Ikan Gabus, Predator yang Diminati Para Pecinta Ikan Hias
GIANYAR, NusaBali.com – Ikan gabus, yang memiliki nama latin channa striata, atau nama populernya disebut ikan channa merupakan salah satu ikan predator yang dapat disulap menjadi ikan yang bernilai jual tinggi.
Akhir-akhir ini para pecinta ikan hias mulai melirik ikan channa sebagai salah satu ikan yang memiliki keindahan, corak, warna dan ciri khasnya tersendiri. Selain dapat tumbuh memiliki corak yang beragam, ikan channa juga tidak terlalu membutuhkan perlakuan khusus dalam pemeliharaannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Ari Pratama dan Narata dua orang pemuda asal Banjar Kawan, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang merupakan pencinta sekaligus penjual ikan channa. “Tidak sulit untuk merawat ikan channa, air pun tidak harus rutin dibersihkan. Hanya dikasih makan dua kali dalam sehari saja, pakannya bisa menggunakan cacing, potongan udang, atau pelet,” jelas Ari Pratama.
Ari Pratama mengaku mulai memperjualbelikan ikan channa sejak satu tahun lalu. “Lumayan sehari kadang laku 10 ekor, kadang laku 25 ekor, yang paling sering laku berukuran 6 cm dengan harga Rp 40.000 per ekornya,” ujarnya.
Ikan channa memiliki keunikannya tersendiri, yakni corak dan warna dari ikan channa dapat disesuaikan sesuai dengan keinginan si pemilik. “Warna itu tergantung pakan ikannya, di sini ada istilahnya nama pakan pelet ikan ‘premium blue’ untuk membuat corak ikan channa menjadi kebiruan, dan ‘premium red’ untuk membuat corak ikan channa menjadi kemerahan,” tutur Ari sambil memperlihatkan pakan ikan yang dimilikinya.
Ari Pratama mengungkapkan awalnya tertarik pada ikan hias jenis ikan cupang, namun seiring berkembangnya tren, kini ia pun mulai mengembangbiakkan ikan channa tersebut. “Pertama saya beli secara online ikan channa jenis limbata jantan dan betina, terus saya buatkan kolam di sawah sekitar 2 meter x 2 meter. Setelah berkembang biak, anak-anaknya saya rawat dan berikan perlakuan khusus untuk mendapat corak dan warna yang diinginkan,” kata pria berkumis tipis itu.
Ari bersama Narata pun kini memiliki puluhan ekor anakan ikan channa yang siap diperjualbelikan. “Kalau ikan yang ada di akuarium sekitar puluhan, sebagian ada di kolam yang ada di sawah juga,” ungkapnya.
Kemudian Narata menambahkan bahwa pertumbuhan ikan channa relatif lama, untuk mencapai ukuran ideal, terutama mendapatkan keindahan corak dan warnanya secara jelas. “Ukuran ikan channa yang paling besar di sini 30 cm, butuh waktu sekitar satu tahun untuk membuat ukuran segitu,” ujar pria berambut panjang itu.
Dirinya pun menjelaskan warna dan corak ikan channa akan semakin jelas terlihat, apabila ikan tersebut memiliki sifat agresif. “Kalau ikannya diam saja, berarti itu pertanda bahwa ikan mengalami stres. Bisa jadi karena kondisi air, dan pola makan ikan yang kurang bagus,” jelasnya sambil mengetuk kaca akuarium untuk memancing ikan channa agar agresif.
Untuk mencegah terjadinya stres pada ikan channa, Narata menjelaskan bahwa peranan obat anti parasit sangat berpengaruh untuk membantu menstabilkan kondisi ikan tersebut. “Biasanya obat anti parasit itu diteteskan pada air, nanti sekitar satu atau dua jam ikan sudah kembali aktif lagi,” jelasnya.
Dirinya pun menyebutkan bahwa jika ukuran ikan channa telah mencapai 20 cm maka dapat memiliki harga jual sekitar Rp 125.000, dan jika sudah berukuran 30 cm memiliki harga jual sekitar Rp 250.000. “Kalau ikan yang sering menang kontes, harganya bisa sampai puluhan juta,” ungkapnya bersemangat.
