GMNI Kirim Pesan Pariwisata Bali Jangan Kena Prank lagi
Gelontor Makanan Untuk Monyet di Sangeh
DENPASAR, NusaBali
Belum dibukanya pariwisata Bali berdampak bagi seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali satwa yang tinggal di objek wisata alam menjadi perhatian oleh seluruh kader GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Fakultas Hukum Unud.
GMNI menggelontor makanan terhadap satwa di Kawasan Monkey Forest Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Minggu (26/9) sebagai pesan kepada pemerintah pusat bahwa dampak Pandemi Covid-19 terhadap pariwisata mematikan semua aspek.
Komisaris GMNI Hukum Udayana, I Wayan Hendra menilai kegiatan memberikan pakan kepada monyet-monyet di kawasan Sangeh ini adalah bentuk kepedulian kepada lingkungan sekitar dan pariwisata. Menurutnya kegiatan ini merupakan penerapan konsep Tri Hita Karana.
“Ini adalah salah satu bentuk kepedulian GMNI kepada objek wisata yang di masa ini begitu menjerit. Di samping itu ini adalah bagian dari sentilan kami kepada pemerintah yang tak kunjung membuka pariwisata Bali untuk internasional," terang Hendra.
Hendra bersama aktivis lainnya dengan tegas meminta pemerintah agar menepati janji membuka border internasional pariwisata Bali di Oktober 2021 ini. Menurutnya rakyat sudah sangat muak dengan janji-janji yang tak kunjung ditepati. “Pemerintah terakhir berjanji akan segera membuka pariwisata Bali di bulan Oktober, tapi ya katanya, kan biasa begitu pemerintah janji-janji saja. Sudah berapa kali Bali diprank? Oktober ini harga mati bagi pariwisata Bali harus dibuka. Semoga janji tak sekedar menjadi imajinasi namun harus mampu terealisasi untuk membangkitkan Bali kembali," tegas Hendra dalam rilisnya yang diterima NusaBali, Minggu kemarin.
Sementara itu pihak pengelola objek wisata Monkey Forest Sangeh, I Made Adnyana mengapresiasi kepedulian GMNI ini. Karena selama ini pihaknya juga sangat kewalahan dengan biaya makanan satwa yang dulu biasanya dianggarkan dari pemasukan objek wisata Sangeh. "Akan tetapi karena kondisi Pandemi Covid-19 seperti ini jadi tidak ada pemasukan," ujar Adnyana.
“Ditutupnya objek wisata benar-benar sangat berdampak terhadap kondisi satwa di Monkey Forest Sangeh, bukan hanya itu masyarakat sekitar dan para pekerja objek wisata pun benar-benar sangat berdampak," beber Adnyana. *nat
Komentar