LPD Bedulu Tunggu Hasil Audit
Pasca Nasabah Rama-ramai Tarik Uang
LPLDP Gianyar juga sedang berkoordinasi ke Pemprov Bali. Sebab, dana untuk biaya audit cukup besar.
GIANYAR, NusaBali
Pasca didera kasus kesulitan pencairan tabungan dan deposito nasabah, para nasabah Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Adat Bedulu, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, terus menarik dana mereka. Guna mengetahui kondisi keuangan LPD yang sebenarnya, pengurus LPD ini sedang menunggu hasil audit dari Lembaga Pengawas LPD (LPLPD) Kabupaten Gianyar.
Hal itu dikatakan Bendesa Adat Bedulu Gusti Ngurah Serana, Selasa (28/9). Dia mengaku, LPD Bedulu masih beroperasi. Namun, setiap hari ada saja nasabah yang menarik dana. ‘’Karena isu (LPD bermasalah, Red), nasabah ramai-ramai narik uang mereka. Tapi LPD masih beroperasi," tegas anggota Fraksi PDIP DPRD Gianyar di kantor DPRD setempat.
Bendesa Ngurah Serana mengaku, setiap hari LPD Bedulu menyediakan kas untuk melayani nasabah. Namun jumlah kas yang ada tergantung situasi, antara lain sesuai jumlah dana yang dapat ditarik dari nasabah peminjam dana. Dengan nada agak kecewa, dia menyebut karena isu ‘LPD bemasalah’ menyebabkan banyak nasabah penabung dan deposan menarik tabungan. "Selama ini, LPD kami bayar tabungan dan deposito jatuh tempo, pakai dana yang dipinjam nasabah. Ya, ada juga kredit yang macet," terangnya.
Guna menjawab isu tersebut, pihak LPD sempat melakukan rapat desa. "Audit itu dilakukan atas dasar rapat di desa, bersama pengurus dan masyarakat. Hasil rapat, memohon kepada LPLPD untuk mengaudit keuangan LPD Bedulu," terangnya.
Hanya saja, jelas Ngurah Serana, hasil audit belum rampung. "Karena dana besar, maka audit agak lama. Ini adalah cara menjawab pertanyaan masyarakat. Kalau hasil audit pasti lebih valid," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, LPLDP Gianyar juga sedang berkoordinasi ke Pemprov Bali. Sebab, dana untuk biaya audit cukup besar. "Kami mohonkan dana dari Pemprov Bali. Karena dana audit tidak kecil. Bisa puluhan juta," ungkapnya.
Ngurah Serana mengakui, selama terjadi banyak penarikan dana nasabah, pihak Kejaksaan Negeri (PN) Gianyar sempat mendatangi Kantor LPD Bedulu. "Kejaksaan memang ikut membina. Maka kejaksaan ikut mengambil tindakan," jelasnya.
Namun Ngurah Serana terkesan menyembunyikan terkait sedikitnya sembilan orang dari unsur managemen, prajuru Desa Adat Bedulu, dan karyawan LPD, telah dipanggil untuk dimintai keterangab oleh jajaran Kejari Gianyar.
Sebelumnya, LPD Desa Adat Bedulu didera masalah keuangan sejak beberapa bulan terakhir. Akibatnya, penabung serta deposan yang sudah jatuh tempo, kesulitan manarik dana mereka. Informasi di Desa Bedulu, Rabu (9/6), para penabung kesulitan menarik uang mereka. Padahal tabungan jadi satu-satunya harapan di masa sulit pandemi Covid-19. Kondisi tersebut telah terjadi sejak awal tahun 2021.
Informasi di Gianyar, per 31 Desember 2019, LPD Bedulu meraih laba Rp 4,7 miliar lebih. Pengelolaan tabungan Rp 18, 9 miliar lebih, deposito Rp 358.600.880.000, pinjaman hampir Rp 244,4 miliar, dan aset Rp 430,6 miliar lebih. *nvi
Hal itu dikatakan Bendesa Adat Bedulu Gusti Ngurah Serana, Selasa (28/9). Dia mengaku, LPD Bedulu masih beroperasi. Namun, setiap hari ada saja nasabah yang menarik dana. ‘’Karena isu (LPD bermasalah, Red), nasabah ramai-ramai narik uang mereka. Tapi LPD masih beroperasi," tegas anggota Fraksi PDIP DPRD Gianyar di kantor DPRD setempat.
Bendesa Ngurah Serana mengaku, setiap hari LPD Bedulu menyediakan kas untuk melayani nasabah. Namun jumlah kas yang ada tergantung situasi, antara lain sesuai jumlah dana yang dapat ditarik dari nasabah peminjam dana. Dengan nada agak kecewa, dia menyebut karena isu ‘LPD bemasalah’ menyebabkan banyak nasabah penabung dan deposan menarik tabungan. "Selama ini, LPD kami bayar tabungan dan deposito jatuh tempo, pakai dana yang dipinjam nasabah. Ya, ada juga kredit yang macet," terangnya.
Guna menjawab isu tersebut, pihak LPD sempat melakukan rapat desa. "Audit itu dilakukan atas dasar rapat di desa, bersama pengurus dan masyarakat. Hasil rapat, memohon kepada LPLPD untuk mengaudit keuangan LPD Bedulu," terangnya.
Hanya saja, jelas Ngurah Serana, hasil audit belum rampung. "Karena dana besar, maka audit agak lama. Ini adalah cara menjawab pertanyaan masyarakat. Kalau hasil audit pasti lebih valid," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, LPLDP Gianyar juga sedang berkoordinasi ke Pemprov Bali. Sebab, dana untuk biaya audit cukup besar. "Kami mohonkan dana dari Pemprov Bali. Karena dana audit tidak kecil. Bisa puluhan juta," ungkapnya.
Ngurah Serana mengakui, selama terjadi banyak penarikan dana nasabah, pihak Kejaksaan Negeri (PN) Gianyar sempat mendatangi Kantor LPD Bedulu. "Kejaksaan memang ikut membina. Maka kejaksaan ikut mengambil tindakan," jelasnya.
Namun Ngurah Serana terkesan menyembunyikan terkait sedikitnya sembilan orang dari unsur managemen, prajuru Desa Adat Bedulu, dan karyawan LPD, telah dipanggil untuk dimintai keterangab oleh jajaran Kejari Gianyar.
Sebelumnya, LPD Desa Adat Bedulu didera masalah keuangan sejak beberapa bulan terakhir. Akibatnya, penabung serta deposan yang sudah jatuh tempo, kesulitan manarik dana mereka. Informasi di Desa Bedulu, Rabu (9/6), para penabung kesulitan menarik uang mereka. Padahal tabungan jadi satu-satunya harapan di masa sulit pandemi Covid-19. Kondisi tersebut telah terjadi sejak awal tahun 2021.
Informasi di Gianyar, per 31 Desember 2019, LPD Bedulu meraih laba Rp 4,7 miliar lebih. Pengelolaan tabungan Rp 18, 9 miliar lebih, deposito Rp 358.600.880.000, pinjaman hampir Rp 244,4 miliar, dan aset Rp 430,6 miliar lebih. *nvi
1
Komentar