Penebang Kayu Tewas Tertimpa Pohon
Buruh penebang kayu I Nyoman Suma, 40, ditemukan sekarat di tegalan milik I Nyoman Nadra, di Banjar Penusuan, Desa Tegalalang, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Jumat (20/1).
GIANYAR, NusaBali
Belum sempat mendapat tindakan medis, korban asal Banjar Timbul, Desa Pupuan, Kecamatan Tegalalang ini meregang nyawa. Sebelum dibawa ke rumah duka, jenazah korban dititip di Puskesmas Tegallalang.
Informasi di lapangan, Suma bersama tiga orang lainnya bekerja memotong kayu di tegalan milik Nadra di Banjar Penusuan, Tegalalang, sekitar pukul 10.00 Wita. Korban bersama rekannya menebang pohon jenis Albesia. Pohon tersebut telah terikat tali yang rencana akan ditarik. Begitu pohon akan tumbang, korban menarik tali tersebut. Namun tali tersangkut pada pohon Kelapa yang jaraknya beberapa meter dari pohon yang ditebang. Korban kembali menarik tali namun lagi-lagi talinya tersangkut, kali ini pada rumpun bambu.
Saat menarik tali yang tersangkut pada rumpun bambu itu, diduga korban tertimpa cabang kayu jenis Albesia yang sudah lapuk dengan ketinggian 15 meter yang ikut tertarik. Kayu lapuk tersebut menimpa kepala serta wajah korban. Rekan sesama buruh penebang kayu melihat korban bersimbah darah dan kondisinya sekarat. Selanjutnya korban dilarikan ke Puskesmas Tegalalang, namun korban dinyatakan sudah meninggal oleh tim medis.
Kapolsek Tegalalang AKP Putu Gede Ardana mengatakan, setelah korban dibawa ke Puskesmas baru dilaporkan ke Mapolsek Tegalalang. Sekitar pukul 11.00 Wita, Unit Reskrim Polsek Tegalalang melakukan identifikasi serta olah TKP di tegalan milik Nyoman Nadra. Hasil pemeriksaan luar, korban mengalami patah hidung, gigi tanggal, dan penyok pada kepala sebelah kiri. “Gigi korban ditemukan di TKP, tidak ditemukan luka terbuka pada tubuh korban,” ungkapnya. Saat ditemukan oleh rekannya, posisi korban jatuh tersungkur di atas potongan pohon Albesia yang telah ditebang sebelumnya.
Pihak keluarga yang mengetahui korban telah meninggal langsung berdatangan ke Puskesmas Tegalalang. Istri korban, Ni Nyoman Bawak menangis histeris dan dipegang oleh kerabat yang lain. Salah satu kerabat Ni Made Gumbleg mengatakan sehari-harinya korban yang ayah dua anak itu bekerja sebagai buruh penebang kayu dan tak jarang menjadi tukang panjat pohon kelapa. Korban rencana akan langsung dikubur Jumat sore. “Mungkin langsung dibawa ke setra, tidak dibawa ke rumah. Pihak keluarga juga masih berunding, mengingat ada upacara di banjar,” ungkapnya. * e
Informasi di lapangan, Suma bersama tiga orang lainnya bekerja memotong kayu di tegalan milik Nadra di Banjar Penusuan, Tegalalang, sekitar pukul 10.00 Wita. Korban bersama rekannya menebang pohon jenis Albesia. Pohon tersebut telah terikat tali yang rencana akan ditarik. Begitu pohon akan tumbang, korban menarik tali tersebut. Namun tali tersangkut pada pohon Kelapa yang jaraknya beberapa meter dari pohon yang ditebang. Korban kembali menarik tali namun lagi-lagi talinya tersangkut, kali ini pada rumpun bambu.
Saat menarik tali yang tersangkut pada rumpun bambu itu, diduga korban tertimpa cabang kayu jenis Albesia yang sudah lapuk dengan ketinggian 15 meter yang ikut tertarik. Kayu lapuk tersebut menimpa kepala serta wajah korban. Rekan sesama buruh penebang kayu melihat korban bersimbah darah dan kondisinya sekarat. Selanjutnya korban dilarikan ke Puskesmas Tegalalang, namun korban dinyatakan sudah meninggal oleh tim medis.
Kapolsek Tegalalang AKP Putu Gede Ardana mengatakan, setelah korban dibawa ke Puskesmas baru dilaporkan ke Mapolsek Tegalalang. Sekitar pukul 11.00 Wita, Unit Reskrim Polsek Tegalalang melakukan identifikasi serta olah TKP di tegalan milik Nyoman Nadra. Hasil pemeriksaan luar, korban mengalami patah hidung, gigi tanggal, dan penyok pada kepala sebelah kiri. “Gigi korban ditemukan di TKP, tidak ditemukan luka terbuka pada tubuh korban,” ungkapnya. Saat ditemukan oleh rekannya, posisi korban jatuh tersungkur di atas potongan pohon Albesia yang telah ditebang sebelumnya.
Pihak keluarga yang mengetahui korban telah meninggal langsung berdatangan ke Puskesmas Tegalalang. Istri korban, Ni Nyoman Bawak menangis histeris dan dipegang oleh kerabat yang lain. Salah satu kerabat Ni Made Gumbleg mengatakan sehari-harinya korban yang ayah dua anak itu bekerja sebagai buruh penebang kayu dan tak jarang menjadi tukang panjat pohon kelapa. Korban rencana akan langsung dikubur Jumat sore. “Mungkin langsung dibawa ke setra, tidak dibawa ke rumah. Pihak keluarga juga masih berunding, mengingat ada upacara di banjar,” ungkapnya. * e
Komentar