Keluarga di Jembrana Harap Bisa Gelar Ngaben Watangan
Gugurnya Pratu IB Putu Suarman, Prajurit TNI yang Diserang Teroris KKB
Pratu Ida Bagus Putu Suarman terakhir kali pulang ke Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana tahun 2019 lalu dan sempat memesan lukisan dirinya kenakan seragam tentara
NEGARA, NusaBali
Gugurnya prajurit TNI AD Pratu Ida Bagus Putu Suarman, 23, yang ditembaki teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam tugas di Papua, Selasa (21/9) pagi, menjadi duka tersendiri bagi keluarga besarnya di Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Karena terbatas ekonomi, pihak keluarga berharap bisa menggelar upacara ngaben watangan untuk Pratu IB Putu Suarma, prajurit TNI berusia 23 tahun yang akrab disapa Gus Onthi.
Hal ini disampaikan paman dari almarhum Pratu IB Putu Suarman, yakni Ida Bagus Kade Kartono, 51, saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Rabu (22/9). IB Kade Kartono menyebutkan, Pratu IB Putu Suarman merupakan anak dari IB Ketut Sutelso, 48. Nah, IB Ketut Sutelso ini adalah adik kandung dari IB Kade Kartono.
Kesehariannya, IB Ketut Sutelso bersama keluarga kecilnya tinggal di rantau, yakni Dusun Tungkul, Desa Hilir, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Pratua IB Putu Suarman juga lahir dan besar di rantau. Dalam dinas ketentaraan, Pratu IB Putu Suarman bertugas sebagai prajurtit TNI AD di Satuan Tabakpan 3 RO 1 Ton II Kipan B Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista di Jogjakarta, Jajaran Korem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro.
Gus Kade Kartono mengisahkan, adiknya yakni Gus Ketut Sutelso (ayah dari Pratu IB Putu Suarman alias Gus Onthi) awalnya merantau ke Kalimantan Barat tahun 1992 silam. Gus Sutelso merantau atas ajakan Gus Kartono sendiri, yang kala itu sempat lama bekerja di sebuah hotel di Kalimantan Barat.
Menurut Gus Kartono, saat awal merantau ke Kalimantan Barat, Gus Sutelso bersama-sama dengan dirinya bekerja di hotel tersebut. Namun, karena hotel tempatnya kemudian bangkrut, Gus Kartono memutuskan pulang ke Jembrana. Sedangkan adiknya, Gus Sutekso, tetap tinggal di Kalimantan Barat hingga akhirnya menikah dengan perempuan asli setempat, Jero Sinta (nama setelah diupacarai suudhi wadani).
Dari pernikahannya dengan Jero Sinta, Gus Sutelso dikaruniai dua anak laki-laki. Si sulung Gus Onthi kemudian menjadi tentara hingga akhirnya gugur dalam tugas pengamanan helikopter yang angkut jenazah perawat korban penembakan teroris KKB, di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa, 21 September 2021 pagi. “Sedangkan anaknya yang bungsu (adik dari Gus Onthi, Red) masih sekolah SMP di Kalimantan Barat,” papar Gus Kartono.
Menurut Gus Kartono, ketika Gus Onthi (Pratu IB Putu Suarman) baru berusia 3 tahun, sempat diajak pulang orangtuanya ke Jembrana. Saat itu, Gus Onthi kecil diasuh oleh istri Gus Kartono sendiri, yakni Desak Made Yasmini, 51. Namun, tidak ada sampai setahun di Jembrana, Gus Onthi kembali diajak orangtuanya ke Kalimantan Barat hingga akhirnya memiliki rumah sendiri dan menetap di sana. “Adik saya (Gus Sutelso) di Kalimantan Barat kerja wiraswasta. Dia buka usaha warung makan,” ucap Gus Kartono, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan di Jembrana.
Gus Kartono menyebutkan, terakhir kali Gus Onthi bersama oragtuanya pulang ke Jembrana tahun 2019 lalu. Saat itu, Gus Onthi baru selesai mengikuti pendidikan sebagai prajurit TNI di Jawa. Gus Onthi pun sempat diajak menemui keluarganya di Griya Dencarik, Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Ketika itu, Gus Onthi juga sempat pesan lukisan dirinya berseragam TNI di Gianyar dan meminta tolong untuk diterima di rumah Jembrana. “Gus Onthi berjanji akan ambil lukisan berseragam TNI itu jika ada kesempatan pulang kembali ke Jembrana,” kenang Gus Kartono sembari menyebut Gus Onthi kala itu hanya pulang ke Jembrana selama seminggu.
Belum sempat pulang ke Jembrana pasca 2 tahun, tiba-tiba keluarga di Desa Batuagung mendapoat kabar duka Gus Onthi gugur dalam tugas akibat ditembaki teroris KKB di Papua, Selasa pagi. Menurut Gus Kartini, dirinya pertama kali mendengar kabar duka ini dari salah satu keluarga sepupunya. “Katanya, Gus Onthi diserang teroris KKB saat membantu evakuasi jasad perawat yang juga gugur ditembaki KKB Papua,” papar Gus Kartono.
