Reklik, Instrumen Musik Baru Karya I Gusti Ngurah Hari Mahardika
TABANAN, NusaBali.com – Tak mau berhenti pada insturmen alat music yang sudah ada, I Gusti Ngurah Hari Mahardika di tahun 2021 ini menciptakan sebuah alat musik bernama reklik (reong tingklik).
Pendiri Haridwipa Gamelan Group ini mengaku terinspirasi dari instrumen guntang pada geguntangan. “Bentuk instrumen reklik menyerupai entit/kempli pada geguntangan,” ujar pimpinan sanggar beralamat di Jalan Kenanga nomor 7, Banjar Tegal Belodan, Kabupaten Tabanan.
Wujud instrumen reklik adalah memiliki bilah dan resonansi yang disatukan oleh potongan bambu, berbatas karet, berbobot ringan dan fleksibel jika dimainkan. “Serta bernada sesuai ukuran dan kebutuhan musikal nada,” jelas Hari Mahardika.
Reklik memiliki nada pentatonis dan diatonis, yang terdiri dari reklik kecil, sedang, dan besar. Reklik kecil terinspirasi dari nada reong baleganjur yakni, ndang, ndung, ndeng, ndong, dan nada jegog, ndong, ndeng, ndung, nding. Sedangkan reklik besar, dengan nada diatonis satu oktaf, yakni, do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
Adapun reklik sedang, terinspirasi dari nada gamelan semarandana, yaitu nada, ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndeung, ndung, ndang, ndaing, nding. “Penyajian permainan dari instrumen reklik, bisa dimainkan pada posisi yang diinginkan sesuai keinginan dalam penataan musik. Bisa diposisikan terdiam pada tata letak pertunjukan, maupun dimainkan secara teatrikal dan bergerak,” ujar Hari Mahardika.
Teknik permainan reklik mengadopsi teknik permaian reong pada umumnya. Reong adalah nama dari salah satu tungguhan atau ricikan yang menggunakan pencon berbentuk memanjang yang dimainkan oleh empat orang dengan menggunakan masing-masing dua panggul, dan reong pada balaganjur dalam teknik permainannya yang dimainkan satu orang satu instrumen pada barungan balaganjur menjadi inspirasi dalam teknik permainan instrumen reklik.
“Teknik permainan reong yang diterapkan pada instrumen reklik adalah teknik ubit-ubitan. Teknik ubit-ubitan yang dalam barungan gamelan sepadan dengan cecandetan, kotekan, tetorekan yang mengacu pada teknik permainan polos dan sangsih dari gamelan Bali atau disebut dengan gegebug,” jelasnya.
Instrumen reklik dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul atau panggul reong, yang konvensional digunakan dalam memainkan instrumen tungguh reong pada barungan gamelan gong kebyar serta reong gamelan balaganjur. “Panggul dari instrumen reklik berbahan kayu eben atau eboni (diospyros celebika bakh, Red) yang bulat dan memanjang berbalut benang sentul, memiliki panjang 36 cm, diameter 2,5 cm, dan keliling balutan tali 8 cm,” ungkap Hari Mahardika.
Instrumen reklik ini pun telah terlibat dalam penciptaan karya musik teatrikal ‘Subak Ngalah’ yang dilaksanakan pada Agustus 2021. Untuk ke depannya reklik akan lebih intensif dilibatkan dalam pementasan maupun penciptaan karya. Dan saat ini Hari Mahardika telah memperkenalkan reklik kepada anggota Haridwipa Gamelan Group dan rutin melatih cara bermain instrumen musik tradisional anyar tersebut. *rma
1
Komentar