Berpengalaman Menjadi Presenter di Media, Kuasai 6 Bahasa Negara
Putu Ayu Asty Senja Pratiwi PhD, Akademisi yang Ditunjuk Jadi Jubir Unud Demi Hapus Dosa Masa Lalu
Kuasai Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa China, Bahasa Jepang, Bahasa Italia, selain Bahasa Indonesia, Putu Ayu Asty Senja Pratiwi sempat mengajar pada sejumlah lembaga pendidikan di Jepang
DENPASAR, NusaBali
Rektor Unud 2021-2025, Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara M Eng, 57, membuka paradigma baru untuk menghapus dosa ‘pelit informasi ke media’ di masa lalu. Berusaha memulai keterbukaan informasi dengan media, Prof Antara tunjuk Putu Ayu Asty Senja Pratiwi PhD, 35, sebagai Juru Bicara (Jubir) Unud. Perempuan ini adalah sosok akademisi seabrek pengalaman di luar kampus, termasuk jadi presenter media dan sering ditunjuk jadi MC, serta menguasai 6 bahasa negara.
Putu Ayu Asty Senja Pratiwi yang kini dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Unud (sejak 2010), sudah tak asing di dunia media. Dia berpengalaman menjadi presenter Bali TV (2002-2005) dan TVRI Bali (2008-2010). Akademisi kelahiran Singaraja, 25 Januari 1986, ini juga seorang MC atau pembawa acara. Senja Pratiwi juga pernah tembus 5 besar Putri Bali 2005 dan jadi Miss Bali dalam acara Asian Beauties Gathering di Guang Xi, China pada 2007.
Karena backgroundnya yang memiliki pengalaman di media, Senja Pratiwi kemudian diangkat Prof Antara menjadi Jubir Unud. Senja Pratiwi sempat diperkenalkan kepada awak media saat acara Media Gathering yang digelar Unud di La Prissa Kitchen, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, 24 September 2021 malam.
“Sebenarnya tahun 2010 saat jadi mulai dosen, saya juga langsung ditugaskan di bagian humas dan protokol. Sampai akhirnya tahun 2017 saya ke Jepang untuk lanjut pendidikan S3, sehingga selama 3,5 tahun off. Balik ke kampus, dipanggil Bapak Rektor (Prof Antara) untuk menghadap dan langsung ditunjuk jadi Jubir Unud. Menurut bapak, katanya karena background saya pernah di media,” ujar Senja Pratiwi saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Selasa (28/9).
Ada beberapa tugas yang mesti dilakukan Senja Pratiwi sebagai Jubir Unud. Di antaranya, publikasi prestasi, layanan, aktivitas, dan informasi seputar Unud secara berkala, serta membangun dan menjaga komunikasi & hubungan baik dengan media. “Bapak Rektor menekankan, setiap hari ada publikasi tentang Unud,” terang Senja Pratiwi.
“Sumbernya berasal dari 13 fakultas, unit-unit layanan, hingga rektorat. Dari sana kami akan ambil beritanya. Kita lihat juga urgensi beritanya untuk dipublikasikan apa tidak,” lanjut akademisi berusia 35 tahun yang menempuh pendidikan terakhir (S3) PhD Degree, Asian Educational System Development di The Graduate School of East Asian Studies, Yamaguchi University, Jepang (Oktober 2017–Maret 2021) ini.
Selain itu, Jubir Unud juga wajib memonitor, merekam, dan mengevaluasi opini publik. Maka, jika ada berita isu tentang Unud, akan ditangani dengan konfirmasi dari pihak yang berwenang memberikan statemen. “Kalau media misalnya mendengar kasak kusuk atau isu, sekarang kita sudah punya wadah WhatsApp Grup. Agar berita berimbang, media bisa sampaikan ada isu apa di masyarakat tentang Unud. Selanjutnya, kami konfirmasi, arahkan ke atasan yang berwenang untuk bicara,” katanya.
Meskipun mengemban tugas baru sebagai Jubir Unud, namun kewajiban Senja Pratiwi sebagai dosen tetap berjalan. Senja Pratiwi pun berharap antara kewajiban mengajar dan tugasnya yang baru itu bisa seiring sejalan. “Diatur saja waktunya. Kalau misalnya lagi ada acara atau tugas, tapi harus ngajar mahasiswa, nanti saya minta bantuan teman protokol yang lain untuk bergerak,” papar anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Made Astika SE dan I Gusti Ayu Made Armini SSos ini.
Ketertarikan Senja Pratiwi di dunia media dan MC sejatinya sudah diminati dari remaja, ketika dia mendapat kesempatan bergabung jadi presenter di media khusus untuk remaja, ‘Wiyata Mandala’. Setelah mengasah diri saat SMA di Wiyata Mandala, Senja Pratiwi aktif belajar MC semasa kuliah hingga sering diperbantukan jadi pembaca acara di berbagai fakultas di Unud.
Senja Pratiwi juga meniti karier menjadi presenter di Bali TV (2002-2005), kemudian TVRI Bali (2008-2010). Di sela-sela kerja di media, Senja Pratiwi juga menjajal ajang Pemilihan Putri Bali 2005 dan berhasil tembus 5 besar. Dia juga pernah menjadi Miss Bali dalam acara Asian Beauties Gathering di Guang Xi, China tahun 2007.
Selain fasih bercuap-cuap, sosok Senja Pratiwi juga bisa berbicara dalam beberapa bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa China, Bahasa Jepang, dan Bahasa Italia. “Hanya saja, beberapa bahasa menjadi pasif, karena tidak pernah dipakai atau diucapkan,” jelas ibu tiga anak dari pernikahannya dengan Nyoman Satyayudha Dananjaya SH MKn PhD ini.
