Ada Pabrik dan Pengepul Timbun Jagung
Di Balik Gejolak Harga Jagung
JAKARTA, NusaBali
Harga jagung saat ini masih menjadi polemik. Langkah Presiden Jokowi meminta harga komoditas ini diturunkan menjadi Rp 4.500 per kilo tak otomatis menyelesaikan persoalan yang bergejolak di masyarakat.
Menurut Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Moh Ismail Wahab permasalahan jagung bukan soal produksi, melainkan distribusi. "Masalahnya saat ini bukan produksi, namun distribusi jagung ke peternak yang terhambat. Kami punya data stok, silakan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," kata Ismail, dikutip dari Antara, Rabu (22/9).
Ismail mengakui memang ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul menyimpan jagung dalam jumlah besar. Hal ini terjadi mengingat adanya kekhawatiran pasokan jagung untuk produksi pakan terganggu, dan kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.
Namun, dia memastikan kebenaran data stok jagung sebanyak 2,3 juta ton tersedia di lapangan berdasarkan pembaruan data yang dilakukan oleh Kementan secara reguler setiap minggu.
"Badan Ketahanan Pangan melakukan survei periodik stok jagung di pengepul, gudang GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), dan pasar. Sedangkan Pusat Data Informasi Pertanian kami secara langsung melalui mantri tani dan harmonisasi data BPS. Datanya sama," papar Ismail.
Dia pun mengatakan Kementan siap menunjukkan lokasi gudang dan sentra jagung yang saat ini memiliki stok jagung apabila ada pihak lain yang ingin segera membantu distribusi jagung.
"Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30 persen. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita," kata dia.
Selanjutnya Ismail menambahkan September hingga Oktober adalah masa panen jagung yang ditanam di lahan sawah. Kementan mempersilahkan bila ada yang meragukan untuk mengecek sendiri ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebelumnya Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyatakan stok jagung tersedia sebanyak 2,3 juta ton. Hal itu disampaikannya menjawab persoalan harga jagung yang tinggi saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen Jakarta, Senin (20/9).
Menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta, impor jagung perlu dilonggarkan sebagai upaya menjaga kestabilan harga pakan ternak dan menjawab keluhan kalangan peternak unggas mandiri terkait tingginya harga jagung pakan.
"Pemerintah perlu mengevaluasi beberapa hal dalam tata niaga jagung, seperti membuka impor jagung pakan di Indonesia melalui revisi Permendag Nomor 21 Tahun 2018 yang hanya memberikan hak mengimpor jagung untuk kebutuhan pakan kepada Bulog," kata Aditya Alta dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu.
Menurut dia, relaksasi impor jagung pakan ternak akan dapat menghindari persaingan tinggi antara semua pengguna komoditas tersebut, mulai dari peternak rakyat hingga perusahaan pengolahan besar, untuk mendapatkan jagung dari pasar domestik. *
1
Komentar