PTM Serentak, Siswa Tak Diwajibkan Berseragam
Bupati Pantau Sejumlah Sekolah di Hari Pertama
Bupati meminta pihak sekolah tidak mempermasalahkan, sepanjang siswa berpakaian rapi ke sekolah.
MANGUPURA, NusaBali
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara serentak dilaksanakan di Kabupaten Badung mulai Jumat (1/10). Namun, di hari pertama masuk sekolah, siswa tak diwajibkan berseragam. Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta meminta pihak sekolah tidak mempermasalahkan hal tersebut sepanjang berpakaian rapi ke sekolah.
Di SMPN 1 Kuta Utara, misalnya, sebagian besar siswa sudah memakai seragam pramuka, karena bertepatan hari Jumat. Namun, beberapa anak terlihat memakai pakaian hitam putih, celana jeans, dan pakaian bebas rapi. “Karena tahun sebelumnya kelas VIII belum dapat pakaian. Ada juga yang sudah tidak muat. Tadi juga ada yang pakai blue jeans,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN 1 Kuta Utara Wayan Nada, di sela-sela pelaksanaan PTM kemarin.
Meski tak dipersoalkan untuk saat ini, namun di kemudian hari pihaknya khawatir anak-anak yang tidak memiliki seragam akan menjadi minder. “Walaupaun saat ini untuk pakaian masih dibebaskan. Tapi, kasian anak-anak,” katanya yang mengaku akan segera berkomunikasi dengan komite terkait seragam sekolah.
Dijelaskan, SMPN 1 Kuta Utara termasuk memiliki jumlah siswa paling banyak. Jika ditotal secara keseluruhan mencapai 1.257 siswa. Untuk kelas VII saja mencapai 13 kelas. Karena itu, untuk PTM ini disiasati siswa masuk seminggu sebanyak dua kali. Yakni kelas VII masuk Senin dan Kamis, kelas VIII masuk Selasa dan Jumat, serta kelas IX masuk Rabu dan Sabtu. “Jumlah siswa kami banyak, sehingga kami atur masuknya, seminggu dua kali. Sisanya pembelajaran secara daring,” katanya.
Cara yang sama juga dilakukan oleh SMPN 3 Abiansemal yang juga merupakan sekolah dengan jumlah siswa yang banyak. Sekolah yang termasuk menjadi favorit para siswa ini memiliki total jumlah siswa sebanyak 1.038 siswa. Terdapat 11 kelas untuk setiap tingkatnya. “Untuk PTM ini, anak-anak masuk seminggu dua kali. Karena PTM-nya terbatas, dan agar semua dapat giliran masuk sekolah, maka kami atur sedemikian rupa,” ujar Wakasek Kurikulum SMPN 3 Abiansemal Ni Nyoman Suastini.
Hari pertama PTM di SMPN 3 Abiansemal, para siswa tampak kebingungan mencari kelasnya. Selain itu, kondisi seragam yang tak sama juga terlihat di SMPN 3 Abiansemal. Bahkan beberapa siswa masih mengenakan seragam SD-nya. Pihak sekolah pun mengakui bahwa hingga saat ini belum ada arahan yang jelas mengenai hal tersebut. Pihak sekolah hanya mengikuti arahan dari Pemkab Badung, yang dalam hal ini Disdikpora Badung.
Sementara itu, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta didampingi Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa meninjau pelaksanaan PTM serentak di sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kuta, dan Kuta Utara. Turut hadir anggota DPRD Badung Wayan Luwir Wiyana, Wayan Loka Astika, AA Anom Gumanti, AA Ngurah Ketut Agus Nadi Putra, Plt Kadisdikpora Badung Made Mandi, Plt Kalaksa BPBD Badung Wayan Wirya, Camat Kuta Selatan, Camat Kuta, dan Camat Kuta Utara.
Soal seragam, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta mengakui bahwa program seragam gratis belum bisa dilaksanakan karena anggaran difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19. Pihaknya pun menyadari jika PTM digelar para orang tua dihadapkan dengan masalah pakaian. “Untuk itu saya sudah minta untuk guru se-Badung, masalah pakaian jangan dipersoalkan. Silahkan mau pakai pakaian apa silahkan yang penting rapi,” tegas Giri Prasta.
Mengingat pemerintah Kabupaten Badung belum bisa membelikan seragam sekolah untuk siswa, pihaknya pun membebaskan bilamana orang tua yang membelikan seragam untuk anak-anaknya. “Kalau memang ada yang membeli pakaian, silahkan,” kata bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang itu.
Namun demikian, pihaknya berjanji akan membelikan pakaian dengan catatan pemerintah memiliki dana yang cukup untuk itu. “Kabupaten Badung akan menghitung dana dan akan kami berikan pakaian gratis itu,” katanya.
