalat dalam jumlah besar.
Menurut Sukewahana, kandang milik I Gusti Putu Mandra yang beberapa minggu telah panen hasilkan lalat dalam jumlah besar. Selaku perbekel, Sukehawana mengaku sering mengingatkan peternak untuk memberikan dosis yang pas untuk mematikan ulat lalat agar tidak berkembang biak. “Kalau musim panen ayam, lalatnya pasti banyak. Jika peternak melakukan sanitasi yang benar, serangan lalat ini bisa diantisipasi,: tegas Sukehawana.
Dikatakan, di Banjar Delod Peken sebanyak 4 dari 5 peternak ayam pedaging sudah panen. Kotoran ayam juga sudah diangkut. Hanya kotoran ayam di kandang Gusti Putu Mandra belum dibersihkan dan hasilkan bantak lalat. “Satu kandang belum panen dan kandang milik Gusti Mandra sudah panen namun belum dibersihkan. Dua kandang itu hasilkan lalat,” beber Sukewahana.
Terpisah, Gustu Putu Mandra mengaku punya kandang dengan kapasitas 4 ribu sampai 5 ribu ekor ayam. Gusti Mandra tak menampik dari usaha peternakan ayamnya hasilkan lalat. Padahal ia mengaku sudah semprotkan racun ke kotoran ayam agar tidak menimbulkan lalat. Ia menduga air hujan yang masuk kandang menyebabkan racun tercampur air sehingga kadarnya berkurang. “Biasnaya dengan campuran 200 gram racun ampuh atasi lalat. Mungkin ini faktor hujan yang menyebabkan kandang lembab,” duga Gusti Mandra.
Mandra mengaku sungkan kepada masyarakat yang kena dampak dari usaha peternakan ayamnya. Ia mengaku sudah melakukan penanganan namun belum mempan. “Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat. Saya sudah berbuat namun hasilnya belum maksimal usir lalat,” sebutnya. Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Wayan Budana mengaku belum mendapat laporan terkait krama Desa Timpag terserang lalat dampak dari peternakan ayam. “Kita cek ke lapangan,” tegas Budana. * d
1
Komentar