Raih Medali Perak, Luh Mas Kecewa
JAYAPURA, NusaBali
Atlet muaythai andalan Bali Luh Mas Sri Diana Wati harus puas dengan medali perak kategori Waikru pada final PON XX 2020, di GOR STT Gidi, Jayapura, Minggu (3/10).
Sedangkan emas diraih atlet tuan rumah Papua, Tiara Lail Kurnia Menonggang. Sedangkan perunggu diraih Nadya Indah Royani (Sulawesi Selatan) dan Novita Anggi Ayuni (Bengkulu).
Dengan raihan medali perak, Luh Mas Sri Diana Wati mengaku sangat kecewa dari target awal ingin meraih medali emas. Tetapi, apapun hasilnya tetap disyukuri. Sebab, dia sudah berupaya menunjukkan kemampuan terbaiknya.
"Persiapan saya di final sudah matang, tapi hasilnya hanya medali perak," kata Luh Mas. Menurut Luh Mas, pelatihnya I Wayan Suwita sudah terus memberikan motivasi untuk menjadi yang terbaik. "Mungkin karena pertandingan diundur dari jadwal, membuat saya lelah dan jengkel," kata Luh Mas.
Menurut Luh Mas, jadwal awal bertanding pukul 13.00 Wita, namun akhirnya baru bertanding pukul 20.00 Wita. "Itu waktu sekitar 10 jam saya menunggu sebelum bertanding, jelas ini menjengkelkan," kata Luh Mas.
Sementara pelatih muaythai Bali Wayan Suwita mengaku sudah curiga sejak awal akan adanya permainan karena ini nomor seni. Menurutnya, sebab sejak awal dua yaki dengan kemampuan atletnya. Tetapi, ini olahraga dengan penilaian subjektivitas yang tinggi.
"Saya apresiasi penampilan Luh Mas mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, tapi dewan juri punya penilaian berbeda," kata Suwita yang juga Sekum Muaythai Bali. *dek
Dengan raihan medali perak, Luh Mas Sri Diana Wati mengaku sangat kecewa dari target awal ingin meraih medali emas. Tetapi, apapun hasilnya tetap disyukuri. Sebab, dia sudah berupaya menunjukkan kemampuan terbaiknya.
"Persiapan saya di final sudah matang, tapi hasilnya hanya medali perak," kata Luh Mas. Menurut Luh Mas, pelatihnya I Wayan Suwita sudah terus memberikan motivasi untuk menjadi yang terbaik. "Mungkin karena pertandingan diundur dari jadwal, membuat saya lelah dan jengkel," kata Luh Mas.
Menurut Luh Mas, jadwal awal bertanding pukul 13.00 Wita, namun akhirnya baru bertanding pukul 20.00 Wita. "Itu waktu sekitar 10 jam saya menunggu sebelum bertanding, jelas ini menjengkelkan," kata Luh Mas.
Sementara pelatih muaythai Bali Wayan Suwita mengaku sudah curiga sejak awal akan adanya permainan karena ini nomor seni. Menurutnya, sebab sejak awal dua yaki dengan kemampuan atletnya. Tetapi, ini olahraga dengan penilaian subjektivitas yang tinggi.
"Saya apresiasi penampilan Luh Mas mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, tapi dewan juri punya penilaian berbeda," kata Suwita yang juga Sekum Muaythai Bali. *dek
Komentar