Dikatakan Bupati Giri Prasta, berdasarkan kesepakatan pelaksanaan PTM mengadopsi sejumlah penyesuaian, seperti durasi terbatas bervariasi, mulai dari 1 jam hingga 2 jam dan pembelajaran di kelas hanya pemberian materi saja. Kemudian yang sifatnya praktik akan digelar secara Daring. “Para Guru semua sudah dipastikan mendapatkan vaksinasi, anak-anak didik kami juga sudah melaksanakan prokes yang sangat ketat, karena setiap sekolah sudah menyiapkan sistem mitigasi. Kami tidak mau terjadi cluster di tingkat sekolah dan kami yakin dengan penerapan prokes yang baik maka PTM akan berjalan baik juga” katanya. *ind
Di SMPN 1 Kuta Utara, misalnya, sebagian besar siswa sudah memakai seragam pramuka, karena bertepatan hari Jumat. Namun, beberapa anak terlihat memakai pakaian hitam putih, celana jeans, dan pakaian bebas rapi. “Karena tahun sebelumnya kelas VIII belum dapat pakaian. Ada juga yang sudah tidak muat. Tadi juga ada yang pakai blue jeans,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN 1 Kuta Utara Wayan Nada, di sela-sela pelaksanaan PTM kemarin.
Meski tak dipersoalkan untuk saat ini, namun di kemudian hari pihaknya khawatir anak-anak yang tidak memiliki seragam akan menjadi minder. “Walaupaun saat ini untuk pakaian masih dibebaskan. Tapi, kasian anak-anak,” katanya yang mengaku akan segera berkomunikasi dengan komite terkait seragam sekolah.
Dijelaskan, SMPN 1 Kuta Utara termasuk memiliki jumlah siswa paling banyak. Jika ditotal secara keseluruhan mencapai 1.257 siswa. Untuk kelas VII saja mencapai 13 kelas. Karena itu, untuk PTM ini disiasati siswa masuk seminggu sebanyak dua kali. Yakni kelas VII masuk Senin dan Kamis, kelas VIII masuk Selasa dan Jumat, serta kelas IX masuk Rabu dan Sabtu. “Jumlah siswa kami banyak, sehingga kami atur masuknya, seminggu dua kali. Sisanya pembelajaran secara daring,” katanya.
Cara yang sama juga dilakukan oleh SMPN 3 Abiansemal yang juga merupakan sekolah dengan jumlah siswa yang banyak. Sekolah yang termasuk menjadi favorit para siswa ini memiliki total jumlah siswa sebanyak 1.038 siswa. Terdapat 11 kelas untuk setiap tingkatnya. “Untuk PTM ini, anak-anak masuk seminggu dua kali. Karena PTM-nya terbatas, dan agar semua dapat giliran masuk sekolah, maka kami atur sedemikian rupa,” ujar Wakasek Kurikulum SMPN 3 Abiansemal Ni Nyoman Suastini.
Hari pertama PTM di SMPN 3 Abiansemal, para siswa tampak kebingungan mencari kelasnya. Selain itu, kondisi seragam yang tak sama juga terlihat di SMPN 3 Abiansemal. Bahkan beberapa siswa masih mengenakan seragam SD-nya. Pihak sekolah pun mengakui bahwa hingga saat ini belum ada arahan yang jelas mengenai hal tersebut. Pihak sekolah hanya mengikuti arahan dari Pemkab Badung, yang dalam hal ini Disdikpora Badung.
Sementara itu, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta didampingi Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa meninjau pelaksanaan PTM serentak di sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kuta, dan Kuta Utara. Turut hadir anggota DPRD Badung Wayan Luwir Wiyana, Wayan Loka Astika, AA Anom Gumanti, AA Ngurah Ketut Agus Nadi Putra, Plt Kadisdikpora Badung Made Mandi, Plt Kalaksa BPBD Badung Wayan Wirya, Camat Kuta Selatan, Camat Kuta, dan Camat Kuta Utara.
Soal seragam, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta mengakui bahwa program seragam gratis belum bisa dilaksanakan karena anggaran difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19. Pihaknya pun menyadari jika PTM digelar para orang tua dihadapkan dengan masalah pakaian. “Untuk itu saya sudah minta untuk guru se-Badung, masalah pakaian jangan dipersoalkan. Silahkan mau pakai pakaian apa silahkan yang penting rapi,” tegas Giri Prasta.
Mengingat pemerintah Kabupaten Badung belum bisa membelikan seragam sekolah untuk siswa, pihaknya pun membebaskan bilamana orang tua yang membelikan seragam untuk anak-anaknya. “Kalau memang ada yang membeli pakaian, silahkan,” kata bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang itu.
Namun demikian, pihaknya berjanji akan membelikan pakaian dengan catatan pemerintah memiliki dana yang cukup untuk itu. “Kabupaten Badung akan menghitung dana dan akan kami berikan pakaian gratis itu,” katanya.
Dikatakan Bupati Giri Prasta, berdasarkan kesepakatan pelaksanaan PTM mengadopsi sejumlah penyesuaian, seperti durasi terbatas bervariasi, mulai dari 1 jam hingga 2 jam dan pembelajaran di kelas hanya pemberian materi saja. Kemudian yang sifatnya praktik akan digelar secara Daring. “Para Guru semua sudah dipastikan mendapatkan vaksinasi, anak-anak didik kami juga sudah melaksanakan prokes yang sangat ketat, karena setiap sekolah sudah menyiapkan sistem mitigasi. Kami tidak mau terjadi cluster di tingkat sekolah dan kami yakin dengan penerapan prokes yang baik maka PTM akan berjalan baik juga” katanya. *ind
1
Komentar