Tim Forensik Siap Otopsi Siswa SD yang Meninggal Patah Leher
AMLAPURA, NusaBali
Kepala Departemen Forensik Medikolegal FK Unud RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit SpF DFM, siap menerjunkan tim forensik untuk mengotopsi jasad siswa kelas VI SD, I Kadek Sepi, 13, yang meninggal dengan leher patah, luka bengkak, dan lebam di sejumlah organ tubuhnya.
Jenazah Kadek Sepi di Setra Desa Adat Linggawana, Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem rencananya dibongkar, Selasa (5/10) besok. Pembongkaran liang kubur setelah dapat izin dari Bendesa Adat Linggawana, I Nyoman Anta.
Kepala Departemen Forensik Medikolegal FK Unud RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit SpF DFM, mengatakan tim forensik adikoordinasikan dr Dudut Rustiadi SpF akan melakukan otopsi di lapangan. “Tim sudah siap melakukan otopsi di kuburan,” ungkap dr Ida Bagus Putu Alit, Minggu (2/10). Setelah otopsi, penyebab korban meninggal akan terungkap. Apakah patah leher, luka lebam, luka lecet dan sebagainya akan terungkap.
Kadek Sepi dari Banjar Babakan, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem tewas dengan leher patah sampai bisa diputar-putar sehingga agak sulit memandikannya. Hal itu diketahui saat upacara memandikan jenazah pada Wraspati Paing Kulantir, Kamis (23/9) lalu. Atas kecurigaan itulah, kakak sepupu korban, I Ketut Eka Putra berkoordinasi dengan pengacara dari OBH KPPA (Organisasi Bantuan Hukum Kelompok Peduli Perempuan dan Perlindungan Anak) Bali di Jalan Ahmad Yani Amlapura, kemudian sepakat melaporkan kematian tidak wajar itu ke Polres Karangasem. Kasus itu dilaporkan pada Selasa (28/9) lalu.
Ketut Eka Putra memaparkan sebelum meninggal secara tragis, adik sepupunya yakni korban Kadek Sepi, awalnya bermain layang-layang di tanah lapang, 21 September 2021 siang mulai pukul 11.30 Wita hingga 14.00 Wita. Berselang 6 jam kemudian, bocah Kadek Sepi tiba-tiba dikabarkan meninggal, petang itu pukul 18.00 Wita. Keesokan harinya, Rabu (22/9), Ketut Eka Putra mendatangi rumah duka korban di Banjar Babakan, Desa Purweekerti. Saat itu, Eka Putra mendapat keterangan dari pamannya, I Nengah Kicen (ayah dari bocah Kadek Sepi), yang menyatakan korban meninggal mendadak karena mencret (diare).
Selanjutnya, jenazah korban dikuburkan di Setra Desa Adat Linggawana keesokan harinya, Kamis (23/9). Sebelum dikubur, jenazah korban dimandikan dulu. Nah, saat jenazahnya dimandikan itulah banyak orang menyaksikan kalau bagian lehernya patah. Lehernya bisa diputar-putar, sehingga agak sulit memandikannya dan mesti dipegangi. Selain itu, kata Eka Putra, terdapat luka lebam di beberapa bagian tubuh termasuk leher. Sedangkan telinga terlihat bengkak dan bahunya mengalami luka lecet. Keterangan Eka Putra ini dikuatkan oleh kesaksian Made Suardana, 42, dan I Nyoman Kertiyasa, 30, krama Banjar Babakan, Desa Purwekerta, yang hadir saat ritual memandikan jenazah korban. *k16
Komentar