Penyakit Ngorok Serang Ayam
Penyakit ngorok mengganas sejak musim hujan sekitar dua lalu.
BANGLI, NusaBali
Cuaca buruk ditandai hujan lebat mendadak pada sore hari dan siangnya panas terik, berimbas buruk pada peternakan ayam warga. Akibatnya, ternak unggas jenis ayam broiler atau ayam pedaging, terjangkit penyakit ngorok.
Dampaknya, peternak ayam banyak merugi karena ayam mereka banyak mati. Menurut para peternak, penyakit ngorok mengganas sejak musim hujan sekitar dua lalu. “Ditandai dengan nges-ngesan (hidungnya berlendir),” ujar I Nengah Repot, salah seorang peternak di Banjar/Desa Demulih Kecamatan Susut, Bangli, Kamis (19/1).
Perternak berusaha mengobati penyakit ayam mereka untuk menghindari kerugian. Namun usaha tersebut tak mempan. Sebagian besar ayam yang terjangkit ngorok mati. “Hanya seberapa yang bertahan hidup,” lanjut Repot.
Kematian ayam karena sakit ngorok ini terbilang tinggi. Seperti yang dialami Repot. Dari 4.000 ekor ayamnya, sekitar 700 ekor (17,5 persen) mati akibat serangan penyakit ngorok. “Ini jelas sudah merugikan,” kata Repot. Jumlah kematian tersebut, kata Repot, sudah diatas wajar yakni maksimal 2,5 persen. Kata dia, apabila kematian ayam diatas 2,5 persen, dipastikan berakibat kerugian pada peternak. “Namun karena ini merupakan pekerjaan tetap, kami lakoni meski kadang merugi,” ujar Repot.
Kadis Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan(PKPP) Bangli I Wayan Sukartana menyatakan sejauh ini belum ada laporan terkait dampak cuaca buruk pada sektor perternakan, khususnya ternak ayam. “Belum ada sampai saat ini, khususnya dari peternak kecil,” kata Sukartana. Namun demikian pihaknya tetap melakukan pantauan. Rencananya dia akan mengeluarkan surat edaran untuk mengantisipasi dampak cuaca buruk pada ternak. “Karena secara deduktif, faktor cuaca berpengaruh pada kesehatan ternak,” jelasnya. Sedang untuk peternakan berskala besar, seperti usaha ternak ayam pedaging, kata Sukartana, tidak menjadi kewenangan Dinas PKPP. “ Kalau peternak besar kan mereka sudah ada SOP (standar operasi prosedur)-nya. Laporannya tidak ke kami,” tandas Sukartana.
Untuk diketahui beberapa kawasan di Bangli memang dikenal sebagai sentra peternakan ayam. Antara lain di Kecamatan Susut yakni Desa Demulih, Desa Apuan, Desa Sulahan dan lainnya. Di Kecamatan Tembuku, diantaranya di Desa Tembuku. Ada dua jenis usaha peternakan ayam yang digeluti warga Bangli yakni ternak ayam pedaging/broiler dan ternak ayam petelor. Hal itu karena secara umum iklim dan lingkungan pada sebagian wilayah Bangli relatif mendukung, teduh dan cukup hangat. * k17
Cuaca buruk ditandai hujan lebat mendadak pada sore hari dan siangnya panas terik, berimbas buruk pada peternakan ayam warga. Akibatnya, ternak unggas jenis ayam broiler atau ayam pedaging, terjangkit penyakit ngorok.
Dampaknya, peternak ayam banyak merugi karena ayam mereka banyak mati. Menurut para peternak, penyakit ngorok mengganas sejak musim hujan sekitar dua lalu. “Ditandai dengan nges-ngesan (hidungnya berlendir),” ujar I Nengah Repot, salah seorang peternak di Banjar/Desa Demulih Kecamatan Susut, Bangli, Kamis (19/1).
Perternak berusaha mengobati penyakit ayam mereka untuk menghindari kerugian. Namun usaha tersebut tak mempan. Sebagian besar ayam yang terjangkit ngorok mati. “Hanya seberapa yang bertahan hidup,” lanjut Repot.
Kematian ayam karena sakit ngorok ini terbilang tinggi. Seperti yang dialami Repot. Dari 4.000 ekor ayamnya, sekitar 700 ekor (17,5 persen) mati akibat serangan penyakit ngorok. “Ini jelas sudah merugikan,” kata Repot. Jumlah kematian tersebut, kata Repot, sudah diatas wajar yakni maksimal 2,5 persen. Kata dia, apabila kematian ayam diatas 2,5 persen, dipastikan berakibat kerugian pada peternak. “Namun karena ini merupakan pekerjaan tetap, kami lakoni meski kadang merugi,” ujar Repot.
Kadis Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan(PKPP) Bangli I Wayan Sukartana menyatakan sejauh ini belum ada laporan terkait dampak cuaca buruk pada sektor perternakan, khususnya ternak ayam. “Belum ada sampai saat ini, khususnya dari peternak kecil,” kata Sukartana. Namun demikian pihaknya tetap melakukan pantauan. Rencananya dia akan mengeluarkan surat edaran untuk mengantisipasi dampak cuaca buruk pada ternak. “Karena secara deduktif, faktor cuaca berpengaruh pada kesehatan ternak,” jelasnya. Sedang untuk peternakan berskala besar, seperti usaha ternak ayam pedaging, kata Sukartana, tidak menjadi kewenangan Dinas PKPP. “ Kalau peternak besar kan mereka sudah ada SOP (standar operasi prosedur)-nya. Laporannya tidak ke kami,” tandas Sukartana.
Untuk diketahui beberapa kawasan di Bangli memang dikenal sebagai sentra peternakan ayam. Antara lain di Kecamatan Susut yakni Desa Demulih, Desa Apuan, Desa Sulahan dan lainnya. Di Kecamatan Tembuku, diantaranya di Desa Tembuku. Ada dua jenis usaha peternakan ayam yang digeluti warga Bangli yakni ternak ayam pedaging/broiler dan ternak ayam petelor. Hal itu karena secara umum iklim dan lingkungan pada sebagian wilayah Bangli relatif mendukung, teduh dan cukup hangat. * k17
Komentar