Kabar duka itu, kata Gus Kartono, justru datang bertepatan dengan pelaksanaan upacara piodalan di merajan (pura keluarga) dan merajan gede (pura keluarga besar) di Griya Buruan, Banjar Taman, Desa Batuagung pada Anggara Kliwon Kulantir, Selasa pagi. Bersamaan dengan piodalan itu, juga dilaksanakan upacara ngelinggihan sawa almarhum ayahnya, Ida Bagus Kade Sinta, yang notabene kakek dari Gus Onthi.
Sebelum mendengar kabar duka tersebut, Gus Kartono mengaku tidak ada firasat apapun. Hanya saja, istrinya yakni Desak Made Yasmini, sempat merasa gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak, Senin (20/9) malam. “Istri saya tidak bisa tidur malam itu. Kemudian, besok paginya saat mau memasak, api tidak mau nyala. Pas itu sudah ada firasat pasti akan terjadi sesuatu. Kami kaget tiba-tiba dengar kabar duka Gus Onthi gugur,” cerita Desak Made Yasmini.
Sementara itu, terkait prosesi upacara pasca gugurnya Gus Onthi, Gus Kartono mengaku sebenarnya ingin agar jenazah keponakannya itu langsung dibawa pulang dan diabenkan di Desa Batuagung, Jembrana. Apalagi, ayah Gus Onthi yakni Gus Sutelso masih tercatat sebagai krama di Desa Adat Batuagung, meskipun lama merantau ke Kalimantan Barat. Merekia tetap naur (bayar) iuran suka-duka, yang ditalangi oleh Gus Kartono.
Namun, dari hasil koordinasi terakhir, Gus Sutelso tetap memilih untuk melakukan prosesi jenazah Gus Onthi di Kalimantan Barat. Rencananya, akan menyusul dibuatkan upacara pengabenan di Jembrana.
“Kemarin (Selasa) beberapa keluarga yang lain juga sudah minta biar diajak pulang. Tetapi, adik tetap minta biar di Kalimantan Barat. Katanya, jenazah Gus Onthi diperkirakan baru akan tiba di Kalimantan malam nanti (semalam, Red). Bisa-bisa prosesnya nanti dikuburkan di Taman Makam Pahlawan di sana,” terang Gus Kartono.
Ketika tetap diadakan prosesi di Kalimantan Barat, Gus Kartono sebagai paman Gus Onthi ingin paling tidak menggelar upacara ngaben watangan (pengabenan secara simbolis). Tetapi, karena tidak memiliki biaya, Gus Kartini buat sementara hanya bisa membikin banten soda untuk keponakannya yang gugur ditembaki teroris KKB tersebut. “Karena tidak ada biaya, saya juga tidak bisa buatkan ngaben watangan. Apalagi, keadaan susah seperti sekarang,” keluhnya. *ode
Hal ini disampaikan paman dari almarhum Pratu IB Putu Suarman, yakni Ida Bagus Kade Kartono, 51, saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Rabu (22/9). IB Kade Kartono menyebutkan, Pratu IB Putu Suarman merupakan anak dari IB Ketut Sutelso, 48. Nah, IB Ketut Sutelso ini adalah adik kandung dari IB Kade Kartono.
Kesehariannya, IB Ketut Sutelso bersama keluarga kecilnya tinggal di rantau, yakni Dusun Tungkul, Desa Hilir, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Pratua IB Putu Suarman juga lahir dan besar di rantau. Dalam dinas ketentaraan, Pratu IB Putu Suarman bertugas sebagai prajurtit TNI AD di Satuan Tabakpan 3 RO 1 Ton II Kipan B Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista di Jogjakarta, Jajaran Korem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro.
Gus Kade Kartono mengisahkan, adiknya yakni Gus Ketut Sutelso (ayah dari Pratu IB Putu Suarman alias Gus Onthi) awalnya merantau ke Kalimantan Barat tahun 1992 silam. Gus Sutelso merantau atas ajakan Gus Kartono sendiri, yang kala itu sempat lama bekerja di sebuah hotel di Kalimantan Barat.
Menurut Gus Kartono, saat awal merantau ke Kalimantan Barat, Gus Sutelso bersama-sama dengan dirinya bekerja di hotel tersebut. Namun, karena hotel tempatnya kemudian bangkrut, Gus Kartono memutuskan pulang ke Jembrana. Sedangkan adiknya, Gus Sutekso, tetap tinggal di Kalimantan Barat hingga akhirnya menikah dengan perempuan asli setempat, Jero Sinta (nama setelah diupacarai suudhi wadani).
Dari pernikahannya dengan Jero Sinta, Gus Sutelso dikaruniai dua anak laki-laki. Si sulung Gus Onthi kemudian menjadi tentara hingga akhirnya gugur dalam tugas pengamanan helikopter yang angkut jenazah perawat korban penembakan teroris KKB, di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa, 21 September 2021 pagi. “Sedangkan anaknya yang bungsu (adik dari Gus Onthi, Red) masih sekolah SMP di Kalimantan Barat,” papar Gus Kartono.