Ari Pratama dan Narata pun berharap agar eksistensi dan tren ikan channa dapat terus lestari terutama para penggemar ikan hias, khususnya para penggemar ikan hias yang ada di Bali. “Di samping hobi, kegiatan ini juga telah menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi kami. Harapannya agar tren ikan channa ini tidak cepat hilang,” jelas Ari. *rma
Hal tersebut disampaikan oleh Ari Pratama dan Narata dua orang pemuda asal Banjar Kawan, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang merupakan pencinta sekaligus penjual ikan channa. “Tidak sulit untuk merawat ikan channa, air pun tidak harus rutin dibersihkan. Hanya dikasih makan dua kali dalam sehari saja, pakannya bisa menggunakan cacing, potongan udang, atau pelet,” jelas Ari Pratama.
Ari Pratama mengaku mulai memperjualbelikan ikan channa sejak satu tahun lalu. “Lumayan sehari kadang laku 10 ekor, kadang laku 25 ekor, yang paling sering laku berukuran 6 cm dengan harga Rp 40.000 per ekornya,” ujarnya.
Ikan channa memiliki keunikannya tersendiri, yakni corak dan warna dari ikan channa dapat disesuaikan sesuai dengan keinginan si pemilik. “Warna itu tergantung pakan ikannya, di sini ada istilahnya nama pakan pelet ikan ‘premium blue’ untuk membuat corak ikan channa menjadi kebiruan, dan ‘premium red’ untuk membuat corak ikan channa menjadi kemerahan,” tutur Ari sambil memperlihatkan pakan ikan yang dimilikinya.
Ari Pratama mengungkapkan awalnya tertarik pada ikan hias jenis ikan cupang, namun seiring berkembangnya tren, kini ia pun mulai mengembangbiakkan ikan channa tersebut. “Pertama saya beli secara online ikan channa jenis limbata jantan dan betina, terus saya buatkan kolam di sawah sekitar 2 meter x 2 meter. Setelah berkembang biak, anak-anaknya saya rawat dan berikan perlakuan khusus untuk mendapat corak dan warna yang diinginkan,” kata pria berkumis tipis itu.
Ari bersama Narata pun kini memiliki puluhan ekor anakan ikan channa yang siap diperjualbelikan. “Kalau ikan yang ada di akuarium sekitar puluhan, sebagian ada di kolam yang ada di sawah juga,” ungkapnya.
Kemudian Narata menambahkan bahwa pertumbuhan ikan channa relatif lama, untuk mencapai ukuran ideal, terutama mendapatkan keindahan corak dan warnanya secara jelas. “Ukuran ikan channa yang paling besar di sini 30 cm, butuh waktu sekitar satu tahun untuk membuat ukuran segitu,” ujar pria berambut panjang itu.
Dirinya pun menjelaskan warna dan corak ikan channa akan semakin jelas terlihat, apabila ikan tersebut memiliki sifat agresif. “Kalau ikannya diam saja, berarti itu pertanda bahwa ikan mengalami stres. Bisa jadi karena kondisi air, dan pola makan ikan yang kurang bagus,” jelasnya sambil mengetuk kaca akuarium untuk memancing ikan channa agar agresif.
Untuk mencegah terjadinya stres pada ikan channa, Narata menjelaskan bahwa peranan obat anti parasit sangat berpengaruh untuk membantu menstabilkan kondisi ikan tersebut. “Biasanya obat anti parasit itu diteteskan pada air, nanti sekitar satu atau dua jam ikan sudah kembali aktif lagi,” jelasnya.
Dirinya pun menyebutkan bahwa jika ukuran ikan channa telah mencapai 20 cm maka dapat memiliki harga jual sekitar Rp 125.000, dan jika sudah berukuran 30 cm memiliki harga jual sekitar Rp 250.000. “Kalau ikan yang sering menang kontes, harganya bisa sampai puluhan juta,” ungkapnya bersemangat.
Ari Pratama dan Narata pun berharap agar eksistensi dan tren ikan channa dapat terus lestari terutama para penggemar ikan hias, khususnya para penggemar ikan hias yang ada di Bali. “Di samping hobi, kegiatan ini juga telah menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi kami. Harapannya agar tren ikan channa ini tidak cepat hilang,” jelas Ari. *rma
Komentar