Distan Buleleng Target Asuransikan 2.300 Ekor Sapi
SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Pusat menurunkan program Asuransi Usaha Ternak Sapi Kerbau (AUTS) untuk melindungi usaha ternak, khususnya sapi dan kerbau.
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, menargetkan 2.300 ekor sapi atau kerbau terlindungi progam AUTS di tahun 2021. Namun, hingga September ini baru 163 ekor yang diasuransikan. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Buleleng, Made Siladharma mengatakan, untuk asuransi ternak sapi yang mendapat subsidi dari pemerintah khusus untuk sapi atau kerbau betina minimal berumur 1, masih produktif dan dalam kondisi sehat. Ternak yang didaftarkan menjadi peserta AUTS paling banyak 15 ekor per peternak skala kecil.
Adapun sasaran peserta AUTS adalah peternak yang tergabung dalam kelompok ternak. Besaran premi yang harus dibayar hanya Rp 40 ribu per tahun. "Pemerintah pusat mensubsidi sebesar 80 persen sedangkan sisanya 20 persen ditanggung peternak. Dari premi Rp 200 ribu, peternak cukup membayar Rp 40 ribu saja," jelas Made Siladharma, dikonfirmasi Minggu (26/9) siang.
Jika sapi atau kerbaunya mati atau hilang dicuri, peternak dapat klaim sebesar Rp 10 juta. "Dengan masuk asuransi ternak mereka mendapat perlindungan," kata dia. Hanya saja, minat kelompok peternak yang mengikuti program AUTS masih terbilang minim. Dinas Pertanian Buleleng sendiri telah melakukan sosialisasi untuk mencapai target 2.300 peserta. Namun baru 163 ekor sapi diasuransikan lewat kelompok ternak.
Bahkan, dari tahun 2018, jumlah peternak yang ikut dalam program AUTS cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2018 Dinas Pertanian Buleleng menargetkan 1.000 ekor, namun hanya terealisasi 633 ekor. Selanjutnya, pada tahun 2019 realisasi mengalami penurunan hanya 455 ekor dari target 1.105 ekor. Kemudian, pada tahun 2020 hanya terealisasi 209 ekor dari target 1.650 ekor.
Diakui Made Siladharma, minimnya keikutsertaan masyarakat ternak lantaran masih awam dengan manfaat ikut asuransi. "Kurangnya pemahaman peternak terkait asuransi, masih rendahnya minat petani terkait stigma peternak tentang asuransi yang sulit dalam prosedur klaim, dan peternak masih enggan ikut program asuransi karena menganggap risiko kecil," sebutnya. 8mz
1
Komentar