Menurut Gus Kartono, ketika Gus Onthi (Pratu IB Putu Suarman) baru berusia 3 tahun, sempat diajak pulang orangtuanya ke Jembrana. Saat itu, Gus Onthi kecil diasuh oleh istri Gus Kartono sendiri, yakni Desak Made Yasmini, 51. Namun, tidak ada sampai setahun di Jembrana, Gus Onthi kembali diajak orangtuanya ke Kalimantan Barat hingga akhirnya memiliki rumah sendiri dan menetap di sana. “Adik saya (Gus Sutelso) di Kalimantan Barat kerja wiraswasta. Dia buka usaha warung makan,” ucap Gus Kartono, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan di Jembrana.
Gus Kartono menyebutkan, terakhir kali Gus Onthi bersama oragtuanya pulang ke Jembrana tahun 2019 lalu. Saat itu, Gus Onthi baru selesai mengikuti pendidikan sebagai prajurit TNI di Jawa. Gus Onthi pun sempat diajak menemui keluarganya di Griya Dencarik, Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Ketika itu, Gus Onthi juga sempat pesan lukisan dirinya berseragam TNI di Gianyar dan meminta tolong untuk diterima di rumah Jembrana. “Gus Onthi berjanji akan ambil lukisan berseragam TNI itu jika ada kesempatan pulang kembali ke Jembrana,” kenang Gus Kartono sembari menyebut Gus Onthi kala itu hanya pulang ke Jembrana selama seminggu.
Belum sempat pulang ke Jembrana pasca 2 tahun, tiba-tiba keluarga di Desa Batuagung mendapoat kabar duka Gus Onthi gugur dalam tugas akibat ditembaki teroris KKB di Papua, Selasa pagi. Menurut Gus Kartini, dirinya pertama kali mendengar kabar duka ini dari salah satu keluarga sepupunya. “Katanya, Gus Onthi diserang teroris KKB saat membantu evakuasi jasad perawat yang juga gugur ditembaki KKB Papua,” papar Gus Kartono.
Kabar duka itu, kata Gus Kartono, justru datang bertepatan dengan pelaksanaan upacara piodalan di merajan (pura keluarga) dan merajan gede (pura keluarga besar) di Griya Buruan, Banjar Taman, Desa Batuagung pada Anggara Kliwon Kulantir, Selasa pagi. Bersamaan dengan piodalan itu, juga dilaksanakan upacara ngelinggihan sawa almarhum ayahnya, Ida Bagus Kade Sinta, yang notabene kakek dari Gus Onthi.
Sebelum mendengar kabar duka tersebut, Gus Kartono mengaku tidak ada firasat apapun. Hanya saja, istrinya yakni Desak Made Yasmini, sempat merasa gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak, Senin (20/9) malam. “Istri saya tidak bisa tidur malam itu. Kemudian, besok paginya saat mau memasak, api tidak mau nyala. Pas itu sudah ada firasat pasti akan terjadi sesuatu. Kami kaget tiba-tiba dengar kabar duka Gus Onthi gugur,” cerita Desak Made Yasmini.
Sementara itu, terkait prosesi upacara pasca gugurnya Gus Onthi, Gus Kartono mengaku sebenarnya ingin agar jenazah keponakannya itu langsung dibawa pulang dan diabenkan di Desa Batuagung, Jembrana. Apalagi, ayah Gus Onthi yakni Gus Sutelso masih tercatat sebagai krama di Desa Adat Batuagung, meskipun lama merantau ke Kalimantan Barat. Merekia tetap naur (bayar) iuran suka-duka, yang ditalangi oleh Gus Kartono.
Namun, dari hasil koordinasi terakhir, Gus Sutelso tetap memilih untuk melakukan prosesi jenazah Gus Onthi di Kalimantan Barat. Rencananya, akan menyusul dibuatkan upacara pengabenan di Jembrana.
“Kemarin (Selasa) beberapa keluarga yang lain juga sudah minta biar diajak pulang. Tetapi, adik tetap minta biar di Kalimantan Barat. Katanya, jenazah Gus Onthi diperkirakan baru akan tiba di Kalimantan malam nanti (semalam, Red). Bisa-bisa prosesnya nanti dikuburkan di Taman Makam Pahlawan di sana,” terang Gus Kartono.
Ketika tetap diadakan prosesi di Kalimantan Barat, Gus Kartono sebagai paman Gus Onthi ingin paling tidak menggelar upacara ngaben watangan (pengabenan secara simbolis). Tetapi, karena tidak memiliki biaya, Gus Kartini buat sementara hanya bisa membikin banten soda untuk keponakannya yang gugur ditembaki teroris KKB tersebut. “Karena tidak ada biaya, saya juga tidak bisa buatkan ngaben watangan. Apalagi, keadaan susah seperti sekarang,” keluhnya. *ode
Komentar