Karena kemampuannya itu, Senja Pratiwi sempat jadi pengajar di beberapa lembaga pendidikan selama kuliah S3 di Jepang. Antara lain, Teaching Assistant di Yamaguchi University (2017–2021), Research Assistant di Yamaguchi University (2017-2021), pengajar Bahasa Inggris di Noda Gakuen Private Elementary School (2018-2020), hingga sebagai volunteer mengajar Bahasa Inggris untuk Hagi Kindergarten and Elementary School dan Mine City Kindergarten and Elementary School (2017-2020). *ind
Putu Ayu Asty Senja Pratiwi yang kini dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Unud (sejak 2010), sudah tak asing di dunia media. Dia berpengalaman menjadi presenter Bali TV (2002-2005) dan TVRI Bali (2008-2010). Akademisi kelahiran Singaraja, 25 Januari 1986, ini juga seorang MC atau pembawa acara. Senja Pratiwi juga pernah tembus 5 besar Putri Bali 2005 dan jadi Miss Bali dalam acara Asian Beauties Gathering di Guang Xi, China pada 2007.
Karena backgroundnya yang memiliki pengalaman di media, Senja Pratiwi kemudian diangkat Prof Antara menjadi Jubir Unud. Senja Pratiwi sempat diperkenalkan kepada awak media saat acara Media Gathering yang digelar Unud di La Prissa Kitchen, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, 24 September 2021 malam.
“Sebenarnya tahun 2010 saat jadi mulai dosen, saya juga langsung ditugaskan di bagian humas dan protokol. Sampai akhirnya tahun 2017 saya ke Jepang untuk lanjut pendidikan S3, sehingga selama 3,5 tahun off. Balik ke kampus, dipanggil Bapak Rektor (Prof Antara) untuk menghadap dan langsung ditunjuk jadi Jubir Unud. Menurut bapak, katanya karena background saya pernah di media,” ujar Senja Pratiwi saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Selasa (28/9).
Ada beberapa tugas yang mesti dilakukan Senja Pratiwi sebagai Jubir Unud. Di antaranya, publikasi prestasi, layanan, aktivitas, dan informasi seputar Unud secara berkala, serta membangun dan menjaga komunikasi & hubungan baik dengan media. “Bapak Rektor menekankan, setiap hari ada publikasi tentang Unud,” terang Senja Pratiwi.
“Sumbernya berasal dari 13 fakultas, unit-unit layanan, hingga rektorat. Dari sana kami akan ambil beritanya. Kita lihat juga urgensi beritanya untuk dipublikasikan apa tidak,” lanjut akademisi berusia 35 tahun yang menempuh pendidikan terakhir (S3) PhD Degree, Asian Educational System Development di The Graduate School of East Asian Studies, Yamaguchi University, Jepang (Oktober 2017–Maret 2021) ini.
Selain itu, Jubir Unud juga wajib memonitor, merekam, dan mengevaluasi opini publik. Maka, jika ada berita isu tentang Unud, akan ditangani dengan konfirmasi dari pihak yang berwenang memberikan statemen. “Kalau media misalnya mendengar kasak kusuk atau isu, sekarang kita sudah punya wadah WhatsApp Grup. Agar berita berimbang, media bisa sampaikan ada isu apa di masyarakat tentang Unud. Selanjutnya, kami konfirmasi, arahkan ke atasan yang berwenang untuk bicara,” katanya.
Meskipun mengemban tugas baru sebagai Jubir Unud, namun kewajiban Senja Pratiwi sebagai dosen tetap berjalan. Senja Pratiwi pun berharap antara kewajiban mengajar dan tugasnya yang baru itu bisa seiring sejalan. “Diatur saja waktunya. Kalau misalnya lagi ada acara atau tugas, tapi harus ngajar mahasiswa, nanti saya minta bantuan teman protokol yang lain untuk bergerak,” papar anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Made Astika SE dan I Gusti Ayu Made Armini SSos ini.
Ketertarikan Senja Pratiwi di dunia media dan MC sejatinya sudah diminati dari remaja, ketika dia mendapat kesempatan bergabung jadi presenter di media khusus untuk remaja, ‘Wiyata Mandala’. Setelah mengasah diri saat SMA di Wiyata Mandala, Senja Pratiwi aktif belajar MC semasa kuliah hingga sering diperbantukan jadi pembaca acara di berbagai fakultas di Unud.
Senja Pratiwi juga meniti karier menjadi presenter di Bali TV (2002-2005), kemudian TVRI Bali (2008-2010). Di sela-sela kerja di media, Senja Pratiwi juga menjajal ajang Pemilihan Putri Bali 2005 dan berhasil tembus 5 besar. Dia juga pernah menjadi Miss Bali dalam acara Asian Beauties Gathering di Guang Xi, China tahun 2007.
Selain fasih bercuap-cuap, sosok Senja Pratiwi juga bisa berbicara dalam beberapa bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa China, Bahasa Jepang, dan Bahasa Italia. “Hanya saja, beberapa bahasa menjadi pasif, karena tidak pernah dipakai atau diucapkan,” jelas ibu tiga anak dari pernikahannya dengan Nyoman Satyayudha Dananjaya SH MKn PhD ini.
Karena kemampuannya itu, Senja Pratiwi sempat jadi pengajar di beberapa lembaga pendidikan selama kuliah S3 di Jepang. Antara lain, Teaching Assistant di Yamaguchi University (2017–2021), Research Assistant di Yamaguchi University (2017-2021), pengajar Bahasa Inggris di Noda Gakuen Private Elementary School (2018-2020), hingga sebagai volunteer mengajar Bahasa Inggris untuk Hagi Kindergarten and Elementary School dan Mine City Kindergarten and Elementary School (2017-2020). *ind
1
Komentar